NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suro

Keduanya saling mematung bertatapan selama beberapa menit tanpa berkomunikasi sedikitpun. Aldi masih belum sepenuhnya terbiasa untuk berhadapan dengan sosok ghaib sehingga nyalinya belum sepenuhnya terbentuk.

“Permisi mbah” Ucap Aldi Sopan

Bagaimanapun bentuk makhluk yang ditemui dirinya selalu diajarkan oleh bapak agar menggunakan unggah-ungguh saat baru pertama kali bertemu. Prinsip itu selalu ia terapkan pada siapapun karena kesan pertama saat bertemu dengan orang lain akan menentukan bagaimana orang itu akan bersikap kepada kita.

Sosok tersebut hanya membalas dengan geraman yang sangat mengerikan, suara parau yang dikeluarkan didukung dengan bentuk tubuh yang tinggi menjulang serta wajah yang menyeramkan seketika membuat Aldi menciut, akan tetapi hal tersebut tak membuat Aldi gentar ataupun berusaha kabur dari situasi ini

“Mohon maaf mbah apakah njenengan yang kemarin nampakkin diri di kamar saya?” Tanyanya lagi sopan

“Benar” Jawab sosok tersebut dengan suara berat dan nada datar

Tak ingin ada pertikaian atau permusuhan Aldi mencoba berkomunikasi sebaik mungkin, tentunya ia tak ingin berurusan dengan makhluk semengerikan itu apalagi sampai harus bertarung. Perkiraan Aldi makhluk ini sudah berumur ratusan atau mungkin bahkan ribuan tahun menempati daerah sekitar rumahnya. Akan sangat merepotkan jika melawan makhluk ini, lagipula ia tak yakin bisa menang.

“Mohon maaf mbah, apakah kita bisa berdamai? Saya ndak ingin ganggu tempat njenengan tapi mohon jangan ganggu saya dan manusia di sekitar saya” Ungkap Aldi penuh sopan santun dengan mengacungkan dua jarinya

“Aku tidak pernah mengganggu satu pun manusia di sini kecuali ia berbuat tindakan yang aku benci. Aku kenal bapakmu, aku harap sifatmu sebaik bapakmu” Balas Sosok genderuwo tersebut.

Waktu yang berputar kini terasa berhenti sejenak. Sengatan listrik seperti mengalir sekujur tubuhnya, kakinya lemas namun masih kuat menopang tubuhnya berdiri setelah mendengar fakta yang dilontarkan makhluk ini.

Lagi-lagi ia menemukan kepingan puzzle yang ia cari, rupanya sosok di depannya mengenal baik bapaknya. Ini merupakan kesempatan emas baginya untuk menjalin hubungan baik sesama makhluk ciptaaan Tuhan.

“Mbah kenal sama bapak?”

“Aku sudah di sini ribuan tahun, ini wilayah kekuasaanku. Bapakmu sering diserang dukun-dukun brengsek di luar sana, aku ndak tau apa tujuannya tapi bapakmu hanya berusaha melindungi keluarganya”

Sosok tersebut menjelaskan tentang dirinya yang sering membantu bapaknya melawan santet kiriman dari orang-orang yang ingin melukai keluarganya. Genderuwo ini menambahkan bahwa ia tidak akan mengganggu dan berjanji akan selalu membantu bapaknya beserta keturunannya.

Matanya kini basah hingga airnya tumpah setelah mengetahui hal ini, tubuhnya bergetar hebat setelah mengetahui fakta bahwa bapaknya merupakan orang yang sangat hebat, bahkan sosok jin pun bersedia membantunya tanpa adanya kesepakatan yang merugikan. Ketakutannya berubah menjadi rasa haru setelah memahami ini semua.

“Namaku Suro, panggil saja namaku kalau butuh bantuan, aku punya hutang budi kepada bapakmu le”

Aldi mengangguk mantab mendengar kalimat tersebut, kini ia sadar banyak yang peduli dengan dirinya dan bapaknya meskipun itu bukan dari kalangan manusia.

