TANTE MAU YA JADI IBU KU

“ Zela pikir pikir dulu ya tan kalau Zela nggak ada kerjaan Zela akan luangkan waktu untuk datang” jawab Zela tersenyum.

“ oke tante tunggu nya. Lagian besok kan hari minggu” jawab nyonya Elika dibalas Zela tersenyum dan menganggukkan kepalanya

“ yah udah. Kami balik nya sayang kamu juga pasti udah capek mangku aiden dengan posisi gitu” kata nyonya Elika

“ nggak papa tan” jawab Zela

Setelahnya mengambil alih aiden, Nyonya Elika dan Rey pamit untuk pulang. Aiden pun sudah digendong oleh Rey karena bocah kecil itu sangat lelap dalam tidur nya. Setelah mereka pulang, Zela memeriksa dokumen-dokumen tentang penghasilan café nya beserta berkas yang di buat khusus untuk bahan bahan yang sudah habis maupun bahan bahan yang sudah di kirim maupun di beli langsung dari pasar. berkas-berkas itu biasanya sudah diperiksa oleh sang sahabat yaitu Chelsea sehingga Zela hanya bertugas untuk memeriksa kembali dan membubuhkan tanda tangan pada dokumen yang memang membutuhkan tanda tangannya.

Celsi dan Zela sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, di sanalah pertama kali nya mereka bertemu hingga sampai sekarang pertemanan mereka masih awet. Mereka sudah banyak melewatkan sedih dan senang bersama, melewati masa masa sulit bersama dan saling menguatkan bila salah satu dari mereka sedang mengalami kesusahan. Celsi bukan berasal dari keluarga yang berada tapi itu bukan penghambat persahabatan mereka, Azela selalu ada disaat Celsi membutuhkan apapun.

Celsi tinggal berempat dengan ibu dan kedua adik nya yang masih sekolah sedangkan sang ayah sudah meninggal dunia sejak Celsi masih duduk di bangku SMA. Celsi adalah tulang punggung di keluarga nya sejak sang papa meninggal, karena ibu celsi memiliki riwayat penyakit asma yang cukup mengkhawatirkan hingga celsi sangat menjaga ketat sang ibu, sedangkan adik laki laki Celsi yang paling besar masih duduk di bangku SMA kelas 3 dan satu lagi masih duduk di bangku SMP.

Bagi mereka Azela bagaikan malaikat penolong dimana pada masa masa sulitnya, Zela lah yang selalu ada untuk membantu keluarga mereka hingga membuat mereka merasa berhutang budi sekali dengan Zela. Bahkan dulu ada kejadian yang menimpa mereka, yang mana di saat ayah Celsi sedang sakit mereka di usir dari rumah sewaan mereka karena tidak memiliki uang untuk membayar sewa rumah dan saat mereka sedang luntang lanting tidak tau harus kemana Azela lah yang membantu mereka.

Pada saat itu mereka bertemu dengan Zela yang sedang terkena hukuman dari mama tiri nya hingga membuat azela tidak bisa masuk ke dalam rumah nya sendiri, sehingga azela memilih untuk pergi ke rumah pemberianan ibu kandungnya yang tidak di ketahui oleh orang orang rumahnya. Pada saat itulah mereka tidak sengaja bertemu.

Saat tau bagaimana cerita chelsea hingga berakhir di jalanan, Zela langsung mengajak keluarga Celsi ke rumah pribadi nya. Zela juga membelikan rumah petak sederhana dari uang penghasilannya sendiri kepada Chelsea dan keluarganya dengan dalih mereka dapat membayar bila sudah mempunyai uang. Tidak hanya itu, Zela juga membayar uang berobat ayah dan ibu nya Celsi selama beberapa tahun sebelum Chelsea bisa bergabung bekerja di tempat Azela.

Tidak terasa hari sudah sore, Zela berencana pulang ke rumah Celsi karena kalau pulang ke rumahnya, rumahnya masih terasa sepi karena pembantu yang di rekrut oleh Azela baru sampai besok pagi. Ada 3 pembantu yang akan datang besok ke rumahnya yang tak lain yaitu bik. Sumi, bik.dani, dan pak dono suami dari bik sumi. Bik sumi dan bik dani lah pengasuh zela sejak kecil sehingga Zela memilih membawa mereka ke rumah pribadi nya setelah ia di usir oleh sang papa dari rumah nya yang dulu.

Zela dan Celsi sudah berangkat pulang. Mereka tidak lupa membawakan cake dari Cafe untuk ibu dan kedua adik Celsi.

