NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Perempuan Malang

Terjerat Cinta Perempuan Malang

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fafacho

Zahra, seorang perempuan sederhana yang hidupnya penuh keterbatasan, terpaksa menerima pinangan seorang perwira tentara berpangkat Letnan Satu—Samudera Hasta Alvendra. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena uang. Zahra dibayar untuk menjadi istri Samudera demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran ekonomi akibat kebangkrutan perusahaan orang tuanya.

Namun, tanpa Zahra sadari, pernikahan itu hanyalah awal dari permainan balas dendam yang kelam. Samudera bukan pria biasa—dia adalah mantan kekasih adik Zahra, Zera. Luka masa lalu yang ditinggalkan Zera karena pengkhianatannya, tak hanya melukai hati Samudera, tapi juga menghancurkan keluarga laki-laki itu.

Kini, Samudera ingin menuntut balas. Zahra menjadi pion dalam rencana dendamnya. Tapi di tengah badai kepalsuan dan rasa sakit, benih-benih cinta mulai tumbuh—membingungkan hati keduanya. Mampukah cinta menyembuhkan luka lama, atau justru semakin memperdalam jurang kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5.

Zera terlihat terkejut saat melihat calon suami kakaknya. Dia berdiri termenung di tempat, tubuhnya terasa kaku bahkan tangannya terlihat gemetar. 

"kenapa kamu malah ngelamun Zera, ayo sapa keluarga calon kakak iparmu" ucap Farida pada putri bungsunya itu.

"I... iya ma" jawab Zera dengan terbata. perempuan itu menjawab iya tapi tak kunjung berjalan mendekat.

"Pak Hendra, Bu kharisma kenalkan ini putri bungsu saya adiknya Zahra" ucap Zulhan memperkenalkan Zera pada keluarga Samudera. Samudera sendiri yang berdiri di antara kedua orang tuanya hanya tersenyum sinis berbeda dengan kedua orang tuanya yang terlihat tersenyum tulus.

Saat Zera memperkenalkan diri pada Samudera, Samudera mencengkram kuat telapak tangan Zera bahkan terkesan menusuk dengan kukunya membuat Zera sedikit merintih sakit. Tapi dia berusaha menyembunyikan nya.

Tatapan tajam Samudera begitu mengerikan saat ini.

"Kau secara tak sengaja sudah membunuh dan mempermainkan diriku dan kakakku lihat apa yang akan aku lakukan" Batin Samudera sambil menatap tajam Zera.

Kharisma melihat ada yang aneh dengan putranya langsung menyenggol sang putra agar segera melepaskan tangannya dari Zera. Samudera langsung melepaskan tangannya itu.

Kedua orang tua Zahra sebenarnya juga merasa ada yang aneh tapi mereka berusaha tidak menanggapi hal itu.

"Mari masuk semuanya, " akhirnya Zulhan mempersilahkan tamunya untuk masuk

Samudera dan keluarganya berjalan masuk, sedangkan tatapan Samudera sekilas melihat Zera tajam.

Zahra yang sudah menunggu di dalam terlihat cemas, karena ini bukan pernikahan yang ia inginkan melainkan ini pernikahan yang penuh kesepakatan dimana dia di Bayar oleh Samudera untuk menjadi istri dari pria itu.

Zera masih berdiri di ambang pintu, hatinya berdegup tak karuan. Jantungnya seolah tak mampu mengikuti ritme normal setelah tatapan dan genggaman Samudera yang menyeramkan itu. Gadis itu menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah menyusul yang lain.

Di ruang tamu, suasana terlihat hangat begitu hangat obrolan seputar pernikahan terjadi di antara kedua orang tua.

Zera menatap kakaknya yang tampak cantik dalam balutan kebaya pastel. Tapi di balik riasan wajahnya, sorot matanya kosong. Zahra menoleh sesaat, mata mereka bertemu, dan seakan berbicara dalam diam. Zera bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh kakaknya.

