NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Jian Yu berjalan dengan santai setelah mengalahkan Wei Han tadi. Ia merasa puas, karena pedang biasa yang awalnya hanya dihargai tiga koin perak oleh pedagang, justru memberinya sepuluh koin emas dari Wei Han. Bagi Jian Yu, ini transaksi yang sangat menguntungkan. Meski begitu, ia masih bingung bagaimana dirinya bisa mengalahkan Wei Han yang tingkat kultivasinya lebih tinggi. Bahkan saat bertarung, Jian Yu sama sekali tidak merasa kesulitan.

Tiba-tiba, panel sistem muncul di depan wajahnya.

[Tuan bisa mengalahkan Wei Han karena tubuh tuan sudah dibentuk dan ditempa kembali oleh air kolam darah naga langit. Sekarang tubuh tuan sekuat bangsa naga, sehingga tuan mampu mengalahkan musuh satu ranah lebih tinggi dari tuan.]

Sistem memberikan penjelasan yang membuat Jian Yu sedikit tertegun. Saat ia masih mencerna kata-kata itu, ia tiba-tiba teringat dengan pedang Qing Feng miliknya dan satu pedang Pembelah Langit yang tersimpan di dalam inventori.

“Sistem, apakah kedua pedang ini bisa digabungkan menjadi satu?” tanya Jian Yu dengan penasaran.

Panel sistem kembali muncul.

[Tentu bisa, tuan. Namun, untuk menggabungkannya diperlukan sedikit pengorbanan. Koin emas tuan akan diambil sebanyak delapan koin. Setelah digabungkan, pedang ini akan langsung menjadi milik tuan, terkontrak dengan darah tuan. Siapapun yang merebutnya tidak akan bisa menggunakannya. Setelah penggabungan, pedang itu akan menjadi Pedang Penghancur Langit dengan kualitas setara artefak tingkat tinggi. Apakah tuan ingin melakukannya?]

Jian Yu yang masih melangkah di jalan agak terkejut mendengar harga yang diminta. Mau tidak mau, ia harus mengorbankan delapan koin emas yang baru saja ia dapatkan. “Mau tidak mau… gabungkan saja. Baru juga dapat 10 koin emas, eh malah hilang lagi. Begini rasanya kalau sistem mulai mata duitan,” keluh Jian Yu sambil menggaruk kepala.

sistem segera menjawab "itulah yang disebut dengn marketing tuan"jawab sistem dan mulai memproses penggabungan nya.

[Penggabungan pedang Qing Feng dengan Pedang Pembelah Langit dimulai. Mengambil delapan koin emas milik tuan untuk biaya penggabungan…]

Seolah ada tangan tak kasat mata yang menarik, delapan koin emas dari kantong Jian Yu langsung hilang, tersedot masuk ke dalam sistem. Dua pedang di inventori ikut muncul, mengambang di udara. Pedang Qing Feng berkilau dengan bilah hijau kebiruan, sementara Pedang Pembelah Langit memancarkan aura tajam bagai cahaya siang.

Keduanya berputar, saling bertabrakan, lalu meleleh seperti logam panas. Jian Yu terdiam, napasnya tertahan. Logam cair itu berputar cepat, membentuk pusaran kecil sebelum mengeras kembali menjadi sebilah pedang baru.

Bilahnya panjang, ramping, memancarkan cahaya biru keperakan yang menyilaukan. Gagangnya sederhana, hitam pekat dengan ukiran naga. Saat pedang itu melayang ke arahnya, Jian Yu merasakan hawa berat yang menekan dadanya.

[Penggabungan selesai. Artefak tingkat tinggi tercipta: Pedang Penghancur Langit. Pedang ini telah berkontrak dengan darah tuan, hanya tuan yang dapat menggunakannya.]

Pedang itu mendarat di genggamannya. Begitu kulitnya menyentuh gagang, bilah bergetar, menusukkan rasa sakit ke jarinya. Setetes darah keluar dan langsung terserap ke dalam logam. Pedang itu berhenti bergetar, lalu tenang, seolah mengakui pemiliknya.

Jian Yu menghela napas panjang. “Pedang ini… lebih berat, tapi juga terasa menyatu dengan tubuhku.”

Ia mengayunkannya sekali. Angin tajam mengiris udara, meninggalkan jejak putih tipis di tanah berbatu jalan kota. Beberapa orang yang lewat menoleh kaget, namun Jian Yu segera menyarungkan pedang itu kembali.

“Baiklah. Sekarang aku harus hati-hati. Senjata ini terlalu mencolok,” gumamnya, lalu menyimpan pedang itu ke dalam inventori.