“ ibu...... Celsi pulang ni sama Zela” teriak Celsi setelah mereka sudah masuk ke rumah minimalis tersebut, sedangkan Zela hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sang sahabat yang tidak pernah berubah.

“ astaga cel, nggak usah pake teriak nak kirain hutan apa” omel mama ke sang anak yang hanya dibalas cengegesan oleh celsi

“ ehhhh iya ibu ku sayang, ummah…” kata Celsi sambil mencium pipi ibunya dan menyalam tangan sang ibu

“ bu, sehat ?” Tanya Zela sambil menyalam ibu Erja, ibu kandung dari Celsi

“ ehh nak Zela, ibu sehat nak. Kabar kamu bagaimana EMM? Pasti kamu lagi ada masalah karena kan kamu jarang datang nya kemari.” Ucap ibu erja lembut

“ ehh ibu tau aja, masalah nya itu karna Zela rindu ibu sama adik aja kok” jawab Zela

“ ya udah ayo masuk, kamu langsung mandi aja sana sama Celsi. Ibu udah buat makanan enak untuk kita malam ini” kata ibu Erja

“ iya ibu ku sayang, ummah Zela mandi dulu” ucap Zela mengecup pipi ibu Erja. Bagi Zela ibu Erja sudah menjadi mama kedua untuk nya.

Setelah mandi, Zela dan Celsi menuju ruang makan, di sana sudah ada ibu Erja, Bian dan Bima kedua adik Celsi.

“ ehh kak zela, udah lama nggak main ke sini kak?” Tanya Bian adik tertua celsi

“ iya bi, kakak lagi sibuk jadi baru sekarang lagi bisa mampir kemari” jawab Zela

“ kayak nya kakak terus sibuk deh. Kakak kan sudah ada café. Untuk apa lagi sih sibuk sibuk kak?” kata Bima adik bungsu celsi

“ benar kata bima, kakak kan sudah punya kafe. Untuk apalagi coba sibuk cari uang kesana kemari. kakak kan hanya sendiri makan uang yang kakak hasilkan nggak seperti kak celsi yang harus membiayai kami sekeluarga kak.” Ucap Bian

“kalian benar hasil jerih payah kakak toh kakak sendiri kok yang makan. Tapi kakak kan harus bayar orang orang yang sudah bekerja di bawah naungan kakak. Oleh itulah kakak harus cari uang juga lebih giat. Kakak juga akhir akhir ini ada kerjaan selain di café makanya makin sibuk” ucap Zela lembut sembari tersenyum

“ ohhh. Jika aku sudah tamat dari sekolah aku juga akan bekerja dengan giat seperti kak celsi dan kak zela. Aku akan bekerja dengan sangat giat agar kakak perempuan kami ini tidak capek capek bekerja lagi.” Kata Bian sembari melihat kepada celsi. Bian pernah mengatakan kepada celsi ingin bekerja setelah pulang dari sekolah untuk membantu celsi, saat itu bian baru duduk di bangku SMA kelas 1 tapi celsi tidak pernah mengijinkannya karena celsi ingin adik adik nya hanya fokus untuk sekolah dulu karena dia tau bekerja sambil sekolah itu tidaklah mudah, celsi tidak ingin adik adik nya merasakan apa yang dia rasakan dulu, sekolah sambil bekerja.

“ emang bian nggak ada rencana buat kuliah dek?” Tanya Zela

“ untuk sekarang enggak dulu kak, aku mau bekerja dulu sembari membantu kak celsi” ucap Bian mantap

“ kenapa nggak nyobain ikut seleksi untuk kuliah jalur biasiswa dek. Kakak mau adik adik kakak menuntut ilmu sampai jenjang kuliah. Bukan kah keuangan kita juga sudah mulai membaik emm” ucap Celsi sambil mengusap kepala Bian

“ iya dek, coba lah dulu. Kalau soal bekerja kamu bisa mengambil kerja part time kok asal itu nggak ganggu sekolah mu nantinya.” Nasehat Zela

“ tapi kak celsi nggak bakal bolehin” ucap Bian

“ kenapa tidak bisa bian, benar kata kakak kakak mu. Lanjut kan lah sekolah mu nak, sekarang kau sudah besar. Kau sudah bisa membagi waktu mu, kalau mama setuju kalau kamu memang ingin bekerja tapi lanjutkan juga lah sekolahmu.” Kata ibu Erja. Bian pun melihat kepada kakak nya celsi takut bila celsi tidak memberikan izin bila harus kuliah sembari bekerja

“ yah.... kali ini kakak akan membebaskan mu. Lakukan lah apa yang memang menurutmu baik. Kakak akan selalu mendukung mu.” Ucap Celsi yang membuat Bian tersenyum lebar