Urban legend bukan sekadar dongeng tidur atau kisah iseng untuk menakuti. Bagi Klub Voli SMA Higashizaka, urban legend adalah tantangan ritual yang harus dicoba, misteri yang harus dibuktikan.
Kazoi Hikori, pemuda kelahiran Jepang yang besar di Jerman. masuk SMA keluarganya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, namun tak pernah menyangka bergabung dengan klub voli berarti memasuki dunia gelap tentang legenda-legenda Jepang. Mulai dari puisi terkutuk Tomino no jigoku, pemainan Hitori Kakurenbo, menanyakan masa depan di Tsuji ura, bertemu roh Gozu yang mengancam nyawa, hingga Elevator game, satu per satu ritual mereka jalani. Hingga batas nalar mulai tergerus oleh kenyataan yang mengerikan.
Namun, ketika batas antara dunia nyata dan dunia roh mulai kabur, pertanyaannya berubah:
Apakah semua ini hanya permainan? Atau memang ada harga yang harus dibayar?
maka lihat, lakukan dan tamat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkyMoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yuki onna
"Ai-chan apa kau tau legenda tentang Yuki-onna?"
"Yuki-onna?" Suikari menggeleng tak tau. Hikori yang berada di samping Suikari sedikit tertarik dengan pembicara mereka.
Dia tak berniat menguping tapi dia penasaran siapa itu Yuki-onna.
"Iya Yuki-onna kadang ia disebut juga sebagai Yuki-mesume, Yuki-onago, Yukijorō, Yuki anesa, Yuki-omba, Yukinba, atau Yukifuri-baba."
"Emm... Wakaranai."
"Ya ampun kau ini hidup di jaman apa? Batu? Dinosaurus? Aku heran kau kan sering membaca buku kenapa kau tidak tau legenda tentang Yuki-onna?"
"Wakaranai," lagi-lagi Suikari menggeleng tak mengerti.
"Ya ampun berhenti mengucapkan itu! Aku akan memberi tau mu siapa itu Yuki-onna."
"Baiklah."
Disinilah Miyo mulai dengan cerita panjangnya.
"Delapan tahun lalu saat musim salju tiba aku berlibur ke rumah obaasan di daerah Nagano."
Flashback on
"Obaasannnn," Miyo menubruk pelan tubuh rentan neneknya.
"Miyo-chan kau sudah besar sayang," suara sedikit bergetar khas nenek-nenek terdengar oleh Miyo.
"Mari sayang masuk," mereka masuk ke rumah sederhana khas Jepang. Rumah sang nenek sama sekali tidak ada sentuhan modern sedikit pun.
Selama ini nenek tinggal sendiri dirumahnya sang suami pergi menghadap Kami-sama saat Nana berusia lima tahun.
Mereka membuat pesta kecil di rumah, makanan khas Jepang disajikan di atas meja tak lupa ayam goreng tersedia di sana.
Mereka menikmati kebersamaan mereka. Sampai akhirnya malam tiba badai salju tiba-tiba datang membuat ruangan semakin dingin. Miyo menggunakan Kairo yang ditempelkan di badannya.
"Obaasan Miyo tidur duluan oyasumi," Miyo berjalan ke kamar yang disediakan oleh neneknya.
Cuaca semakin buruk Miyo bahkan tak bisa memejamkan matanya. Badai semakin besar membuat listrik padam di daerahnya.
"OBAASAN!!" Miyo yang ketakutan berteriak memanggil neneknya.
"Obaasan disini sayang kembalilah tidur," nenek mendekap tubuh Miyo untuk tidur. Dia meletakkan lentera yang dibawanya di samping Miyo.
"Kapan badai berhenti obaasan?"
"sebentar lagi, mau mendengarkan cerita?" Miyo mengangguk antusias.
"Obaasan akan menceritakan legenda tentang Yukifuri-baba," di Nagano Yuki-onna lebih dikenal dengan nama Yukifuri-baba.
"Yukifuri-baba?" Miyo memotong cerita neneknya.
"Yukifuri-baba yaitu sosok yōkai di cerita rakyat Jepang, Yukifuri-baba akan muncul saat malam bersalju."
"Sekarang malam bersalju apa Yukifuri-baba ada? Miyo ingin melihat seperti apa Yukifuri-baba," Miyo berucap dengan semangat.
"Mungkin, Yukifuri-baba akan muncul sebagai wanita cantik bertubuh tinggi dengan rambut hitam dan bibir biru pucat. Kulitnya yang pucat seperti berbaur dengan salju, ia selalu memakai kimono putih ditubuhnya meskipun terlihat cantik mata Yukifuri-baba terlihat seperti meneror manusia."
"Apa Yukifuri-baba jahat obaasan?"
"Ya, Miyo-chan ingat yah jika bersalju dan terjadi badai Miyo-chan tidak boleh keluar rumah."
"Kenapa obaasan? Apa Yukifuri-baba akan memakan Miyo?"
