"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas" seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar Wanitanya.
Devan menoleh pada Sang Istri yang sedang hamil
"Dia pacarku kinara, dialah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kau mengerti. Aku harus mengejar cintaku, ak tidak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."
"Mas kamu ga boleh kejar dia, aku ini istri mu, aku mengandung anakmu. Apakah kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" tanya Ibu hamil itu tersendat
"Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun."
"Tapi mas..."
Devan segera melepas paksa tangan Kinara, tak sengaja sang istri yang sedang hamil pun terjatuh.
"Ahhh perutku sakit..." Ringis Kinara kesakitan
"Maaf kinara, aku tak mau kehilangan Nesa" Ucap devan kemudian pergi
Kinara menatap kepergian suaminya, dan lama kelamaan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mendayu Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal dari semuanya
Flashback On
Empat tahun lalu, tepat saat tahun kedua Devan memegang alih perusahaan milik sang Ayah. Banyak sekali masalah yang Devan hadapai. Banyak kejadian yang tak menguntungkan bagi perusahaan yang saat itu Devan pegang.
Devan masih terlalu kekanak-Kanakan di usinya yang sudah menginjak 24 tahun. Pemuda itu seringkali mengabaikan urusan perusahaan dan lebih mementingkan terbang ke USA untuk membujuk kekasihnya.
Hal tersebut, membuat progres perusahaan dan kepercayaan investor menurun pesat. Hal inilah yang mendasari amal mula gagalnua banyak proyek Chastino Company.
Banyak investor yang menarik saham meraka dari Chostino Company. Saat itu, perusahaan besar yang susah payah di bangun oleh Ayah Devan terancam gulung tikar.
Dinilai Devan masih kekanak-kanakan, maka pemegangan alih perusahaan di serahkan pada Paman Devan yang tak lain adalah adik kandung sang ayah.
Tak terima dengan tindakan sang ayah, Devan menuntut haknya. Devan meminta agar sang ayah menyerahkan kembali alih perusahaan kepada Devan.
Tentunya sang ayah menolak tegas permintaan Devan tersebut, sampai akhirnya Chastino Company kembali pada puncak kejayaan setelah satu tahun berada di tangan paman Devan.
Pada saat itu, ayah Devan dan pamannya mencari solusi bagaimana caranya Devan dapat berpikir dewasa agar dapat dipercayai memang kembali alih perusahaan. Setelah perundingan panjangan antara kakak beradik itu, diberikan satu syarat kepada Devan.
Jika Devan ingin memegang alih perusahaan lagi, maka ia harus menikah terlebih dahulu. Disini sang ayah tak membatasi wanita yang harus dinikahi Devan, beliau membebaskan Devan untuk memilih. Karena mendiang Ibu Devan sendiri berasal dari keluarga yang sederhana, bukan yang kaya harta.
Sang Ayah tau bahwa putra tunggalnya memiliki seorang kekasih yang begitu ia cintai, maka dari itu Sang Ayah berharap dengan pernikahan inj, wanita yang dicintai Devan itu kelak bisa selalu men-support Devan.
Sang Ayah tak banyak mengetahui informaau mengenai gadis tersebur, maka dari itu Sang Ayah membebaskab Devan. Tak ada kriteria untuk Sang Menantu, cukup wanita yang Devan cintai.
Devan sangat menyetujui syarat tersebut. Saat itu, ia sudah menjalin hubungan kasih dengan Nesa sejak sekolah menengah atas. Dan Devan juga tak ingin kehilangan Nesa, maka dari itu ia bergegas untuk segera menikahi Nesa.
Akan tetapi, Nesa belum siap jika Devan melamarnya.
Berkali kali Devan membujuk Nesa untuk menerima lamarannya, namun tetap saja Nesa menolak.
Nesa merupakan gadis dari kalangan atas, ia selalu di manja dan bergelimang harta. Tak heran diusianya saat itu, ia masih ingin bebas tanpa adanya ikatan pernikahan.
Devan bingung, nampaknya Nesa benar benar kukuh dengan penolakannya tersebut.
pemuda itu tampak begitu tertekan, di satu sisi ada ego yang harus ia dengan kekuasaan, sedangkan di sisi lain ada cinta yang harus ia usahakan.
Devan masih terus memilih untuk mengusahakan Nesa, hingga akhirnya gadis itu meminta Devan untuk berhenti menghambat cita-citanya.
Barulah di titik itu Devan sadari, bahwa selama ini ia hanya berjuang seorang diri.
akhirnya, Devan menyerah, Pemuda tampan itu merelakan kekasihnya, sesuai dengan apa yang selama ini kekasihnya inginkan.
.................................//////////////.................................
Devan dan Geby merupakan sahabat dari bangku kuliah, Setelah kepergian Briyan ke Los Angles, Devan tak memiliki sahabat lagi sejak lulus sekolah menengah pertama, sampai akhirnya bertemu dengan Geby.
Banyak keluh kesah yang Devan ceritakan pada Geby, sampai dengan kebingungannya saat ini.
Dengan nada bercanda, Geby berkata " Ya sudah, cari saja wanita lain Dev, banyak kok wanita cantik yang mau kamu nikahi. Kau tampan, tajir dan baik. Aku yakin, kamu mudah mendapatkan calon istri yang kamu mau." Ucap Geby sambil mendorong siku Devan.
Seketika Devan mendapat ide dari perkataan Geby.