“Terimakasih sudah berkomunikasi dengan sopan santun, dirimu bisa melampaui bapakmu, teruslah berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan, jangan pernah sekalipun menjadi sosok yang angkuh!” Tambah Suro sembari pamit

Perkataan terakhir Suro terpatri kuat dalam benaknya kini.

Pertemuan singkat dengan Suro sesosok genderuwo memberi makna besar untuk dirinya, kini hidupnya seperti permainan puzzle yang di setiap jalannya waktu perlahan menemukan satu per satu kepingan puzzle yang sempat hilang. Ia kini hanya perlu menyusun kepingan puzzle tersebut untuk mengetahui keseluruhan gambar dari kepingan yang ia susun. Namun yang menjadi masalah seberapa banyak kepingan puzzle yang harus ia susun?.

Waktu terus berlalu dan rutinitas harian terus berjalan, hari ini Aldi mengikuti upacara bendera rutin di sekolahnya. Aldi dan teman-temannya berterimakasih kepada Tuhan karena cuaca hari ini cenderung mendung sehingga para siswa tak perlu menjadi ikan asin yang dijemur di bawah terik matahari.

Upacara berlangsung khidmat, namun saat barisan akan dibubarkan terjadi beberapa gangguan.

“Aaaaakkhhhh”

Seorang siswa tergeletak tak berdaya sembari meraung-raung

Gangguan ini cepat menyebar ke siswi lainnya. Sekitar 7-10 siswi dibawa ke UKS untuk mendapat perawatan, petugas kesehatan kini bertugas ekstra keras tidak seperti biasanya yang hanya membuatkan teh hangat, bahkan para guru turut membantu evakuasi para siswi yang pingsan.

Selesai upacara kini para siswa kembali ke kelas masing-masing, ia mendengar dari ketua kelasnya hari ini sementara Bu Eli yang mengajar bahasa Inggris belum bisa masuk ke kelasnya karena masih membantu para siswi yang pingsan sejak tadi. Satu kelas bersorak gembira mendengar hal tersebut terkecuali Aldi, intuisinya menduga sepertinya ada hal tidak beres yang sedang terjadi. Rasa penasaran itu ia ingin buktikan sendiri, kelas-kelas lain nampaknya juga jam kosong sehingga kecurigaannya semakin memuncak.

Pagi yang lumayan dingin ditambah jam kosong merupakan kenikmatan untuk anak sekolah seperti dirinya, namun penyebab jam kosong yang sedikit janggal membuatnya harus menyelidiki hal ini. Aldi berjalan menyusuri lorong melewati beberapa kelas sembali melihat keadaannya, sama persis dengan kelas lain yang sama sekali tidak ada guru bahkan ruang guru serta UKS juga kosong sehingga Aldi terus maju kedepan ke aula yang posisinya dekat pintu gerbang masuk sekolahnya.

Dari kejauhan Aldi sudah merasakan banyak benturan energi yang didominasi energi negatif berkumpul di dalam aula. Nampaknya para siswi yang pingsan belum juga sadar sehingga dikumpulkan di aula. Namun hal yang di luar nalar terjadi saat ia mengintip dari pintu aula yang sedikit terbuka. Terlihat para guru memegangi tiap siswi yang nampaknya kesurupan, ada satu pria asing paruh baya yang nampaknya dipanggil oleh sekolah untuk menyembuhkan para siswi.

Suara geraman, teriakan, hingga tertawa melengking dikeluarkan oleh para siswi bahkan ada yang mencoba memberontak dan menyakiti para guru yang memegang tangan dan kakinya. Cakaran, tendangan hingga diludahi sudah didapatkan para guru sedari awal. Sekitar 10 siswi semuanya kerasukan oleh makhluk yang berbeda-beda. Ruangan tersebut penuh dengan makhluk-makhluk dengan berbagai macam bentuk aneh, mereka seperti mengantri untuk merasuki para siswi.