Samudera duduk di sebelah Zahra, tapi tidak sekali pun menatapnya. Justru pandangan tajamnya terus sesekali mengarah ke Zera, seolah ingin menyampaikan ancaman yang hanya mereka berdua yang paham.

Farida yang melihat anak bungsunya duduk gelisah di pojok sofa mendekatinya.

"Kamu kenapa, Ze? Sakit?" bisiknya pelan.

Zera menggeleng. "Enggak, bu. Cuma... capek aja. Semalam aku habis begadang," jawab Zera, berbohong. Padahal semalam anaknya tidak rewel dan dia tidur dengan pulas.

Sementara itu, Zahra berusaha bersikap biasa meskipun hatinya terasa tak begitu ikhlas dengan semua ini. Tapi mau bagaimana lagi ini demi keluarganya. Tangan Zahra sempat bergetar saat Samudera menyentuh membisikkan dengan pelan yang cukup membuatnya menggigil,

“Setelah ini, tidak ada lagi tempat untuk menyesal.” bisik Samudera tepat di telinga Zahra.

Zahra menunduk, tidak berani membalas. Dia tahu Samudera tidak main-main. Pria itu punya sesuatu yang bisa menghancurkan hidupnya…

Zera tiba-tiba pamit ke dapur, mencari alasan untuk menjauh sejenak. Saat di dapur sebuah suara mengejutkan dirinya..

“Jangan coba-coba bilang siapa pun soal ini. Kau tahu apa akibatnya.”

Zera menoleh. Samudera berdiri tepat di belakangnya, hanya beberapa langkah dari pintu. Mata pria itu menatap dingin, menakutkan.

“Apa maksudmu?” suara Zera nyaris tak terdengar.

Samudera hanya menyeringai kecil, “Kita lihat nanti… seberapa jauh kau akan menyesal dan kakakmu yang akan menerima balasannya.”

"Jangan bawa-bawa kakakku, dia tidak tahu apa-apa" ucap Zera sedikit keras.

"tsusstt, kau diam.. " Samudera menaruh jarinya di depan bibir Zera menyuruh perempuan itu diam dan tidak bicara keras.

Samudera tersenyum sinis sebelum dia berjalan pergi meninggalkan Zera yang semakin ketakutan. Perempuan itu menggigit kukunya, dia sedikit takut karena ia tahu Samudera bukan orang sembarangan.

......................

Saat rombongan keluarga Samudera sudah pergi Zera langsung menemui kakaknya yang masih didepan dia menarik kakaknya mengajak sang kakak untuk masuk kedalam kamar.

"ada apa Zera, kenapa kau buru-buru ngajak mbak ke kamar? " tanya Zahra bingung dengan sikap adiknya tersebut.

"mbak, mbak Zahra yakin mau nikah dengan pria itu" tanya Zera dengan panik.

Zahra diam saja tak kunjung menjawab, dia hanya menatap adiknya dan tatapannya saat ini berubah dingin.

"kenapa? kamu nggak senang mbak dapat calon suami kaya. Kamu kurang puas sudah ngerebut pacar mbak, dan sekarang nggak Terima kalau mbak nikah dengan pria yang lebih baik" Suara Zahra berubah gemetar meskipun ucapannya terdengar pedas tapi sesekali Zahra menghela nafas saat bicara mengatur ritme suaranya.

Zera terdiam menatap kakaknya.

"bu.. bukan begitu mbak. Maaf kalau dulu aku salah ngerebut pacar mbak yang sekarang jadi suamiku. Tapi a.. aku.. aku tanya soal mbak yakin atau tidak nikah dengan pria tadi? "

"memang kenapa kau bertanya begitu? "

"Samudera bukan orang baik mbak, aku mengenalnya mbak. Dia nikahin mbak cuman karena balas dendam sama aku mbak" ucap Zera akhirnya jujur.

