Misteri Cinta Sang Pewaris Kembar

"Ayo Kek, kita harus pergi." Ucap Laura bergegas membawa keluar Kakek Jauhar dari Rumah Sakit.

Meskipun merasa aneh, tapi Kakek Jauhar menurut. Dia tidak bertanya untuk saat ini, karena pasti cucunya tidak akan mau bicara.

Di sebuah penginapan biasa, bukan hotel bintang lima mereka menginap. Laura tidak ingin terlihat menonjol.

"Untuk sementara kita tinggal di sini, sampai rumahku selesai dibersihkan. Kakek istirahat saja dulu di kamar sebelah, ini obatnya jangan lupa diminum." Ucap Laura menuntun Kakek Jauhar masuk ke kamarnya.

"Sekarang aku harus pergi dulu, jangan khawatirkan keadanku." Lanjutnya lagi. Kemudian Laura bergegas pergi entah kemana tanpa membawa apa-apa.

Ternyata Laura kembali ke rumahnya, dia masuk tidak melalui pintu. Melainkan memanjat pagar dan melompatinya.

"Aku harus mengambil barang-barangku dulu. Tanpa itu, aku tidak bisa melakukan penyelidikan." Gumam Laura.

Wanita bertubuh sexy itu juga tidak masuk pintu utama rumah. Tapi dia memutari rumah menuju ke belakang menuju sebuah sumur.

Bruukkk

Laura melompat masuk sumur, di mana ada pintu masuk tersembunyi seperti terowongan berukuran besar. Setelah menyusuri terowongan kemudian ada sebuah pintu terbuat dari besi baja yang hanya bisa terbuka dengan retina mata Laura yang berwarna merah semerah darah itu.

"Kode akses diterima, selamat datang Nona Laura." Suara pintu terdengar.

Laura masuk tak lupa menutup kembali pintu itu dari dalam. Jika dari luar, yang terlihat hanya sumur tua yang sudah banyak lumut dan tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh memenuhi sumur itu. Jadi tidak ada yang akan mengira, jika di dalam sumur ada sebuah ruangan berukuran besar dengan berbagai macam alat canggih.

Laura duduk di depan sebuah komputer yang dirakit sendiri oleh Kakek Lesmana untuk membantunya melacak sesuatu yang bahkan sangat sulit diakses oleh tim IT sekalipun. Ya, sehebat itu almarhum Kakek Lesmana. Dia sahabat sekaligus tangan kanan Kakek Jauhar yang pernah terperdaya oleh omongan manis dari mantan istrinya yang ternyata pengkhianat.

Kakek Lesmana adalah duda tanpa anak yang ditinggal pergi istrinya karena kakek Lesmana pria mandul. Hingga suatu hari, mantan istrinya datang lagi dengan dalih mengajaknya rujuk. Kakek Lesmana yang memang masih sangat mencintai mantan istrinya itu pun menerima ajakan rujuk. Tapi, ternyata mantan istrinya itu hanya masuk karena mendapatkan misi.

Misi dari calon suami barunya untuk mengorek informasi kelemahan Klan Red Eyes yang sangat legendaris. Tanpa Kakek Lesmana sadari, dia hanya dijadikan pion untuk membidik target sebenarnya yaitu Kakek Jauhar. Tidak hanya Kakek Jauhar, tapi seluruh keluarga dan semua keturunannya. Dan yang menyelamatkan Laura ketika bayi adalah Kakek Lesmana sendiri.

Ketika menyadari kesalahannya sudah terlambat, Kakek Lesmana lantas mengambil bayi yang baru lahir itu dan meletakkannya di antara tumpukan sampah. Sebelum akhirnya dia kehilangan satu kakinya, beruntung dia tidak dibunuh. Atas permintaan mantan istrinya kepada calon suami yang baru itu. Sedangkan Kakek Jauhar saat kejadian masih menjalankan misi penting lainnya.

Kembali ke Laura yang masih duduk tenang di depan komputer. Jari jemarinya lincah menekan tuts tuts hingga tertulis kode aneh.

Klik

Setelah menekan enter, sebuah informasi muncul di layar komputernya.

"Jadi mereka berdua kembar identik, pantas saja sama persis wajahnya. Yang di Jakarta namanya Lucas dan yang di sini Lucius."

"Hampir saja aku patah hati, aku pikir pria yang ku tolong itu sudah menikah dan akan punya anak." Gumam Laura.

"Tadinya sempat heran, dia tinggal di Jakarta sedangkan istrinya di Surabaya. Apa tidak lelah bolak balik Jakarta Surabaya. Ternyata mereka memang dua orang yang berbeda." Ucapnya lagi sambil bernafas lega.

Kemudian, Laura melanjutkan pencarian di layar komputernya. Tentang semua masa lalunya, Keluarganya, Kakek Lesmana dan hubungannya antara Klan Dead Forest dengan pria yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama itu.

"Lucas Alistair Eezar seorang King Mafia dari Klan Shadowy Angel. Generasi keempat yang kini berumur 33 tahun, putra Clara Evania."

"Pantas saja dia dijadikan target, karena sebagai sesama mafia pasti keberadaannya dianggap sebagai sebuah ancaman. Lalu yang di sini namanya Lucius Alaric Eezar seorang CEO dari perusahaan Maheswara Grub." Gumamnya.

"Lucas... Lucius..." Masih mengetik sesuatu karena pencariannya belum selesai semua.