Aldi hanya memperhatikan dukun tersebut bekerja, beberapa siswi ada yang berhasil disembuhkan namun langsung dimasuki oleh sosok lain sehingga tubuh para siswi berkeringat sangat banyak menandakan telah banyak melakukan aktivitas yang menguras tenaganya. Di tengah musibah yang mendera, dukun tersebut sepertinya bekerja dengan tidak becus, terlihat mulutnya mengucapkan mantra-mantra yang sebenarnya tidak Aldi pahami namun terdengar sangat tidak jelas dan cenderung ngawur.

Dari 10 siswi yang ia tangani bergantian hanya terlihat satu siswi yang benar-benar ia sembuhkan dari kesurupan. Aldi hanya memperhatikan dari jauh, namun sang dukun semakin ugal-ugalan. Ada satu momen saat sang dukun berpura-pura mengobati namun malah mencari kesempatan dalam kesempitan, tangannya bergerak kesana kemari menjelajahi dada dan bokong salah satu siswi. Para guru terlihat geram namun seperti tak ada orang lain yang bisa diharapkan dimintai bantuan.

Geram dengan tingkah bejat sang dukun akhirnya ia membanting pintu aula lalu berlari mendorong si dukun hingga terpental.

“Bugh”

Tak ambil lama Aldi mengambil alih langsung memegang kepala salah satu siswi dengan kedua tangannya, menarik dengan kuat sosok yang masuk ke dalam raga remaja tersebut hingga tertarik keluar dengan paksa. Saat sudah keluar Aldi gelap mata mencekik dengan brutal sosok tersebut lalu melemparkannya ke tembok hingga makhluk tersebut lenyap dalam kesakitan.

“Kurang ajar!” Hardik si dukun dengan suara lantang

“Njenengan dimintain tolong bukan disuruh mesum” Jawab Aldi pedas

“Tau apa kamu bocah!”

Aldi tak mempedulikan ucapan dukun tua tersebut dan fokus mengeluarkan makhluk-makhluk astral yang masih bersemayam di raga beberapa siswi. Melempar, membanting, mencekik hingga melayangkan tendangan sudah Aldi lakukan untuk melenyapkan sosok-sosok astral tersebut, hingga para setan yang terlihat antri nampaknya menciut dan memilih untuk kabur. Aldi benar-benar menyapu bersih seluruh makhluk halus yang ada di aula hingga steril, namun kini sang dukun sepertinya mencari masalah.

Dukun tersebut mendorong Aldi sekuat tenaga sembari berusaha melayangkan pukulan tapi dengan cekatan dihindari. Amarah sang dukun semakin memuncak, sedikit Aldi lengah sebuah tinju melayang ke pipi kanannya.

“Bughh”

Aldi meringis kesakitan sebentar lalu mencoba membalas serangan, kini ia juga tersulut emosinya akibat dukun mesum tersebut yang mencari gara-gara. Bogem mentah melayang mulus di hidung tua sang dukun sampai memuntahkan darah segar dari hidungnya. Perkelahiannya tak terelakan namun Aldi segera ditarik mundur oleh wali kelasnya Pak Jo sehingga luka sang dukun tak lagi bertambah, karena secara fisik Aldi jauh di atas sang dukun.

“Apa?! Mereka bisa disembuhin tanpa digerayangi!” Bentak Aldi dengan tatapan nyalang.

“Diam kamu bocah kentir, ini bagian dari ritual!” Bentak Dukun tak kalah emosi

Keduanya dipisah oleh para guru untuk menghindrai pertikaian lebih lanjut. Dukun tua itu hanya diam memendam amarah dalam tatapannya, tak lama si dukun dibawa keluar oleh salah satu guru untuk meredam ketegangan.

Tapi sepertinya dukun tersebut tidak terima dengan perlakuan yang ia alami

“Semoga dukun cabul itu ndak bikin masalah lagi” batin Aldi.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!