She Is Mine

Selesai melakukan pemotretan sekaligus syuting di tempat yang berbeda.

Kini Berliana sedang menikmati makanannya di sebuah restoran terkenal. Biasanya, Berliana yang akan memesan ruangan pribadi untuknya dan Sinta manajernya, tapi kini ia hanya memesan ruangan biasa untuk dirinya sendiri.

Berliana merasa tak perlu khawatir, karena saat ini restoran itu sangat sepi dan mungkin hanya ada dirinya saja di sana. Bagaimana tidak, kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, dan di jam seperti itu orang-orang pasti sedang tidur.

Berliana yang baru saja menyelesaikan jadwalnya, ia merasa lapar. Beruntungnya ada sebuah restoran yang buka 24 jam. Tak henti-hentinya para pelayan wanita, terutama laki-laki menatap Berliana.

Mungkin mereka merasa tidak percaya sekaligus kagum saat tahu jika seorang Berliana kini sedang berkunjung di restoran tempat mereka bekerja.

“Gila sih cakep banget.”

“Ya ampun ..., tahu gitu tadi aku mandi kembang tujuh rupa,” ucap seorang laki-laki dengan wajah yang ia tegakkan.

“Ah kamu, muka pas-pasan saja pakai mandi kembang tujuh rupa segala. Kalau aku bakal pakai parfum satu kilo,” sahut laki-laki lainnya yang kini menyisir rambutnya.

“Dasar cowok-cowok nggak berguna, sana-sana pergi!. Lihat cewek cantik udah langsung ileran.”

“Huh, dasar kamu Ka, bilang aja kamu iri,” sahut lelaki yang pertama kali berbicara pada teman wanitanya, ia tidak sadar jika wanita yang bernama Rika itu menyukainya.

Mendengar bisikan-bisik itu, Berliana merasa tidak nyaman. Ia segera menyelesaikan makan malamnya yang sangat telat itu. Lalu setelahnya ia langsung membayar sendiri.

Keluar dari restoran, Berliana mencoba menelepon Sinta yang tidak kunjung menjawab teleponnya.

“Butuh tumpangan?” Tiba-tiba terdengar suara dari arah depan.

Melihat siapa itu, Berliana hanya memutar matanya malas dan memasang tampang sinis. “Lebih baik anda urus saja wanita anda dulu, jangan sok baik ke saya,” acuh Berliana dengan nada tak suka.

“Aku hanya kasihan saat melihat kamu sendirian, jadi ada baiknya kamu ikut pulang denganku saja.” Lelaki itu, ia Erland Safety, tuan muda dari keluarga Safety.

Kakak tiri Berliana.

“Maaf tuan Safety yang terhormat, sayangnya saya tidak suka merepotkan orang lain.” Berliana masih berusaha untuk terus menolak. “Tidak apa-apa, aku sangat senang jika harus di repotkan. Apalagi oleh seorang bintang ternama seperti Anda.” Jawaban Erland yang tersenyum itu terasa menyebalkan bagi Berliana.

“Oh ya?, tapi sayangnya asisten saya sudah datang, jadi saya permisi.” Meninggalkan Erland yang kini masih menatap ke arahnya, tanpa menoleh Berliana memasuki mobil yang di kemudian oleh Sinta.

“Bukannya itu tuan muda Erland Safety?” tanya Sinta tidak bisa menyembunyikan rasa tidak percaya juga kekaguman dalam suaranya.

Di negara A, tiga tuan muda di perlakukan istimewa dan berbeda. Bahkan untuk nomor plat mobil saja, mereka memiliki keistimewaannya masing-masing.

“Iya.” Berliana hanya menjawab singkat. Ia lalu memainkan ponselnya dan hanya fokus pada ponselnya itu.

“Anda mengenalnya?” tanya Sinta yang merasa penasaran.

“Tidak,” jawab Berliana cepat dengan nada acuhnya.

“Tapi mengapa mobil tuan Erland bisa berhenti di hadapan anda?” Sinta masih terus bertanya, berharap mendapatkan sedikit informasi.

Apakah Berliana dekat dengan tuan safety?' begitulah pemikirannya saat ini.

‘Bukannya tuan Erland terdengar sangat sombong?, bahkan untuk seorang artis papan atas saja ia tidak memberi muka. Lalu mengapa ia seolah menyapa Berliana?’ Batin Sinta, ia sedikit melirik ke arah Berliana yang hanya diam.

“Mungkin hanya kebetulan,” jawab Berliana acuh.

Sinta tahu jika Berliana bukan berasal dari keluarga biasa. Hanya saja Sinta tidak akan pernah menebak jika ibunya Berliana telah menikah dengan Tuan safety yang otomatis Erland telah menjadi kakak tirinya sejak sepuluh tahun yang lalu.

“Dalam pemotretan sebuah iklan nanti, kamu akan di pasangkan dengan seorang aktor sekaligus model senior,” ucap sang sutradara. Herlambang, itulah namanya.

“Siapa?” Bukan bermaksud sombong dan angkuh, tapi nada suaranya memang sudah terbiasa acuh.

Memaklumi hal itu, Herlambang hanya tersenyum. “Blecky Biaswa tuan muda dari keluarga Biaswa” Terdengar jelas sebuah kekaguman saat menyebut sebuah marga yang walau hanya satu kata, tapi mengandung sebuah kehebatan tersendiri.

Blecky, merupakan keturunan keluarga Biaswa. Ia adalah adik sepupu Exsel.

