Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Milikku
Latisha sedikit kaget saat ia melihat Agharna dan Akta telah berdiri di balik pintu apartemen nya.
Saat melihat Latisha membuka pintu, Akta langsung menghambur memeluk Latisha. Karena kaget, hampir saja Latisha terjengkang ke belakang. Namun dengan sigap Agharna menarik pinggang Latisha hingga kini posisi Latisha berada dalam pelukan Agharna dan Akta berada diantara mereka. Sesaat mereka berdua terdiam. Pandangan mereka saling bertemu hingga akhirnya Agharna melepaskan tangan nya dari pinggang Latisha. Karena tak siap dengan tindakan Agharna yang melepaskan nya tiba-tiba, tubuh Latisha pun terhuyung dan hampir kembali terjatuh. Untung saja ia bisa menyeimbangkan tubuh nya dengan bertumpu pada dinding di belakangnya. Akhirnya Latisha pun bisa kembali berdiri dengan tegap. Namun dalam hati, ia merutuki Agharna yang hampir saja membuat nya jatuh.
"Terima kasih." Ujar Latisha pelan. Meski sedikit kesal namun Latisha harus berterimakasih pada pria itu. Agharna sendiri hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan Latisha. Pria itu memang irit bicara. Ia terlihat angkuh dan dingin bak kulkas dua belas pintu. Berbeda dengan putra nya Akta yang ramah dan hangat.
"Tante, bolehkah aku menunggu Oma di sini? Aku bosan kalau sama Papa." Ujar Akta memohon. Ia mengatupkan kedua telapak tangan nya di dada. Sungguh menggemaskan. Sedangkan Agharna mendengus mendengar ucapan putranya. Ia memang tak bisa mengambil hati putranya tapi ia sangat menyayangi putranya itu melebihi cintanya pada sang istri. Terkadang Agharna akan berselisih paham dengan Gaia hanya karena Akta. Bagi Agharna, Akta adalah dunianya dan masa depannya. Ia akan membiarkan Akta melakukan apapun yang ia inginkan asalkan tidak di luar batas. Sedangkan Gaia selalu saja mengkritik apapun yang Akta lakukan.
Latisha pun berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Akta.
"Tentu saja, Akta boleh menunggu oma di sini. Tante malah senang jadi ada teman." Ujar Latisha.
"Yeay.. makasih Tante." Akta mengecup pipi Latisha sebagai ucapan terimakasihnya. Latisha pun tersenyum melihat Akta yang terlihat senang.
"Titip dia." Ujar Agharna dengan suara dingin nya.
Latisha pun mengangguk lalu menggandeng tangan mungil Akta.
"Ayo masuk." Ujarnya. Ia tak menghiraukan Agharna yang masih berdiri di sana. Latisha langsung menutup pintu apartemennya.
Agharna pun menggerutu dan mengatai Latisha tak sopan padanya.
"Dasar bar-bar." Monolognya. Lalu ia pun berlalu meninggalkan apartemen Latisha.
Sedangkan Akta kini tengah duduk bersama Latisha di ruang keluarga. Latisha menyalakan televisi dan mencari chanel khusus untuk anak-anak.
"Akta tunggu sebentar di sini ya. Tante mau bawain dulu minuman sama makanan buat Akta." Ujar Latisha.
