NovelToon NovelToon
Aqmal Dan Gundu Ajaib

Aqmal Dan Gundu Ajaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno / Si Mujur
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi

Di Telapak tangan kanan nya, tiba tiba gundu itu bersinar biru terang, lalu tenggelam di telapak tangan nya, seperti batu tenggelam di lumpur.

Aqmal menjadi heran sekali, membolak balikan tangan nya, mencari batu gundu tadi, namun tidak terlihat apa apa. Batu itu masuk kedalam telapak tangan nya tanpa terasa sakit apapun.

"Kek!, kemana hilang nya gundu tadi?" tanya Aqmal takjub, seperti melihat sebuah pertunjukan sulap saja rasa nya.

"Itu bukan gundu biasa nak, tetapi gundu ajaib, nama batu gundu itu adalah batu Dimensi Galatian, satu diantara tujuh keajaiban semesta raya ini, gundu ini jaman awal peradaban semesta, hanya di miliki oleh para Kaisar Dewa saja, kau bisa memasuki dimensi Galatian, hanya dengan membuka telapak tangan kanan mu ke satu benda seperti dinding, atau tembok batu dan bayangkan jika sebuah pintu dimensi terbuka, maka batu Galatian ini akan bereaksi membukakan pintu dimensi Galatian untuk mu!" ucap kakek tua itu.

Tiba tiba kakek tua itu menghilang, dan Aqmal pun terbangun dari tidur nya.

Buru buru Aqmal mengambil senter dan menghidupkan lampu teplok, dia baru teringat gundu aneh pemberian kura kura emas tadi sore.

Ternyata gundu itu masih ada di saku celana nya, tanpa ada perubahan apapun juga.

Cukup lama Aqmal mengamati batu gundu itu dengan senter nya, lalu diarahkan nya ke dinding rumah pohon nya, dan membayangkan sebuah pintu dimensi terbuka. namun dia tidak menemukan reaksi apapun juga, seperti nya mimpi nya tadi hanyalah mimpi biasa, sekedar bunga tidur yang tidak punya makna apa apa.

Aqmal meletakan kembali gundu nya kedalam saku celana panjang nya, lalu mematikan lampu teplok dan meneruskan tidur nya.

Pagi menjelang, Aqmal segera mengambil ember, gayung mandi sabun, sikat gigi dan odol, lalu turun ke tepi telaga untuk mandi, seperti rutinitas biasa yang dia lewati tanpa rasa bosan.

Selesai mandi dan ganti pakaian, dia membuat secangkir teh, lantas sarapan pagi dengan nasi dan lauk sisa sore kemarin.

Pagi ini adalah pagi Sabtu, dia akan mengumpulkan kayu kering seperti kebiasaan nya. Kayu kayu itu dia ikat sebesar se pelukan tangan nya, lalu dia antar ke tepi hutan yang berjarak sekitar lima kilometer itu. Seperti biasa, dua ikat besar kayu bakar berhasil dia bawa ke tepi hutan larangan.

Apa bila masih ada waktu, maka Aqmal akan membersihkan kebun nya dari rumput rumput liar.

Saat sore hari nya, Aqmal kembali memancing, setelah mendapatkan seekor ikan, dia pulang, membersihkan ikan yang didapatkan nya tadi, menanak nasi, membakar ikan.

Setelah ikan nya matang bersama sayur dan sambel terasi nya, Aqmal segera mandi membersihkan tubuh nya fi tepi telaga.

Selesai mandi, berulah Aqmal makan, lantas belajar beberapa saat lama nya. Dan saat malam turun, Aqmal segera meniup lampu teplok nya, bersiap untuk tidur.

Namun malam ini, mimpi itu muncul kembali, mimpi bertemu seorang kakek tua berjenggot putih panjang hingga menjuntai sampai ke dadanya.

Mimpi yang sama persis berulang kembali.

Aqmal kembali menatap gundu itu lagi, memperhatikan nya, namun terasa biasa saja, hanya warna nya saja yang rada unik, mirip bola dunia dilihat dari luar angkasa. Hanya itu saja, tidak ada keistimewaan yang lain nya, jangankan sebuah portal ke dimensi lain, bercahaya seperti mimpi nya tadi juga tidak.

"Ah ini hanya mimpi biasa, bunga nya tidur, mungkin karena aku sempat memikirkan tentang mimpi mimpi ku kemarin malam, hingga kembali terbawa mimpi lagi" pikir Aqmal meniup api lampu teplok dan kembali tidur.

Pagi Minggu yang cerah, setelah minum teh dan sarapan seadanya, rutinitas Aqmal bergulir kembali, mencari kayu bakar se ikat besar, mengantarkan nya ke pinggir hutan, setelah itu bergerak masuk kedalam hutan, mencari bunga kenanga hutan yang banyak terdapat di hutan itu.

Sore hari nya, dia menyempatkan diri untuk memancing ikan untuk dibawa pulang.

Setelah mendapatkan dua ekor ikan sebesar kipas, barulah Aqmal turun ke pinggir hutan larangan dengan menuntun sepeda tua nya, menyusuri jalan yang sudah ratusan kali dia lewati itu.

Saat sore menjelang senja, Aqmal tiba di pondok, setelah menyandarkan sepeda tua nya, membuka pintu pondok, membawa barang barang nya masuk.

Baru saja Aqmal masuk, terdengar suara seorang wanita dari luar pondok.

"Assalamualaikum!" ....

"Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, oh bi Oni, ada apa bi?" tanya Aqmal ramah.

"Nak Aqmal ada bawa ikan lagi kah?" tanya bi Oni seorang ibu rumah tangga yang cukup kaya di kampung teluk Nangka ini.

"Ada bi, ini sekitar dua kilogram mungkin!" jawab Aqmal memperlihatkan seekor ikan gurame sebesar kipas.

"Bibi beli lima puluh ribu seekor mau tidak?" tanya bi Oni ramah.

Aqmal tersenyum senang, pendapatan nya Minggu ini bertambah dari biasa nya.

"Baiklah Bu, ini ikan nya!" Aqmal menyerahkan seekor ikan gurame besar itu kepada bi Oni. Bi Oni menerima nya sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan.

Setelah bi Oni pulang dengan sepeda motor matic nya, Aqmal segera membersihkan seekor ikan gurame sebesar piring, sisa yang dia jual pada bi Oni tadi, lalu menanak nasi dan mandi.

Selesai mandi, barulah Aqmal makan ikan gurame goreng dan lalapan sederhana.

Senja turun bersama malam yang datang menyelimuti Bumi, saat Aqmal menghidupkan lampu teplok kaleng susu kental manis, dan kembali membuka buka buku pelajaran nya, hingga kira kira pukul sembilan malam, barulah Aqmal memadamkan lampu teplok nya dan bersiap untuk tidur.

Namun didalam tidur nya, Aqmal kembali bermimpi bertemu dengan orang tua berjenggot putih panjang menjuntai hingga sampai ke dadanya.

Mimpi itu adalah mimpi yang sama persis, berulang kembali.

Buru buru Aqmal bangun, menghidupkan lampu teplok dan mengambil celana yang dia pakai kemarin, di saku celana itulah dia meletakan batu gundu itu.

Aqmal kembali memperhatikan batu itu dengan teliti, bahkan dia mengambil senter untuk menyinari batu itu, namun baru itu mungkin berjenis batu akik sehingga tidak tembus cahaya senter.

Aqmal mengambil kaleng plastik kecil bekas kemasan lulur yang didapat nya dijalan, membersihkan nya, lalu meletakan gundu itu di dalam kaleng plastik itu, serta meletakan nya diatas jendela, barulah Aqmal meniup lampu teplok serta meneruskan tidur nya.

Pagi Senin, Aqmal bangun pagi-pagi, mandi dan gosok gigi, lalu sarapan pagi sisa nya kemarin sore.

Setelah sarapan pagi, dan menyiapkan bekal nya, Aqmal kembali menggowes sepeda tua nya ke warung makan pak Marta, mengantarkan tiga ikat besar kayu bakar, pesanan rutin pemilik warung makan itu, lalu mengantarkan dua kantong bunga kenanga hutan ke pada pengepul, barulah dia meneruskan perjalanan nya ke sekolah.

Namun baru saja dia akan lewat di depan pasar kampung Teluk Nangka, dua orang pemuda yang menjadi preman pasar itu menghadang nya.

Bakar dan Pupung, dua orang preman pasar itu berteriak memanggil Aqmal, menyuruh nya berhenti, namun karena hari ini adalah hari Senin, dimana murid murid semua harus tiba di sekolah lebih awal karena akan mengadakan upacara bendera Senin pagi, maka Aqmal tidak menghiraukan panggilan kedua orang preman pasar itu.

"Maaf bang!, Amal buru buru nih, sudah hampir terlambat!" teriak Aqmal menggowes sepeda tua nya dengan kencang.

Tiba di SMA Citra Mahardika, gerbang nyaris ditutup, untung masih sempat.

Upacara hari itu cukup melelahkan, karena matahari panas terik. Bahkan ada beberapa orang murid perempuan yang jatuh pingsan.

Gracia adalah salah seorang gadis tercantik di sekolah itu, dia berdiri tepat di depan Aqmal.

Saat gadis itu nyaris jatuh, Aqmal dengan sigap menangkap tubuh gadis itu dan membopong nya ke ruang UKS. Beberapa orang murid yang bertugas sebagai palang merah remaja, segera melakukan pertolongan kepada gadis itu.

Aqmal tidak tahu apa kelanjutan nya, karena setelah mengantarkan gadis itu, dia pergi meninggalkan nya di ruang UKS bersama para petugas kesehatan.

Setelah selesai upacara bendera, murid murid pun masuk kedalam kelas nya masing masing. Barulah Aqmal menyadari, jika gadis yang dia tolong tadi berada satu kelas dengan nya. gadis itu duduk di depan Aqmal, berbatas dua buah kursi.

Sementara itu, Aqmal duduk di barisan paling belakang bersama dengan Eman sahabat karibnya.

Hari itu tidak ada yang menarik, semua berjalan seperti biasa nya, tidak ada yang memperhatikan Aqmal, karena dia murid yang tidak menonjol apa apa. Dan bukan pula anak orang kaya yang perlu dijilat dan di puja supaya cair duit dari kantong nya.

Bahkan Aqmal cendrung pendiam dan sangat tertutup pada siapapun juga, kecuali pada Eman teman dekat nya.

...****************...

1
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
Aqmal benar benar masih polos
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
makin seru ceritanya lanjut Thor
Aman 2016
mantab mal
Aman 2016
jooooz mantab Thor
Aman 2016
lanjut terus
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor
Aman 2016
mantul Thor 💪💪
Aman 2016
mantab Thor gaaas terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!