Hari semakin siang, pasar Tianlong semakin padat. Jian Yu memutuskan berjalan menuju bagian tengah kota, di mana aula pelelangan dan balai informasi berdiri. Tempat itu ramai oleh pendatang baru, murid sekte, hingga pedagang asing.

Bangunan utama berbentuk paviliun besar dengan atap bertingkat merah tua, dihiasi ukiran naga emas di setiap ujungnya. Bendera-bendera panjang berkibar dengan tulisan besar: Balai Tianlong.

Jian Yu masuk dan melihat banyak papan pengumuman. Ada misi dari sekte kecil, permintaan perlindungan pedagang, hingga tawaran hadiah bagi siapa saja yang bisa membunuh bandit di luar kota.

Saat ia sedang membaca, seorang pemuda berseragam biru mendekat. Rambutnya dikuncir, wajahnya ramah. “Kau orang baru? Namaku Liu Shan, dari Sekte Pedang Angin. Kau tampak asing, boleh kuketahui namamu?”

“Jian Yu,” jawabnya singkat.

Liu Shan tertawa kecil. “Nama yang bagus. Kalau boleh tahu, apa tujuanmu datang ke kota ini? Banyak orang baru masuk, biasanya untuk ikut seleksi sekte atau berdagang.”

“Aku hanya lewat, mencari peruntungan,” jawab Jian Yu santai.

Liu Shan mengangguk. “Kalau begitu hati-hati. Di luar kota sedang kacau. Ada kelompok bandit yang bersekutu dengan pengembara kultivator tingkat tinggi. Beberapa murid sekte sudah tewas. Mereka suka menjarah pedagang dan pemula.”

Jian Yu menyipitkan mata. “Kalau begitu, kenapa sekte-sekte tidak turun tangan?”

“Mereka turun, tapi para bandit itu licik. Sering berpindah tempat, kadang juga menyamar. Sulit diberantas.” Liu Shan menepuk bahu Jian Yu. “Kalau kau masih tahap rendah, jangan coba-coba keluar kota sendirian.”

Jian Yu hanya mengangguk, namun dalam hati ia tahu cepat atau lambat ia akan bersinggungan dengan mereka.

Malam harinya, suasana kota Tianlong kembali ramai. Jian Yu duduk di kedai kecil di tepi jalan, menikmati nasi hangat dengan lauk daging panggang dan sayuran rebus. Saat sedang makan, terdengar suara gaduh dari jalan.

Sekelompok orang berseragam hitam masuk ke kota, wajah mereka kasar. Di punggung mereka tergantung berbagai senjata, mata mereka liar menatap kiri kanan. Orang-orang langsung minggir dan menunduk.

“Bandit Gunung Darah…” bisik salah satu warga dengan suara gemetar.

Jian Yu meletakkan sumpit, menatap mereka tajam. Ia bisa merasakan aura kuat dari beberapa orang di kelompok itu. Setidaknya ada dua yang sudah mencapai tahap Penyerapan Qi tingkat lima, jelas lebih tinggi darinya.

Pemimpin mereka, pria tinggi dengan bekas luka di wajah, berteriak lantang. “Kami masuk kota bukan untuk cari masalah. Tapi kami butuh minuman dan hiburan malam ini. Kalau ada yang coba menghalangi, darahnya akan membasahi jalan Tianlong!”

Semua orang menunduk, pura-pura tidak melihat. Namun salah satu bandit tiba-tiba menarik seorang gadis muda dari kios, memaksanya ikut. Gadis itu berteriak ketakutan, sementara orang-orang hanya bisa diam, takut mati.

Jian Yu menggenggam sumpit erat. Dadanya panas, amarahnya naik. Ia tahu, jika maju nyawanya bisa terancam. Tapi jika diam, ia sama saja membiarkan mereka.

Ia berdiri, langkahnya mantap. “Lepaskan dia.”

Suasana mendadak hening. Semua mata menoleh padanya.

Bandit yang menarik gadis itu menyeringai. “Apa katamu, bocah? Kau pikir siapa dirimu berani melawan kami?”

Jian Yu menarik napas dalam. “Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku tidak akan diam melihatmu bertindak seperti binatang.”

Bandit-bandit itu tertawa keras. Pemimpin mereka melangkah maju, mencabut kapak besar yang memancarkan aura Qi merah darah. “Anak ini berani sekali. Mari kita lihat, apakah kau masih bisa bicara setelah aku membelah kepalamu.”

Jian Yu meraih pedangnya. Namun kali ini, ia tahu pertarungan akan jauh lebih sengit dibanding saat melawan Wei Han. Lawannya bukan bangsawan manja, melainkan pembunuh kejam yang terbiasa dengan darah.

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!