NovelToon NovelToon
Legenda Zhu San

Legenda Zhu San

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno / Tamat
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Auraga

Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.

Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.

Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.

Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.

Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.

Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

035: Babak Perempat Final

Mata penonton yang sebagian besar adalah pemuda, melihat ke arah Zhu San dengan tatapan cemburu. Namun Zhu San hanya mengabaikan saja hal tersebut.

Jika saja dirinya tidak mengenal Qin Yu, mungkin saat ini Ia sedang dalam perjalanan ke Sekte Pedang Bintang. Sekte yang didirikan oleh Guru Pertamanya, Fu Kuan.

Namun karena sosok Ketua Sekte yang ingin Ia temui sedang berada di Kota Shangyu , Ia pun memutuskan melihat terlebih dahulu turnamen beladiri ini.

Lamunan Zhu San terhenti saat Gong tanda dimulainya pertarungan telah berbunyi.

Di atas arena turnamen, Bao Han segera melesatkan dua buah Cakram ke arah Qin Yu yang segera saja menepisnya dengan jurus Sapuan Pedang Es.

Bao Han sedikit terkejut dengan kekuatan dari tebasan gadis cantik lawannya itu, namun sebagai lelaki, Ia tak ingin kalah dengan mudah darinya.

Ia melepaskan satu lagi cakram bergerigi yang segera menderu cepat ke arah lengan Qin Yu.

Apa yang terjadi kemudian benar-benar di luar dugaan Bao Han. Ketiga cakramnya kini sulit Ia kendalikan, karena telah terbungkus oleh gumpalan es dari serangan energi pedang di tangan gadis itu .

“Yu’er …Kau benar-benar gadis yang cerdas, membekukan cakram lawan, membuatnya harus menghadapi jurusmu dengan susah payah nantinya.” Zhu San berguman dalam benaknya.

Melihat ketiga cakram lawan telah kehilangan kendali, Qin Yu segera melesat dengan cepat ke arah Bao Han yang terlihat panik.

Ia melompat menghindari tebasan pedang Qin Yu serta segera melesat menjauhinya. Pertarungan jarak pendek akan sulit Ia lakukan dengan jenis senjatanya itu.

Namun Qin Yu yang mengetahui kelemahan itu terus mendekati Bao Han. Dan sesekali Menepis serangan cakram yang bergerak semakin lambat karena tebalnya gumpalan es pada kedua sisi cakram itu.

Ia merasa kepayahan untuk menghindari serangan Qin Yu yang semakin gencar ke arah dirinya. Sementara dua cakramnya kini telah tergeletak di lantai arena, karena bertanya bertambah tiga kali lipat.

Akhirnya Bao Han melompat mundur keluar arena, saat Ia tidak lagi bisa mengendalikan senjatanya.

Sorak sorai penonton, kembali terdengar riuh saat melihat hal itu. Kemampuan Qin Yu dan kecantikannya adalah dua hal yang membuatnya menjadi idola bagi mereka.

Suara penonton mereda riuhnya saat biksu Fanzeng berbicara dengan tenaga dalamnya mengumumkan Qin Yu sebagai pemenang dalam pertarungan terakhir di babak ini.

Babak berikutnya akan dilanjutkan setelah jeda lima belas menit.

Suara penonton mulai kembali terdengar ramai saat Biksu Fanzeng meninggalkan arena untuk beristirahat sejenak, selama jeda waktu lima belas menit itu.

Sementara di tempat duduk para ketua sekte, Qin Rui mendapat ucapan selamat dari beberapa ketua Sekte lainnya.

Namun dalam hatinya Qin Rui merasa curiga dengan kemajuan Qin Yu dalam penguasaan jurus Sapuan Pedang Es yang baru saja digunakan muridnya itu.

Jeda Lima belas menit telah berlalu, Kini hanya tersisa delapan orang yang lolos dalam Babak perempat Final.

