Yulia Citra Lestari, seorang istri tercinta Rayyan Kahesdra. Jarak diantara mereka sangat berbeda. Yulia, diusianya 24 tahun ini ia masih memikirkan nasib yang sama. Setiap ibunya tinggal bersama dengan anaknya ada yang selalu mencurigakan antar suami dan ibunya.
Entah mengapa, desus kian memarak jika suaminya ada hubungan dengan ibunya. Lantas, bagaimana Yulia bisa diam begitu saja.
Apakah Yulia akan mencari tahu kebenarannya ataukah Yulia diam begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Istri?
Bunga kesal saat mata Rafatar hanya tertuju pada Yulia seolah-olah Yulia berhak mendapatkan perhatian dari Bosnya. Bunga kesal, duduk dengan wajah di tekuk menampilkan gigi yang berderet. Suara telepon itu memekik dari telinga Bunga, Ibu Tiri Bunga malah menelpon agar dirinya cepat pulang.
Namun Bunga tak setuju, ia lebih memilih untuk tidak pulang karena di pikiran Ibu Tirinya hanya uang dan uang. Bunga, saat ini malah mengakhiri telepon tersebut. Namun sangkaan, tak jelas dari mulut seorang wanita paruh baya malah menangis atas ketidakadilan yang menimpa Amira.
"Bu! Ibu tidak apa-apa kan, Lalu dimana Anak ibu," ucap Bunga merasa tidak suka orang bersedih.
"Hmm! Anak ibu sedang di rawat, Nak. Oh ya, ibu ingin sekali anak ibu tidak memikirkan lagi istrinya," telusuk Amira dengan sedih sesenggukan meratapi ini semuanya.
"Istri! Maaf Bu, kalau bagi Bunga yang dirawat di ruangan itu siapanya Ibu. Maaf, Bunga hanya ingin tahu bukan Bunga kepo, Bu".
"Dia Menantu Ibu, namun dulu Ibu sempat memiliki hati yang senang padanya. Lalu, tanpa sadar jika anak yang dinikahi itu adalah anak perempuan ku," cicit Amira pasrah apa yang selama ini ia lakukan terhadap Yulia.
Deg
Bunga merasakan tubuhnya Naik drastis, pikiran melayang seperti halnya dengan kondisi saat ia sekarang. Bunga yang duduk lesu, bibirnya keluh sedikit ia berbicara tanya jawab dengan Bosnya. Kali ini Bunga seperti merusak hubungan orang lain, tetapi cinta pertama Bunga yaitu Bosnya.
"Lalu sekarang gimana Menantu ibu, dan siapa namanya. Apakah Bunga boleh tahu, biar hati ibu plong. Mungkin, nanti Bunga bisa sarankan yang baik untuk kedepannya,Bu!"
Tetapi Amira tidak percaya dengan orang luar, Apalagi tipe seperti Bunga yang ingin tahu urusan oranglain. Jika tidak dipastikan, Bunga akan selalu mencari cara agar hubungan tidak awet.
Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sebelahnya. Menyindir sekali, tetapi Amira kini malah duduk hanya bersandar di luar tunggu sambil menunggu menantu nya sembuh.
Disisi lain, Yulia sudah sadar dari tidurnya. Ada yang merasa aneh . Setelah membuka matanya ia malah disuguhi dengan pemandangan seorang lelaki tampan yang ada di depannya. Lelaki itu sangat antusias dan berharap semua akan baik-baik saja. Termasuk, kini Yulia ingin bergerak namun badanya mulai rapuh .
"Aku ada dimana? Tolong jangan sakiti aku. Maaf, Aku harus pergi dari sin."
"Kamu masih tidur atau tidak! Kamu lupa dengan apa yang kau lakukan, jawablah saja."
"Memangnya Aku salah apa, sehingga dengan mudahnya kamu memarahi aku. Aku juga tak butuh bantuanmu, pergi sana," dengan nada mengusirnya seolah akan baik-baik saja nyatanya tidak dengan itu.
Merasa ada suara kebisingan dalam ruangan, secepatnya Bunga ikut masuk jika sampai wanita yang di tolong bos nya tidak mungkin selamat.
Tok
Tok
"Masuklah, cepat."
"Iya Bos! Maaf, kalau kehadiran Bunga disini tidak damai. Bunga sebaiknya pergi saja, Bunga mau pulang".
"Siapa suruh Kamu masuk, Bunga! Keluar sana, Oh ya tak suruh Kamu keluar dengan hati yang tenang bukan?"
"Bentar dulu, seperti nya Yulia kenal dengan kamu. Kamu yang pelanggan salonku. Kamu Bunga kan, yang sengaja membuat diriku yang selalu di marahi oleh Bos Bu Weni kan. Ayo ngaku, kamu Bunga kan," telusuri sumber Yulia yang dulu mengingat wajah Bunga pada saat dirinya tak becus mengerjakan tugas dari bos nya.
