KARMA
Sebelum membaca karya ini alangkah baiknya jika membaca karya pertamaku yang berjudul Aku Bukan Pelakor, agar bisa mengikuti jalan ceritanya.
Karya KARMA ini menceritakan tentang pembalasan pengkhianatan yang di lakukan julio kepada istri dan anak-anaknya.
Julio bukan hanya mengkhianati istrinya namun ia membohongi ana dengan mengaku lajang untuk mendapatkan hati dan tubuh ana, selain itu ia juga di duga menggelapkan dana perusahaan tempatnya bekerja serta perusahaan milik istrinya.
Lalu apa sajakah KARMA yang akan di terima oleh julio?
Semuanya akan di ceritakan di Novel ini.
Terima kasih, selamat membaca😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Tok..tok...tok...
"Masuk!!" Rio mempersilahkan adit untuk masuk dan duduk di hadapannya.
"Ada apa dit?" Tanya rio tanpa melihat ke arah adit, ia fokus pada layar laptopnya.
"Ini dokumen kerja sama kemitraan yang harus pak rio tanda tangani."
"Ya sudah kamu taruh saja di situ, nanti akan aku periksa dan tanda tangani." Ucap rio, adit pun menaruh tumpukan dokumen yang harus rio tanda tangani di atas meja kerja rio.
"Ada satu hal lagi pak, ini mengenai julio." Ucap adit dengan ragu-ragu, mendengar nama julio di sebut rio langsung menatap wajah adit.
"Ada apa lagi dengan si brengsek itu?"
"Aku mendapat kabar jika ia terinfeksi virus HIV/AIDS, seingatku pak rio pernah berkelahi dengannya, aku hanya mengkhawatirkan kondisi pak rio." Ucap adit.
"Apa kamu lupa jika tiga bulan yang lalu saat ana kecelakaan, aku mendonorkan darahku untuknya? Jika aku terinfeksi virus itu tentu aku tidak dapat mendonorkan darahku untuk ana, karena sebelumnya aku harus melewati serangkaian pemeriksaan." Rio mengambil hasil medical check up nya di dalam laci meja kerjanya kemudian ia memperlihatkannya kepada adit.
"Aku tidak bodoh dit, sebelum aku menghajarnya aku menggunakan pelindung jadi tidak ada darah dia yang menempel di tanganku.Terima kasih ya, kamu sudah mengkhawatirkan aku."
"Saya minta maaf pak rio, saya betul-betul hanya mengkhawatirkan kondisi pak rio."
"Tidak perlu minta maaf, aku mengerti. Apa ada berita terbaru lainnya?"
"Tidak ada pak hanya itu saja, dia sedang menjalani masa tahanannya selama lima belas tahun kedepan." Ucap adit, rio tersenyum simpul ia tak dapat membayangkan lima belas tahun berada dalam balik jeruji besi dengan penyakit mematikan seperti itu.
Setelah berbincang beberapa saat, rio meminta adit untuk kembali bekerja.
Setelah adit keluar dari ruangannya, rio menghubungi adiknya lyra, ia mewanti-wanti adiknya agar sedikit menjaga jarak dengan retno karena rio mencurigai jika retno tertular, selain itu ia juga menyarankan lyra serta ibunya untuk rutin melakukan medical check up.
"Aku sibuk mau skripsi mas, mana sempat aku main." Ucap lyra dari seberang telephone.
"Baguslah kalau begitu, selesaikanlah skripsimu kemudian pindah ke Jakarta bantu mas di kantor."
"Ia-ia, udah ya mas, aku mau berangkat ke kampus dulu. Assalamualaikum." Belum sempat rio menjawab salam lyra menutup sambungan telephonenya.
"Walaikumsalam." Rio tetap menjawabnya meski lyra telah menutup telephonenya.
Satu tahun berlalu, di balik jeruji besi julio menjalani hari-harinya dengan penuh tekanan, tak jarang ia mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari sesama narapidana.
"Minggir, ini adalah tempatku. Tempatmu di sana!!!" Salah seorang napi mengusir julio yang tengah menikmati makan siangnya.
"Di sana sudah sudah penuh." Jawab julio tanpa memandang lawan bicaranya.
"Begini caranya mengusir dia." Ucap bayu, pria berbadan kekar yang merupakan senior di lapas tersebut.
Tanpa basa-basi bayu menarik paksa makan julio dan membuangnya ke lantai, sontak saja julio pun langsung bereaksi dan menimbulkan ke gaduhan hingga sipir penjara turun tangan untuk menengahinya.