"Aku ikut Tante aja ke dapur." Ujar bocah itu. Lalu ia beranjak dari duduk nya mengikuti Latisha yang tersenyum. Dulu, Sageon juga seperti Akta, dia akan mengikuti kemanapun ia pergi. Namun setelah kehadiran Radmila di tengah-tengah mereka, Sageon mulai berubah. Ia akan lebih menurut dan perhatian pada Radmila. Sakit hati? Tentu saja. Padahal Sageon adalah satu-satunya alasan dia bertahan dalam pernikahannya dengan Drakara. Sejujurnya saat pertama kali mengetahui Drakara selingkuh dengan Radmila, Latisha ingin segera bercerai. Namun melihat Sageon yang masih kecil, ia pun mengurungkan niat nya untuk berpisah meski hatinya begitu sakit mengetahui kenyataan sang suami telah mendua. Entah apa yang Drakara inginkan saat itu, Perlakuannya masih sama padanya meski ia telah berbagi hati. Drakara akan pulang setiap hari ke rumah. Ia juga masih bersikap lembut dan perhatian padanya. Perlakuannya masih menyiratkan cinta yang besar untuk dirinya. Namun jika benar Drakara mencintainya, tentu ia tak akan selingkuh. Apalagi selingkuh dengan adik tiri Latisha. Sungguh sangat menyakitkan. Mungkin saat itu Drakara pikir Latisha tidak mengetahui perselingkuhannya dengan Radmila. Dia akan membawa Radmila pulang ke rumah dengan alasan Radmila ingin bertemu dengan Sageon sang keponakan. Lalu mereka berdua akan bermesraan di depan Sageon. Sungguh tak tahu malu.
Meski pada awalnya Drakara terkesan menutupi hubungan nya dengan Radmila, lama kelamaan pria itu mulai berani memperlihatkan perhatian lebih pada Radmila di hadapannya. Karena Radmila pikir Latisha pengertian dan tak akan cemburu. Dan yang terpenting Latisha tak akan mungkin pergi meninggalkannya. Drakara semakin berbuat semena-mena. Mereka bertiga, Drakara, Radmila dan Sageon bahkan sering menghabiskan waktu bersama tanpa Latisha.
Mereka bertiga akan pergi bersenang-senang dan melupakan Latisha di rumah yang menunggu kepulangan mereka. Saat itu Latisha merasakan sakit hati sekali. Namun ia tak bisa berbuat apa- apa. Bahkan putranya pun semakin lama semakin jauh dari nya. Sageon hanya menjadikan nya pelayan yang akan memasakkan makanan untuknya dan membantu nya mengerjakan PR. Tak ada lagi kebanggaan Sageon pada Latisha. Ia akan selalu membandingkan Latisha dan Radmila. Sageon selalu mengatakan mama Radmila lebih baik dari mama Latisha. Apapun itu, Sageon akan selalu berada di kubu Radmila daripada Latisha. Sageon bahkan terang-terangan membela Sonia saat ia dan Radmila terlibat perdebatan. Padahal bocah itu tak tahu masalahnya. Sageon bahkan mengadu yang tidak- tidak pada Drakara hingga Drakara melayangkan tangannya ke pipi Latisha tanpa mau mendengar penjelasannya. Meski pada akhirnya Drakara menyesal dan meminta maaf karena telah menampar Latisha, namun pria itu masih saja menyakiti hati Latisha. Ia akan menuruti Sageon yang selalu merengek pada nya untuk selalu pergi bertiga bersama Radmila. Sungguh Latisha sudah tak tahan.
Hingga puncaknya saat Latisha datang di ulang tahun Radmila yang di rayakan tanpa mengundangnya. Namun semua keluarganya datang, bahkan kedua mertuanya pun hadir. Seolah mereka sudah tahu dan mendukung hubungan terlarang antara Drakara dan Radmila. Hari itu, Latisha tak akan pernah melupakan nya dimana Putranya sendiri meminta dirinya di gantikan oleh Radmila. Betapa hancur perasaannya hingga akhirnya ia memutuskan mundur. Namun kemudian rahasia besar terkuak tanpa sengaja, Sageon yang selama ini ia rawat dan ia jaga sepenuh hati bukanlah putra kandungnya. Sageon yang juga menggoreskan luka di hati nya ternyata bukan darah daging nya. Ada sedikit perasaan lega saat mengetahui putra yang begitu menyakiti hatinya ternyata bukan anak kandungnya. Sakit hati nya karena tak di inginkan oleh Sageon telah berkurang saat ia mengetahui kebenaran nya. Ia berharap saat ia menemukan putranya suatu saat nanti, putranya itu akan sangat menyayanginya dan tak akan pernah berpaling darinya apapun yang terjadi. Ia ingin putranya seperti Akta yang tampan dan menggemaskan serta ramah dan hangat.