Biksu Fanzeng pun telah kembali berada di tengah arena turnamen. Ia pun lalu mengumumkan bahwa dalam babak kali ini akan ada empat pertarungan.

Lalu Biksu Fanzeng memanggil Xie Han dan Ye Ma sebagai peserta dalam pertarungan pertama di babak ini.

Keduanya saling memberi hormat sesaat sebelum memulai beradu jurus. Xie Han segera bersiap untuk menggunakan jurus yang berbeda dari sebelumnya.

“Saudara Ma Silakan … “ Xie Han menyapa Ye Ma yang telah Ia kenal saat mereka santap malam bersama.

“Baiklah Saudara Han, Aku tak akan sungkan lagi. Aku akan menggunakan jurus terkuat milikku. Bersiaplah ..” Ye Ma pun segera memasang kuda-kudanya.

Ye Ruo, Ketua Sekte Pedang Angin yang juga Ayah Ye Ma terlihat tegang saat melihat puteranya bersiap menggunakan jurus terkuat sekte mereka.

“Jurus Pedang Angin Mengguncang Mayapada belum sepenuhnya Ia kuasai, jika Ma’er menggunakannya sekarang, itu artinya Ia memandang lawannya sangatlah hebat.”

Ketua Ye Ruo berkata demikian dalam benaknya saat melihat kuda-kuda yang Ye Ma tunjukkan.

Xie Han pun segera bersiap dengan Jurus terkuat Sektenya, Pedang Api Membakar Iblis.

Walau Ia baru memasuki tahap penguasaan mahir pada jurus itu, namun serangannya terlihat sangat kuat.

Ye Ma pun menunjukkan kemampuan yang tidaklah buruk, keduanya pun mulai bertarung dengan mengerahkan segenap kemampuan mereka.

Dari belasan jurus, kini memasuki puluhan jurus. Keduanya menunjukkan pertarungan yang apik, membuat decak kagum para penonton seringkali terdengar.

Bahkan sebagian besar Ketua Sekte, terlihat antusias melihat pertarungan keduanya. Decak kagum sering terdengar dari mereka.

Benturan pedang seringkali terdengar, membuat penonton semakin riuh bersorak saat pertarungan telah memasuki seratus jurus.

Kaisar Liu Feng pun terlihat Antusias melihat pertarungan kedua pemuda itu. Seandainya saja Ia bisa merekrut keduanya dalam pasukan militer, maka Ia akan memberinya pangkat perwira tinggi dalam kemiliteran.

Saat pertarungan hampir memasuki dua ratus jurus, Ye Ma terlihat mulai kewalahan menghadapi serangan Xie Han.

Dalam suatu kesempatan, Xie Han berhasil melesatkan sebuah tendangan ke punggung Ye Ma dan membuatnya terpental hingga keluar arena.

Penonton pun bersorak riuh, saat melihat kemenangan Xie Han yang segera mengulurkan tangannya seraya meminta maaf kepada Ye Ma.

Ye Ma pun menyambut tangan Xie Han dan keduanya lalu saling berpelukan. Rasa haru menyelimuti hati mereka yang melihat keakraban dan kejantanan sikap, dari kedua pemuda yang baru saja saling bertarung itu.

“Saudara Han … Kau memang hebat, aku mengaku kalah. Semoga berhasil di babak berikutnya. “

“Saudara Ma, terimakasih telah mengalah untukku.” Xie Han pun berkata dengan rasa haru di hati, melihat kebesaran jiwa yang Ye Ma tunjukan padanya.

Biksu Fanzeng pun mengumumkan kemenangan Xie Han dan lalu memanggil peserta yang akan bertarung berikutnya.

Wen Yi dari Sekte Bulan Sabit melangkah ke arena bersama dengan Liu Ling. Suara tepuk tangan penonton dan teriakan mereka, membuat suasana turnamen menjadi begitu meriahnya.