Zahra terdiam mencerna kembali ucapan adiknya.

"apa maksud kamu Zera, jangan asal kamu. Memang dia dulu pacar kamu" tanya Zahra penasaran jujur dia kaget. Bagaimana tidak kenapa semua pria harus berhubungan dengan adiknya.

Zera malah diam, dia terlihat bingung menjawab nya.

"bu.. bukan mbak. aku.. aku cuman mengenalnya saja. Ta.. tapi dia ada kekesalan padaku" ucap Zera dengan terbata.

"Kamu lebih baik nggak usah ngurusin mbak Zera, urus saja rumah tangga kamu. Jadilah keluarga bahagia setelah mengambil apa yang menjadi milik mbak sebelumnya" ucap Zahra penuh luka dalam setiap ucapannya.

"Zahra.. apa-apa kamu bicara begitu sama adik kamu" Terdengar suara marah dengan langkah kaki yang cepat

dan..

PLAKKK

sebuah tamparan mendarat di pipi Zahra.

Zahra terlihat kaget, ia memegangi pipinya. Begitu juga Zera yang terpaku di tempat melihat ayah mereka menampar Zahra.

"ayah nampar aku lagi, apa nggak puas ayah bersikap begini padaku. " lirih Zahra sambil menahan tangisnya. Dia terluka lagi oleh sikap ayahnya yang terlihat jelas tak pernah berpihak padanya dan hanya berpihak pada adiknya saja.

"makanya mulut kamu itu di jaga, bisa-bisanya kau bicara begitu pada adikmu sendiri"

"yah udah yah, ini bukan salah mbak Zahra tapi salahku sendiri" ucap Zera berusaha menenangkan ayahnya.

"Lihat adikmu yang kamu katakan buruk tadi, dia membe.. "

belum sempat Zulhan selesai bicara Zahra memilih pergi. Bukan ingin tidak sopan tapi dia tidak mau lebih sakit lagi mendengar ucapan sang ayah, sudah cukup dia selalu mendapat perlakuan tidak adil di keluarganya sendiri. Kekasihnya direbut adiknya dan apa yang di salahkan tetap dirinya,..

Dengan menahan tangis Zahra masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu cukup keras.

***

1
Ma Em
Samudra atau Hasta kamu jgn balas dendam dgn Zahra karena Zahra tdk tau bahwa kamu mantannya Zera, kalau itu kamu lakukan Samudra pasti akan menyesal karena sdh menyakiti orang yg salah.
Ma Em
Sabar Zahra sebentar lagi Samudra akan bucin sama kamu dan akan takut kehilanganmu pastinya.
Ma Em
Samudra kamu jgn terlalu menekan Zahra kasihan Zahra di keluarga nya dia selalu disisih kan sekarang sama suami selalu di bentak dan disalahkan.
Ma Em
Makanya Samudra kamu jgn terlalu keras dgn Zahra sdh dirumah Zahra tdk pernah merasakan kasih sayang dan sekarang punya suami juga malah yg ada hanya selalu menyalahkan nanti kalau Zahra sdh pergi meninggalkan kamu baru kamu menyesal Samudra
Ma Em
Semoga Samudra bisa segera menerima Zahra sebagai istri yg sesungguhnya.
Ma Em
Zahra kamu yg sabar kalau emang Zahra merasa tdk dianggap dan tdk dihargai sdh jgn memaksakan diri lebih baik menjauh dari Samudra pasti Samudra akan menyesal karena sdh menyia nyiakan istri yg baik seperti Zahra.
Ma Em
Samudra kamu pasti akan menyesal setelah Zahra pergi meninggalkan kamu.
Ma Em
Semoga Samudra baik2 saja sama Zahra jgn sampai menyakitinya dan berubah mencintai Zahra.
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Ma Em
Semoga Samudra segera mencintai Zahra dan jadi bucin tdk mau jauh dari Zahra jgn sampai Zahra disakiti sama Samudra.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!