"Aku tidak takut denganmu." Julio menatap tajam ke arah bayu saat dirinya di bawa masuk kembali ke dalam ruang tahanannya oleh sipir, julio sudah benar-benar muak dengan diskriminasi yang sering di terimanya, ia merasa jika dirinya tidak pantas di perlakukan seperti itu terus menerus.
Didalam ruang tahanannya julio mengambi foto anak-anaknya dari dalam sakunya, ia memandangi foto rangga dan rama.
"Abi rindu sekali dengan kalian, abi berharap tuhan memberikan kesempatan untuk abi bertemu dengan kalian, abi ingin sekali bisa mendampingi kalian." Julio tak dapat membendung air mata kerinduannya, rasa penyesalan selalu menggerogoti perasaannya.
Ia bukan hanya menyesal telah menyia-nyiakan rangga dan rama, tapi ia juga menyesal telah menabrak ana hingga menewaskan janin yang berada dalam kandungan Ana.
"Andai waktu bisa aku putar kembali." guamamnya.
"Julio, ada tamu yang mengunjungimu." Ucap sipir penjara.
"Benarkah?" Julio segera bangkit dari tempat duduknya, ia langsung menyeka air matanya. Julio berharap jika retno dan anak-anaknya yang datang mengunjunginya, ia sudah benar-benar tidak sabar ingin memeluk kedua putranya.
Tiba di ruang kunjungan, julio justru di kejutkan dengan kedatangan anggel dengan kekasih barunya yaitu alex (mantan rekan bisnis rio)
"Mau apa kamu datang kemari?" Ucap julio dengan tatapan membunuh, ingin sekali rasanya julio memaki anggel karena telah menularkan virus HIV/AIDS kepada dirinya.
"Tenanglah dulu sayang, aku punya penawaran bagus untukmu." Anggel mendekat ke arah julio, ia mengintari julio sambil memegang tubuh julio.
"Jangan sentuh aku, cepat katakanlah apa maumu." Julio mengibaskan tangan anggel, ia sudah tak sudi di sentuh oleh anggel.
"Wow galak sekali sekarang kamu padaku, padahal aku ke sini akan membantumu keluar dari tempat mengerikan ini."
"Maksudmu?"
"Aku akan membantumu keluar dari sini asalkan kamu mau berkerja sama dengan kami." Anggel kembali duduk di samping alex.
Julio mulai tertarik dengan penawaran anggel, ia pun duduk di hadapan anggel dan alex. Dalam benak julio, ia akan melakukan apa pun asal bisa keluar dari penjara ini.
"Apa yang kamu inginkan?"
"Aku tahu kau pernah memiliki hubungan dengan anak tiriku yang bernama ana." Belum selesai anggel menyelesaikan kalimatnya, julio memotongnya.
"Tunggu. Sandriana Alfian anak tirimu??" Tanya julio memastikannya.
"Yess.. Dia putri bungsu mantan suamiku, gara-gara dia suamiku jadi menceraikan aku dan aku kehilangan tambang emasku."
"Cepat katakan apa yang harusaku lakukan?" Julio sudah tidak sabar ingin keluar dari penjara.
"Kamu pernah meniduri gadis polos itu kan? tentu kamu punya video atau foto-foto tubuhnya." Anggel sungguh hafal dengan tabiat julio yang senang mengkoleksi video-videonya saat bercinta tanpa sepengetahuan pasangannya.
"Aku mau kamu beberikannya kepadaku?"
"Tidak bisa, aku tidak ingin kembali menyakiti ana." Tolak julio.
"Okay kalau begitu, selamat menikmati lima belas tahun penjaramu dengan penyakit mematikan itu." Anggel dan alex beranjak dari tempat duduknya.
"Okay fine, datanya ada di emailku." Kalimat julio menghentikan langkah anggel dan alex, anggel kembali mendekat ke arah julio memberikan handphonenya.
Julio pun mengirimkan data tersebut ke email anggel.
"Aku tidak akan mengkhianatimu, kamu tunggu saja sebentar lagi kamu akan segera keluar dari tempat ini." Bisik anggel, kemudian ia dan alex pergi meninggalkan julio.
"Maafkan aku ana, aku terpaksa melakukan ini. Aku sangat rindu sekali dengan anak-anakku." Gumamnya.
sungguh menguras air mata, tapi sangat puas n byk pelajaran yg bisa diambil dlm cerita ini
sungguh sangat terharu dgn novel ini