Kaisar Liu Feng sangat gembira melihat rakyatnya bersukacita di tengah bahaya besar yang sedang mengintai keamanan kekaisaran Liu beberapa waktu ke depan.

Ia pun berjanji akan mengadakan turnamen beladiri seperti ini dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Suara gong pun kembali berbunyi sebagai tanda dimulainya pertarungan ke dua di babak perempat final ini.

Suara riuh penonton menjadi reda ketika Wen Yi melesat sangat tinggi dan mulai menyerang Liu Ling yang terlihat tenang menghadapi serangan kuat dan cepat itu.

Keduanya masih bertarung dengan tangan kosong setelah puluhan jurus berlalu.

Terlihatlah jika Wen Yi sedikit merasa jerih dengan hawa panas yang keluar dari tapak tangan Liu Ling dengan jurusnya Tapak Api Neraka.

Merasa tidak bisa mendekati lawannya, Wen Yi segera mencabut pedang setelah Ia melesat cukup jauh dari Liu Ling.

Melihat lawan mencabut senjatanya, Liu Ling pun mencabut pedangnya yang selama turnamen berlangsung belum pernah Ia gunakan.

Mata semua Ketua Sekte melotot lebar saat melihat pedang di tangan Liu Ling yang merupakan pedang pusaka yang telah menghilang sejak puluhan tahun lalu.

Pedang Api Biru adalah salah satu pusaka yang tidak semua orang bisa menggunakan pedang tersebut.

Hanya mereka yang bertubuh Yang Sejati yang dapat menggunakannya. Sama halnya dengan pedang Es Abadi milik Ketua Qin Rui.

*****

1
Harman Loke
kuaaaaaaaaaaaaaaaaatkaaaaaaaannn teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssssss tekaaaaaaaaaaaaaaaaadmuuuuuuuuuu
Harman Loke
fokuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssss
Harman Loke
seeeeemaaaaaaaaaangaaaaaaaaattt
Harman Loke
lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuutt
Harman Loke
kuaaaaaaaaaaaaaaaaatkaaaaaaaannn teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssssss tekaaaaaaaaaaaaaaaaadmuuuuuuuuuu
Rusdi Bintang
jadi malas lanjut baca novel ini melawan pendekar yg cuma bisa tenaga dalam aja kerepotan,padahal MC sudah punya energi Qi yg lebih murni tapi masih di bantu sama pendekar lain,author geblek👎
Rusdi Bintang
udah banyak cerita silat yg kubaca tapi ini yg paling tdk masuk akal..MC Spec pendekar dewa yg punya banyak elemen dan bisa kultivasi tapi malah khawatir dgn elemen petir..banyak belajar membaca komik kultivasi lagi thor jgn asal bikin komik🤣
daniel halim
MC nya parah
EDI FITRIANTO
seru
Nanang Ibrahim
wah malah salting nih xie han🤭🤭🤭🤭🤭
MustClean Steam Detailing
MC nya lemah n manja. Bukan tipikal pendegar hebat
Ambara Sugun
sudah lelah baca bertarung banyak omong /Determined/
El Gojali
Biasa
Indah Hidayat
makin tdk menarik, menjengkelkan ..sy stop baca. nyesal kalau akhirnya poligami otak sithor memang otak selakangan
Indah Hidayat
rahasia wanita2 bodoh yg mau dipoligami
Indah Hidayat
baru kali ini si mc selalu dipuji2 setinggi langit berksli2 yg buat muak...giliran berhdp dgn musuh spt org tolol.
Indah Hidayat
si mc lebay....gaya emosinya spt ceritra india.
Indah Hidayat
si dewi kematian terus meningkatkan ilmu dgn efektif, sdgkan si mc sibuk ramah tamah menikmati pujian dimana2....betul2 pecundang
Indah Hidayat
si mc memang eror kok
Indah Hidayat
nah bener kan si musuh tdk mati2....sampai bosan si thor nulis...baru dimatikan si dewi....miskin ide ceritra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!