Latisha kembali tersenyum saat jemari mungil Akta, menggenggam jemarinya. Perasaan hangat menjalar di hatinya. Beberapa tahun di abaikan Sageon membuat Latisha sedih, namun kini Latisha memilki Akta yang begitu perhatian pada nya dan menghargai keberadaannya.
"Akta mau minum apa? Tante punya buah-buahan kalau Akta mau jus." Tanya Latisha. Ia membuka kulkas yang penuh dengan sayuran dan buah-buahan.
"Akta mau jus strawberry aja. Boleh?" Tanya nya sambil menatap Latisha yang mengangguk.
Latisha semakin berharap Akta adalah putranya. Strawberry adalah buah kesukaannya. Dan Akta juga menyukainya. Banyak kesamaan antara dirinya dan Akta. Bahkan wajah mereka mirip, banyak yang mengatakan mereka seperti ibu dan anak saat mereka berada di mini market tempo hari.
"Baiklah, Tante akan buatkan jus strawberry untuk kita berdua." Latisha lalu mengangkat tubuh Akta untuk duduk di kursi bar yang berada di sana.
"Terimakasih Tante." Ujar Akta dengan manis.
"Sama-sama sayang. Tunggu sebentar ya." Ujar Latisha. Ia lalu mengeluarkan Strawberry dari dalam kulkas. Setelah mencuci nya dengan bersih, Latisha lalu memasukan Strawberry tersebut ke dalam blender. Ia menggunakan sedikit gula serta susu.
"Taraaaa..selesai..." Latisha menyimpan gelas berisi jus strawberry yang diatas nya di beri toping whip krim serta potongan buah Strawberry. Terlihat begitu menggiurkan. Mata Akta pun berbinar melihat nya.
"Terimakasih Tante." Ujarnya. Lalu ia menyeruput jus tersebut.
"Ini sangat enak." Ujar Akta lagi. Lalu ia kembali menyeruput jus tersebut hingga hampir setengah gelas.
"Pelan-pelan." Ujar Latisha sambil mengusap bibir Akta yang belepotan.
"Cemilannya Akta mau apa?" Latisha menatap Akta sambil menikmati jus miliknya.
"Apa aja Tante. Akta pasti makan apapun yang Tante buat." Ujar Bocah itu manis. Latisha pun tak kuasa untuk tidak mengecup puncak kepala bocah itu.
"Kenapa Akta manis sekali?" Ujar Latisha sambil tersenyum.
"Akta kan bukan gula Tante, masa manis?" Akta mengerutkan kening nya lucu. Latisha pun hanya tersenyum menanggapi ucapan bocah itu.
Ia menurunkan Akta dari kursi bar lalu menuntunnya kembali ke ruang keluarga. Latisha menyimpan dua gelas jus strawberry di atas meja lalu ia kembali ke dapur mengambil toples berisi cookies.
Saat keduanya tengah menikmati kebersamaan mereka, kembali bel apartemen Latisha berbunyi.
"Mungkin itu oma Shena." Ujar Latisha. Akta pun menganggukkan kepalanya.
"Akta tunggu sebentar di sini ya, Tante bukain dulu pintu." Ujar Latisha. Akta kembali menganggukan kepalanya merespon ucapan Latisha. Wanita itu pun beranjak dari duduk nya dan segera melangkah mendekati pintu dan kemudian membuka nya.
"Mama..." Tiba-tiba Sageon langsung memeluknya. Di belakangnya terlihat Drakara yang membawa buket bunga yang cukup besar.
Latisha tak bisa menolak kehadiran mereka. Menyesal ia tak melihat dulu siapa yang datang dari lubang pintu, karena ia pikir yang datang adalah Oma Shena yang akan menjemput Akta. Tapi ternyata yang datang adalah dua pria yang saat ini sedang Latisha hindari.
"Mama kenapa tidak mengajak kami masuk?" Sageon mendongak menatap mama nya.
"Maaf...ayo masuk." Mau tak mau Latisha pun mempersilahkan keduanya untuk masuk.
"Ini untuk mu. Bunga cantik untuk wanita cantik." Drakara menyerahkan buket bunga yang di pegang nya.
