Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah
Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya
bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara
MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya
"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.
"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"
Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"
"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sasa dan kedua teman nya
"jadi maksud lo? Lo ketemu sama Fina pas kemarin lagi jogging"
Arkan pun mengangguk kecil. Sembari menunggu pesanan mereka sampai, kedua laki laki itupun mengobrol ringan.
"Rumah dia sekitaran komplek itu ternyata." gumam Arkan membuat Reyval langsung mengangguk.
"Lo beneran tertarik sama dia yah, gue liat liat lo selalu perhatiin dia dari beberapa bulan ini." celetuk nya membuat Arkan tersenyum miring.
"Entah lah, dia begitu menarik di mata gue. Bahkan ketika dia terus terusan menghindar dari gue."
"Deketin aja kalo emang lo tertarik," saran Rey yang hanya di balas anggukan kepala oleh Arkan.
mereka berdua pun larut dalam keheningan sampai makanan yang mereka pesan datang dan keduanya menikmati makanan mereka. Mengingat waktu istirahat tidak lah banyak, mereka harus kembali menghadapi kenyataan bahwa nanti masih ada pelajaran matematikan wajid dan biologi yang tentu nya akan menguras otak mereka.
BRAKKK
"Hahahaha"
"Cupu lo, sumpah liat muka lu aja enek gue"
"anjir udah kek muntahan aja itu semua makanan di kepala lo...ihh jijik banget gua liat nya, huweekk"
Arkan dan Reyval reflek menatap ke arah sumber suara yang begitu cukup intens di telinga mereka. Saat melihat apa yang terjadi, kedua nya dengan syok langsung terbelalak melihat apa yang baru saja terjadi.
Makin di perhatikan, Arkan dengan sangat jelas melihat bahwa itu adalah Fina.
"Cok! Fina cok!" ucap Rey dengan panik.
nafas Arkan seketika memburu, melihat Fina yang tampak di tumpahkan makanan sisa ntah yang isi nya apa aja di sana, terduduk di lantai dalam keterdiaman nya.
"Selametin kocak!" titah Rey, Arkan menatap Rey dengan panik dan langsung mengangguk.
"FINA!" teriak nya berhasil membuat beberapa orang yang mengerubungi Fina dan suasana kantin pun menjadi hening seketika.
Arkan berlari menghampiri Fina yang terduduk di lantai, "Gak ngotak lo yah, ini nih keterlaluan tau gak sih?!!" bentak nya. Berjongkok tepat di hadapan Fina dan memegang kedua lengan gadis itu dengan panik.
"Lo siapa nya fina Arkan? Sampe lo segitu nya bela dia" seorang perempuan bertanya dengan nada sinis nya sambil berdiri bersedekap dada.
Arkan menatap nya dengan nyalang, "Mau siapa nya Fina gue, tapi ini keterlaluan Sa! Lo pikir dia apaan?! Dia manusia sa! Lo gak pantes seenaknya gini!" protes arkan dengan emosi yang hampir menguasainya.
andai saja yang di depannya ini bukan perempuan, bisa dipastikan Arkan langsung memberikan sebuah tinjuan mentah pada manusia di depan nya ini. Tapi sayang nya Sasa perempuan.
"Udahlah, lo gak usah ikut campur Arkan.." Fina bersuara, nafas nya terdengar cukup berat. Terduduk di lantai dengan semua kotor dari kepala hingga kaki nya.
"Gak bisa gitu Fina!,"
Fina menggelengkan kepala nya beberapa kali. "G-gue mau ke toilet dulu." ucap nya.
berusaha berdiri, sedikit menumpukan kekuatan nya di bahu Arkan dengan tangan nya lalu perlahan menegakkan tubuh nya.
Fina tak ingin ini berlanjut, Fina tidak ingin ini akan terus terjadi dan melibatkan Arkan. itu tentu saja akan mempengaruhi sekolahnya dan berakhir orang tua nya kembali mengamuk kepadanya.
Lebih baik dia diam, mana tau Sasa tidak lagi memperlakukan nya seperti ini. Lagi pula jika dia mengadu pada pihak guru, tidak ada juga yang akan membela nya.
"Gue temenin yah na.." ucap Arkan, ikut berdiri dan mengambil posisi untuk memapah Fina.
Lagi lagi Fina menggelengkan kepala nya, "sendiri aja" tolak nya dengan nada rendah. Sungguh dia tidak lagi punya tenaga untuk bersuara. Nafas nya terasa begitu sesak, dan entah kenapa kepala nya begitu pusing.
Arkan terdiam sejenak. Tangan Arkan yang awal nya memegang lengan Fina untuk membantu nya perlahan terlepas, meskipun tak iklas tapi Arkan mencoba untuk mengerti.
Fina pun berjalan melangkah menuju pintu keluar kantin. Dengan sisa tenaga yang ada, Fina menahan sekuat tenaga rasa pusing yang mendera nya.
Arkan yang memperhatikan langkah kecil Fina menatap dengan penuh kekhawatiran. Memandangnya dengan sendu dan menghela nafas nya dengan berat.
Saat Fina sudah benar benar hilang dari pintu Kantin. Reyval dengan cepat menghampiri Arkan dan berdiri tepat di samping lelaki itu. Menatap ke arah Sasa dan kedua teman nya dengan sinis.
"Gue tau lo orang yang cantik, tapi Attitude lo sumpah lebih rendah dari sampah." sarkas nya. Reyval menyunggingkan senyum miring nya sambil terkekeh remeh ke arah sasa.
"Dengan lo bully orang orang yang gak berdaya di sini, gak bikin lo sama sekali keren...asal lo tau aja" ucap Rey lagi.
Arkan pun berdecak sebal. "Jablay lo anjing!" ucap nya begitu kasar, terdengar nada yang begitu emosi di sana. Setelah mengatakan itu, Arkan dan Rey pun langsung berjalan keluar dari kantin meninggalkan Sasa yang melotot menahan amarah mendengar makian dari kedua laki-laki barusan.
"LO MAKI GUE?!! HAH!!" teriak sasa begitu emosi.
Namun siapa yang peduli? Arkan dan Rey bahkan tak melirik sedikit pun ke arah sasa yang tersulut amarah akibat ucapan mereka berdua tadi.
Suasana kantin yang canggung itu, perlahan mencair. beberapa murid menghela nafas nya lega dan kembali mengerjakan aktivitas masing masing mereka. Mengisi bahan bakar untuk kembali di bantai dengan pembelajaran selanjutnya.
Bukan satu atau dua kali bagi mereka melihat kejadian seperti ini. Sasa, tasya dan juga Nia yang terkenal sebagai circle yang suka membully di sekolah itu selalu saja menindas beberapa orang tanpa alasan yang jelas.
Mereka hanya diam menyaksikan semua nya, sesekali ada beberapa murid yang jengah dan melerai kejadian seperti itu terjadi. Namun kebanyakan dari Mereka hanya tidak mau ikut campur, atau kadang tidak ingin terseret ke dalam urusan yang merepotkan itu.
Terutama karena mereka tau bahwa sasa adalah anak dari seorang polisi yang jabatan nya cukup tinggi. Cukup merepotkan jika mereka terseret ke dalam masalah ini, lalu harus melawan hukum yang tentu nya tidak akan pernah bisa sejalan dengan orang orang biasa seperti mereka.
Sehingga pada akhirnya, banyak murid yang hanya bisa diam menyaksikan semua tindakan semena mena dari Sasa dan kedua teman nya itu.