"Benar, aku bisa mendapatkan wanita yang mau aku nikahi. Tapi tetap sampai kapan pun hatiku hanya milik Nesa" batin Devan
"Okeh Geb baiklah, aku sekarang sedang berbicara serius denganmu. Bisakah kau menemukan wanita yang bisa menjalin hubungan serius dengan ku?"
Tanya Devan intens
"Ha???? Apa Dev??? Ayolah aku tadi hanya bercanda." Ketus Geby kemudian tertawa terbahak bahak
"Tapi aku tidak sedang bercanda..!" Ucap Devan amat serius.
Geby terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
Hening.....
"Geb, aku mohon bantu aku menemukan wanita itu"
Kini nada bicara Devan merendah, ia memasang ekspresi muka yang memelas.
"Hemm sejujurnya aku hanya bercanda dengan perkataan ku tadi. Tapi...." terlihat Geby nampak sedang berpikir.
"Tapi aku mengenal seorang wanita yang kurasa pantas dengan mu, dia cantik, baik, lemah lembut, dan yang terpenting hatinya begitu tulus." terus Geby
"Ayo ajak aku bertemu dia" ucap Devan semangat
"Okeh sabar Dev, aku hanya berniat mengenalkan dia terlebih dahulu padamu. Kalian harus saling mengenal barulah kau dapat menentukan pilihan mu. Dan semua keputusan nantinya, aku kembalikan kepadamu." Ucap Geby
"Baiklah, mengenal pun tak harus butuh waktu lama" ucap Devan yang kini tersenyum senang.
Tiba-tiba, terbesit sebuah keraguan di hati Geby.
"Tapi, dia adalah gadis yatim dari sebuah desa dan menguji nasib merantau kekota. Dia adalah seorang gadis penjual bunga di toko bunga ku Dev, sekaligus sahabatku."
Geby merasa Devan pasti akan menolak gadis itu.
Devan tampak teperanga, Pemuda tampan itu terdiam sejenak.
"Hahahahah, kau bercanda Geb? Yang benar saja, aku ini pewaris Chastino Company. Masa kamu kenalkan dengan wanita kelas rendah seperti itu? Jangan bercanda ah..!"
protes Devan.
Benar saja tebakan Geby, Devan tak akan mau mengenali lebih jauh gadis yang Geby rekomendasikan tadi
"Ya sudah Dev kita cari wanita lain saja" ucap Geby, namun sebenarnya nada bicara Geby sedikit mengejek kali ini.
"Gila Devan, dia pikir cari calon istri seeprti cari mainan" batin Geby kesal, ia menggelengkan kepalanya.
Setelah percakapan di sebuah kafe tersebut, Geby dan Devan serius mencari wanita yang benar-benar pantas untuk menjadi istri Devan. Hal ini mungkin terdengar gila, tapi ini lah kegilaan mereka.
"Aku capek Dev, semua teman wanita high class yang aku kenalkan padamu tak ada satupun yang kau suka."
Ucap Geby dengan nafas terputus putus seolah memang sedang kecapean.
"Entahlah Geb, aku belum menemukan yang pas dihatiku." Balas Devan jujur
"Ya sudah, aku mau ke toko bungaku dulu, Aku ada urusan sebentar. Silahkan kau duduk lama disini, siapa tau jodohmu datang sendiri. Bye!"
Kemudian Geby berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Devan. Tanpa jawaban dari Devan ia sudah jauh melangkah meninggalkan laki-laki di belakangnya yang terus berteriak memanggil.
"Geb..! Geby...!" Panggil Devan kesal. Dengan terburu buru pemuda tampan itu menyusul Geby
**-Sesampainya di tokoh bunga milik Geby-**
Devan terkesima melihat sosok wanita yang sangat cantik.
"Dia benar-benar cantik" batin Devan mengangumi
"Woy!! Liat apa lu ..!" Tegur Geby sembari menepuk pundak Devan kuat.
Dengan salah tingkah Devan menanyakan sesuatu pada Geby
"Geb, gadis itu siapa?" Tunjuk Devan ke arah Kinara yang sibuk membungkus bunga.
"Dia Kinara, gadis yang pernah aku ceritakan ke kamu itu loh Dev. Kenapa? Kan kamu ga mau kenalan dengan gadis dari kelas sederhana seperti dia" Ucap Geby mengejek.
"Hemmmm, Geb. Tolong bagaimana pun caranya, kamu harus bantu jodohkan aku sama dia, harus!" Pinta Devan memaksa.
"Dih apaan sih, dasar plinplan" Geby berucap ketus dengan bibir yg maju sambil memukul kepala Devan. Seolah, kesal dengan laki-laki tersebut.
Dalam usahanya mendekati Kinara, Devan mengusahakan segalanya. Awal kedekatan mereka, Kinara selalu menghindar. Namun karena Devan yang terus-menerus berkorban tanpa henti, akhirnya membuat hati dingin gadis cantik tersebut luluh.
Setelah saat itu, Devan dan Kinara semakin harinya semakin dekat.
Hingga tiba lah saat dimana Devan melamar gadis itu yang kemudian di balas penerimaan oleh Kinara.
Flashback Off
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG***
Dia cantik, bahkan sangat cantik. Dia baik, bahkan sangat baik. Tetapi, tak ada yang bisa menggantikan kedudukanmu di hatiku, Nesa.
-Devan-