"Terimakasih. " Ujar Latisha. Ia lalu meletakkan buket tersebut d atas meja begitu saja. Ia lalu menuntun Sageon menuju ruang keluarga. Bocah itu sedikit kaget saat mendapati Akta berada di sana. Tak hanya Sageon yang kaget, Drakara pun terlihat tak suka melihat keberadaan Akta di sana. Ia merasa jika Latisha terlalu dekat dengan anak itu. Ia takut jika rencana nya mendekati Latisha melalui Sageon akan gagal karena kehadiran bocah itu.
"Kenapa dia ada di sini?" Sageon kembali mendongak menatap Latisha, ada nada tak suka dari pertanyaannya.
"Akta sedang menunggu omanya. Mungkin sebentar lagi Omanya akan menjemputnya." Jelas Latisha. Ia bukan tidak tahu jika Sageon yang tak menyukai kehadiran Akta di sini. Namun Latisha berusaha untuk mengabaikan nya. Ia malah menuntun Sageon untuk lebih dekat dengan Akta.
"Akta kenalin, ini Sageon." Latisha langsung memperkenalkan Sageon kepada Akta. Bocah itu pun tersenyum lalu beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekati Sageon lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Hallo Sageon. Senang bertemu dengan mu. Kenalin nama aku Akta." Ujar bocah itu. Ia bersikap ramah pada Sageon meskipun kemarin Sageon telah mendorongnya.
Dengan malas Sageon pun menerima uluran tangan Akta tanpa mengatakan sepatah katapun.
Latisha menggiring mereka berdua untuk kembali duduk di atas sofa sambil melihat acara televisi yang tengah menayangkan film animasi untuk anak-anak.
"Sageon mau minum apa?" Latisha menawari putranya untuk minum. Sejenak Sageon terdiam, lalu ia melirik dua gelas jus strawberry yang berada di atas meja, ia pun mengerutkan keningnya karena merasa heran. Kenapa ada dua gelas jus strawberry di sana? apa mungkin itu milik ibunya? tapi setahunya ibunya sangat menyukai jus jeruk sama sepertinya.
"Ini punya siapa?" Bukan nya menjawab pertanyaan Latisha, Sageon malah balik bertanya sambil menunjuk dua gelas jus strawberry yang berada di atas meja.
"Itu punyaku dan juga punya Tante cantik." Bukan Latisha yang menjawab melainkan Akta.
"Jangan bohong kamu mamaku tidak suka jus strawberry mamaku lebih menyukai jus jeruk sama sepertiku." Ujar Sageon. Ia menatap kesal. Akta yang menurutnya sok tahu.
Lalu Sageon menatap Latisha yang masih berada di depan nya.
"Beneran itu punya mama?" Sageon menatap Latisha sambil menunjuk gelas yang berisi jus strawberry.
"Iya itu punya mama." Jawab Latisha.
"Bukan nya mama gak suka strawberry?"
"Bukan mama yang tidak menyukai nya. Tapi kamu yang tidak suka strawberry. Makanya mama jarang membuat jus strawberry di rumah." Jawab Latisha bijak.
"Mama bilang mama menyukai jeruk sama seperti ku. Sekarang kenapa berbeda?" Sageon kesal karena Nana tidak lagi menyukai apa yang menjadi kesukaannya.
"Mama menyukai jeruk juga. Banyak buah yang mama suka." Ujar Latisha lagi.
Sageon pun terdiam. Ia merasa mama nya kini malah terkesan lebih berpihak pada Akta. Ia tak suka.
"Jadi kamu mau jus jeruk? Biar mama buatkan." Latisha beranjak ke dapur untuk membuatkan minuman Sageon dan Drakara. Sementara itu Sageon kini tengah menatap Akta tak suka.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan mamaku. Aku tidak suka." Ujar Sageon galak.
"Kenapa seperti itu? Tante sangat baik dan aku suka dengannya." Akta menatap Sageon dengan heran.
"Tapi dia mama ku. Aku tidak mau kamu merebutnya. Mama hanya milikku dan selamanya akan menjadi milikku." Ujar Sageon kesal.
Buat lebih dramatis dong. 😀