"Haha tidak sayang, dia akan mendatangi Miyo-chan jika kau nakal dan tidak mendengarkan perkataan obaasan," nenek tertawa kecil, dulu Yuki-onna digambarkan sebagai wanita jahat tapi dalam kisah masa kini Yuki-onna digambarkan lebih manusiawi. Neneknya bermaksud menceritakan legenda Yuki-onna agar Miyo tidak keluar saat badai karena itu sangat berbahaya.
"Kowaidesu."
"Daijobu, dalam legenda Yukifuri-baba pernah membunuh pemuda yang tersesat di hutan saat badai salju datang, dia menggunakan nafasnya yang dingin untuk membekukan orang itu."
"Shinitakunai!" Miyo menerobos masuk kedalam selimutnya.
"Iie, seperti salju dan musim dingin Yukifuri-baba punya sisi yang lembut, dalam legenda itu disebutkan Yukifuri-baba membebaskan satu pemuda karena ketampanannya dengan syarat dia tak boleh menceritakan tentangnya pada siapapun, tetapi dikemudian hari pemuda itu menceritakan pertemuannya dengan Yukifuri-baba pada sang istri yang ternyata jelmaan dari Yukifuri-baba.
Sang istri murka dan menghujat suaminya karena telah melanggar perjanjian tetapi ia mengampuni nyawa suaminya demi kelangsungan hidup anak-anak mereka dengan syarat jika suaminya berani menganiaya anaknya maka Yukifuri-baba akan datang padanya tanpa memberi ampun. Untungnya, suami Yukifuri-baba baik hati dia merawat anak mereka dengan baik dan penuh kasih sayang."
"Honto ni? Demo Miyo-chan wa on'nanokodesu."
"Hai obaasan wakatta, demo Miyo-chan ini hanya legenda saja."
"Legenda itu apa obaasan?"
"Legenda adalah cerita dari mulut ke mulut yang dianggap benar keberadaannya. Legenda juga merupakan cerita rakyat terdahulu yang masih berhubungan dengan sejarah."
"Wakarimasen."
Sang nenek tersenyum kecil dengan perkataan Miyo. "Miyo-chan tidak perlu memaksa untuk mengerti obaasan kan hanya bercerita."
"Oh! Obaasan bagaimana pemuda itu bisa menikah dengan Yukifuri-baba?"
"Pertama Nana-chan pemuda itu bernama Minokichi. Nah, beberapa tahun kemudian setelah pertemuan dengan Yukifuri-baba Minokichi bertemu gadis cantik bernama Oyuki, dia adalah gadis yang sangat baik karena itulah Minokichi menikahi Oyuki."
"Apa Oyuki itu adalah Yukifuri-baba?"
Neneknya mencolek hidung Nana gemas. "Betul sekali."
Karena malan semakin larut Miyo menguap lebar. "Apa Miyo bisa bertemu dengan Yukifuri-baba obaasan?" Matanya terkantuk-kantuk tak tahan menahan rasa kantuk yang menyerang.
"Mungkin, oyasuminasai," nenek mengangkat selimut sampai sebatas dada, dia kemudian mencium dahi Miyo perlahan namun pasti mata Miyo mulai tertutup bersiap untuk menjelajahi alam mimpi.
Mereka berdua tidak menyadari dibalik badai di bawah pohon rindang samping kamar Miyo, nampak sosok wanita cantik dengan kimono putih, dengan mata yang tajam dia tersenyum mengerikan ke arah mereka.
Flashback off
"Sejak saat itu aku benar-benar menganggap Yuki-onna ada dan suatu hari nanti saat terjadi badai di musim dingin aku pasti akan bertemu dengan Yuki-onna," dengan semangat yang berapi-api dia mengepalkan tangannya yakin.
"Bukannya kita tidak boleh keluar saat badai," ucap Nao menanggapi Miyo.
"Iya memang tapi aku ingin membuktikan dan ingin melihat secara langsung bagaimana sosok Yuki-onna."
"Apa kau pernah keluar rumah saat badai tiba?"
"Belum aku tidak diizinkan orangtuaku, tapi nanti saat aku sudah mandiri aku akan mencari Yuki-onna saat badai tiba."
"Tapi Miyo-chan mungkin saja nenekmu menceritakan tentang Yuki-onna semata-mata untuk menakutimu supaya tidak keluar saat badai karena bahaya," Suikari mencoba berpikir dengan logikanya.
"Aku tidak peduli jika Yuki-onna itu hanya untuk menakut-nakutiku, yang terpenting nanti aku pasti akan mencari Yuki-onna."
Hikori yang tidak sengaja mendengar cerita Miyo semakin penasaran dengan sosok Yuki-onna.
Malamnya Hikori membukakan laptop mencari sumber-sumber yang menceritakan tentang Yuki-onna. Yang diceritakan oleh Miyo dan cerita dari situs terlihat sama. Hikori heran dengan Miyo kenapa dia ingin bertemu dengan Yuki-onna karena yang Hikori lihat dari ilustrasi Yuki-onna sangat menyeramkan dengan wajah pucatnya.
to be continued