“Aku menolak.” Tanpa menunggu penjelasan dari Herlambang, Berliana langsung menolak begitu saja.

“Nona, mengapa anda menolak. Tuan dari keluarga Biaswa bukan keluarga sembarangan. Lalu kenapa semudah itu anda bisa menolaknya?” Tak mengerti sekaligus tidak percaya Herlambang langsung bertanya alasannya.

Selama ini sangat sulit untuk seorang aktris ataupun model untuk berperan berpasangan dengan Blecky, sekalipun orang itu seorang model internasional. Tidak semudah itu orang-orang bisa berpasangan dengan si tuan muda kedua keluarga Biaswa itu.

“Aku menolak.” Kini nada Berliana terdengar sedikit meninggi, hingga beberapa kru yang sedang beristirahat langsung menatap ke arah mereka.

“Maaf.” Akhirnya Berliana sadar dengan kesalahannya itu. “Tapi aku tetap menolak” Berliana terlihat kukuh pada pendiriannya.

“Mengapa?” Herlambang merasa sangat penasaran dengan penolakan yang tidak terduga itu.

“Tuan Herlambang, bisakah anda memberikan saya pasangan yang lain. Bukankah ini pertama kalinya saya mau untuk menerima pemotretan secara berpasangan.” Biasanya, Berliana hanya menerima pemotretan sendiri tanpa berpasangan.

“Nona, bukankah ini sebuah kehormatan untuk anda. Tuan Blecky sendiri yang menawarkan diri untuk melakukan pemotretan secara berpasangan.” Kata- kata yang seakan mengatakan jika seharusnya Berliana berterimakasih dan senang karena bisa berpasangan dengan seorang Blecky.

“Tuan muda Blecky terlalu terhormat untuk saya.” Berliana berkata dengan nada yang menohok. Dari pengalaman di dunia industri hiburan, memang Blecky jauh di atasnya. Dari latar belakang keluarga pun Blecky jauh di atasnya.

Lalu mengapa jika dirinya menolak?, Apa ia pernah berkeinginan untuk bisa berpasangan dengan seorang Blecky?.

“Nona, jika anda berpasangan dengannya. Anda akan bisa semakin populer. Saya berniat membuat rumor jika anda dan tuan Blecky berpacaran. Dengan begitu, saat anda memainkan peran dalam sebuah film bersama tuan Blecky, film itu akan terkenal dan laku keras,” jelas Herlambang mengungkapkan niatnya.

“Itu nama nya pembohongan publik.” Berliana tak suka akan hal itu.

“Tuan, anda adalah orang yang terhormat. Hanya saja, karena sebuah kepopuleran apakah anda lebih rela melakukan hal yang tidak terhormat seperti hal itu?” Bagaimana pun, Berliana memiliki sedikit kekaguman pada Herlambang, karena semua film yang disutradarai olehnya laku keras dan selalu terkenal.

“Itu bukan pembohongan publik, hanya sebuah tak tik saja.” Herlambang seolah kukuh dengan rencananya.

“Jika memang seperti itu, saya akan menolak perpanjangan kontrak dengan anda.” Berliana mengambil dompet dan handphonenya, lalu berbalik pergi.

...*****...

Sementara di tempat lain.

Blecky, si model papan atas dengan sejuta pesonanya. Ia terlihat diam dan memandang tersenyum ke arah seseorang yang ada di hadapannya.

“Kak.” Suara Blecky terdengar seksi dengan senyum menggoda yang terbit di wajah tampannya. Bahkan wajahnya saja layaknya aset sebuah negara saking tampannya.

Tapi, jika dibandingkan dengan orang yang di panggil kakak, Blecky justru selalu merasa jika ketampanannya tak ada apa-apanya.

“Apakah tidak ada niat untuk menjadi seorang model?” tanya Blecky terkesan jahil. Lalu selanjutnya hanya terdengar hening setelah Blecky mengatakan itu, orang di depan Blecky hanya diam tanpa berkata apa-apa.

“Sia-sia sekali ketampanan Kakak jika tidak di gunakan dengan benar.” Lagi-lagi kata itu seolah diabaikan oleh orang di depannya.

“Hmm ...,sayang sekali. Padahal jika kakak menjadi seorang model. Mungkin masih bisa memiliki kesempatan untuk bersanding dengan seorang Berliana Ang....” Kata-katanya langsung terhenti begitu orang yang ada di hadapannya memandangnya tajam.

“Ya ..., nyatanya aku ini si beruntung--”

“Jangan bertele-tele Blecky, katakan dengan jelas.” Exsel, orang yang di panggil kakak oleh Blecky, meski bukan kakak kandung karena mereka hanya sepupu, tapi tidak di pungkiri jika wajah mereka memiliki sedikit kemiripan.

“Berliana dan aku, kami akan berpasangan dalam sebuah iklan-” Belum selesai Blecky berbicara, tapi ucapannya langsung di potong oleh orang yang ada di hadapannya.

“Batalkan!!” tegas Exsel tiba-tiba.

“Padahal aku belum selesai menjelaskan, tapi kenapa kakak bisa seagresif itu sih ” Seolah ingin menjahili, Blecky terus berkata tanpa peduli raut wajah Exsel

“Batalkan!!!”Lagi-lagi Exsel berbicara dengan nada tegasnya di sertai ancaman.

*****

Jangan lupa vote dan tekan like selesai membaca,beri ranting juga.

Mohon bantuannya😊