Brak

Tiba-tiba, Laura berdiri setelah menggebrak meja dengan kuat.

"Kurang ajar, aku terkecoh karena mereka benar-benar kembar identik. Yang terluka dan yang sedang aku tolong adalah Lucas, tapi kartu nama yang diberikan padaku bertulis nama Lucius. Lalu, yang tadi bersama wanita hamil itu juga dipanggil Lucius. Jadi sebenarnya siapa yang aku cintai itu? Lucas atau Lucius, membuatku bingung."

"Sudahlah, terserah mau dia Lucas atau Lucius. Toh kami tidak memiliki hubungan, hanya aku yang mencintai secara sepihak." Ocehnya lagi.

Laura pun melanjutkan pencariannya tentang masa lalunya, meskipun sulit karena sudah 25 tahun yang lalu. Tapi Laura berhasil mendapatkan informasinya.

"Jadi, mantan istri Kakek Lesmana menikah dengan pimpinan Dead Forest."

"Terus mereka dikaruni anak yang menjadi penerusnya Klan Mafia itu. Berarti umur anaknya seumuran dengan orang tuaku jika masih hidup. Lantas siapa keturunan mereka lagi, seharusnya ada yang seusia denganku. Apa mereka tidak tahu jika aku masih hidup, sehingga tetap memburu Kakek Jauhar yang dianggap sebagai ancaman terbesar." Gumam Laura.

"Sekarang tugasku adalah mencari tahu identitas pemimpin Klan Dead Forest yang baru. Karena aku harus menghancurkan mereka semua beserta keturunannya. Sebagai mana mereka telah membinasakan keluargaku. Mungkin bertemu Lucas dan membicarakan hal ini akan menjadi jalan ninjaku sekaligus melepas rindu. Ahhh... Lucas bolehkah aku merindukan tubuh sexymu itu." Laura terkekeh.

Usai mencari info yang diperlukan, Laura juga mengambil beberapa barang. Setidaknya dia butuh senjata rahasia yang menjadi andalannya selama ini. Bukan pistol, pedang, apalagi busur, tapi hanya sebuah benda kecil berujung runcing yang dinamakan Shuriken.

"Ini akan berguna jika terpepet. Tapi untuk sementara menyamar masih akan menjadi pilihan yang terbaik."

Setelah merasa semua yang ingin dibawa sudah lengkap, Laura keluar dari ruang persembunyian. Tapi bukan keluar dari sumur, tapi pintu lain yang ada di samping rumah yang tertutup oleh rerumputan.

"Aku harus segera kembali ke penginapan, rasanya aku butuh tidur." Gumamnya kemudian melompat pagar dan mencari ojek yang masih lewat.

Sementara itu di Rumah Sakit, Lucas menatap jengah arah Lisya.

"Berhenti merengek seperti bocah TK, aku risih mendengarnya. Sekarang juga aku akan menghubungi orang tuamu. Aku tidak peduli sekali pun kamu akan dijodohkan oleh mereka. Lebih baik kami menikah sekarang, supaya kehamilanmu bisa segera ditutupi. Malu jika dunia tahu ini..."

"Apa maksudmu jika Lisya hamil? Kamu yang telah membuatnya hamil?" Tiba-tiba suara berat seorang pria terdengar dengan langkah kakinya.

"Pa... Papa... Mama... Kenapa bisa tahu aku ada di sini?" Ucap Lisya terbata-bata, dengan tubuh yang bergetar merasakan ketakutan.

"Kamu lupa, jika Papa telah menempatkan banyak mata-mata untukmu."

"Hanya saja, sejak pagi Papa masih sibuk dengan banyak meeting. Yang seharusnya kamu bantu menghadirinya. Jadi, karena ini kamu menolak perjodohan? Karena kamu sudah hamil?" Tanya Tuan Baskara menatap tajam.

"Kamu menolak cinta putriku yang telah mengejarmu sejak kuliah. Tapi justru kamu membuatnya hamil? Apa ini didikan kedua orang tuamu?"

Lucas meradang mendengar kalimat yang diucapkan oleh Nyonya Deswita tentang orang tuanya yang tidak tahu menahu urusan yang disebabkan anaknya.

"Jangan membawa orang tuaku yang bahkan tidak tahu apa-apa. Tapi, tanyakan pada diri kalian sendiri, kenapa punya anak murahan. Tanyakan padanya, apa yang sudah dia lakukan sehingga bisa hamil."

"Kalau bukan karena sebuah jebakan, aku pun tak sudi menyentuhnya. Tanyakan kenapa dia bisa menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang wanita hanya karena cinta, tanyakan kenapa menjadi perempuan yang sangat agresif." Mulut pedas Lucas adalah turunan dari Clara dan ajaran Jefri.

Masih ingat Jefri Alvaro? Sang asisten dari Nathan Papa Lucas.

"Benarkah yang dia katakan, Lisya? Kamu sengaja supaya bisa hamil? Lalu kamu pikir dengan begitu, kamu bisa mengikatnya dalam pernikahan?"

"Aku mencintainya Papa, aku rela melakukan apa pun demi mendapatkannya. Jadi, batalkan perjodohanku dengan Dimas. Lalu nikahkan aku dengan Lucius..."

"AKU BUKAN LUCIUS..." Teriak Lucas.

"Kamu ingin menghindari tanggung jawab?"