"Tidak! mungkin anda salah orang, mana mungkin anda mengingat hal itu. Mungkin salon anda ada diseberang sana, jangan ngaku yang aneh-aneh Mbak," lintas hati mengelak seolah-olah kini Yulia sudah mengetahui bahwa Bunga yang bersalah.
Tanpa disadari Rafatar menyuruh Bunga untuk meminta maaf. Tetapi tangan itu enggan bersalaman dengan Yulia. Yulia tahu, jika kesalahan Bunga tidak hanya sampai disitu bahkan Yulia pernah tidak di gaji pada bulan tersebut.
"Bunga! Apakah engkau tuli, ayo minta maaf pada Yulia".
"Minta maaf! Ga salah, salahku dimana. Berani sekali bapak menyuruhku untuk meminta maaf. Bahkan Bunga tak melakukan hal itu, percayalah bahwa Bunga juga tak ingin campur soal dengan Yulia".
"Minta maaf pada Yulia! Susah kali, walaupun kamu ga salah harus minta maaf. Jangan malah mengelak, kamu tahu kan kalau Yulia sedang sakti".
Akhirnya si empu tersebut meminta maaf pada Yulia. Jika bukan terpaksa maka Bunga tidak akan memaksa kehendak nya. Bunga dengan berat hati malah keluar dengan mengatakan jika dirinya ingin pulang.
Bunga menyadari bahwa kesalahan itu membuat Bunga kesal dengan perbuatan Yulis yang kurang mahir dalam tugasnya .
Sementara Yulia ingin pulang juga, tapi kemanakah Yulia harus pergi! Yulia telah di usir dari rumah suaminya yang kini hanya ada sosok ibu yang sangat mencintai suaminya.
Tak hanya itu, Yulia ingin bangun rasanya badan nya bagaikan pisau belati yang siap menghunus pedang.
Langsung di tangkap memeluk tubuh Yulia, Bunga yang sedari belum pulang malah ikut sedih patah hati yang terdalam.
"Kenapa Pak Rafa tidak memeluk diriku saja, malah perempuan itu yang harus di peluk. Dasar Pak Rafa. Andai Pak Rafa sangat sayang, peluk aja diriku, Pak!"
Tiba-tiba saja Mama Vera datang dengan membawa buahan segar. Namun sayang, Orangtua tersebut belum mengenali istri Rayyan. Namun sebaliknya, jika kini Mama Vera merasa sangat nyaman jika kemungkinan Rafa sudah memiliki calon istri yang baik.
"Assalamu'alaikum, Sayang! Ini siapa?"
"Wa'alaikumussalam, Ini Yulia. Mama, bisa ada disini. Mama tidak jadi pergi ke Bandung. Apa kabar Ma?"
"Baik sayang! Ini kah calon istri baru kamu, kok ga di ceritain ke Mama sih. Mungkin ini kejutan untuk Mama, memang Anak mama kebiasaan suka sembunyikan dari Mama," ujar Mama Vera tidak menyangka bahwa Calon istri nya sangat cantik juga Soleha.
"Bukan Ma, dia hanya wanita yang Rafa temui di jalan. Ma, bukan wanita yang suka pada Rafa".
"Kamu pasti malu untuk mengungkapkan isi hatimu kan, Mama tahu itu, kamu harus jaga Yulia. Yulia itu pasti senang dapat lelaki baik seperti mu, Mama akan selalu mendukung mu, tadi asisten kamu kenapa?" tanya Mama Vera ragu dengan kehadiran Calon istri anaknya.
"Aduh gimana ni! Kalau Rafa dan Yulia belum ada pendekatan. Tapi jujur sih, Kalau Rafa punya rasa kagum dengan Yulia. Kok jadi begini, ceritanya?" Jawab pertanyaan dari Mamanya saat Rafa tidak tahu bagaimana selanjutnya.
"Kamu sekarang harus nurut sama ku. Jangan bantah, kamu harus pura-pura sayang padaku. Ingat, bahwa kita adalah pasangan suami istri. Kamu, mengerti Yulia," pintas suara seperti mengancam diri Yulia. Penekanannya didalam hidup Yulia.
Yulia tidak ingin dengar suara orang-orang yang mengancam batin Yulia. Cukup suaminya saja, kini Rayyan malah bertemu Bunga di lantai 1 .
Bunga yang sebelumnya tidak pernah melihat jika ada sosok lelaki tampan di sekitaran RS. Tapi anehnya, lelaki tersebut memakai pakaian RS dengan hidung mengeluarkan cairan. Namun, Bunga merasakan ada sesuatu didalam hatinya lebih kenal. Tidak lanjut disitu, merasa jijik terhadap darah oranglain.
Mengingat jika Ibu tadi yang mengingat Menantunya , apakah ini yang di ceritakan ibu tersebut.