NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Pertanyaan Jendral Yang.

Di balik tembok tinggi Kediaman Yang, yang berlumuran kemegahan kuno dan debu pengabaian, Jendral Yang duduk sendirian di Aula Keheningan. Aula itu seharusnya memberinya kedamaian, namun malam ini, udara terasa tebal dan bergetar, seolah-olah guntur yang jauh baru saja berlalu. Jendral Yang, seorang pria yang dulunya merupakan pilar kekuatan militer Kekaisaran, kini hanyalah bayangan dirinya. Tubuhnya yang kurus dibalut jubah sutra yang mahal, namun kelemahan jiwanya memancar melalui mata yang cekung.

Ia telah merasakan pergeseran energi. Bukan pergeseran yang kuat, melainkan resonansi yang sangat halus—seperti dawai spiritual yang dipetik lalu segera diredam. Resonansi itu berasal dari pinggiran kota, tempat di mana agennya, Siluman, seharusnya berhasil menyingkirkan anomali energi gelap yang terdeteksi. Namun, kini hanya ada keheningan dingin. Keheningan yang lebih mengganggu daripada pertarungan yang berisik.

Krekk...

Jendral Yang meraih tongkat naganya, menggeser kakinya yang terasa berat di atas lantai marmer. Racun kecemasan menggerogoti pikirannya. Ia memanggil Selir Sin, satu-satunya orang yang ia percayai untuk menjaga benteng pertahanan spiritualnya.

Tak lama kemudian, Selir Sin tiba. Ia memasuki aula dengan keanggunan yang sempurna, setiap lipatan jubah gioknya tampak terawat. Di wajahnya yang awet muda terukir ketenangan seorang nyonya rumah yang bijaksana, namun di balik mata hitamnya, perhitungan bergerak secepat kilat. Dia telah menerima laporan—Siluman musnah, dan racun *Jejak Darah Sunyi* telah dinetralkan secara misterius. Ancaman yang ia buang dua puluh tahun lalu telah kembali, lebih kuat dan cerdik.

“Sin, kemarilah,” suara Jendral Yang serak, penuh otoritas yang hampir pudar. Ia menunjuk kursi di sebelahnya. “Aku merasakan sesuatu. Kegelisahan yang tidak wajar. Apakah patroli kota menemukan sesuatu malam ini?”

Selir Sin bergerak mendekat, tangannya yang halus menyentuh lengan Jendral Yang dengan sentuhan yang menenangkan. Sentuhan itu seperti belati berbalut sutra, ia memberikan ilusi dukungan sambil mematikan pertanyaan sang Jendral.

“Suamiku tersayang,” Selir Sin memulai, suaranya lembut dan merdu, persis seperti yang selalu ia gunakan untuk meredakan ketakutan suaminya. “Kota Kekaisaran memang sedang tegang. Musim turnamen mendekat, dan para kultivator ambisius berdatangan. Hal itu selalu menciptakan gelombang energi yang tidak stabil.”

Jendral Yang menggelengkan kepalanya. Desahan panjang keluar dari paru-parunya. “Bukan itu. Ini berbeda. Ini... dingin. Rasanya seperti gema dari masa lalu, Sin. Energi yang seharusnya tidak ada lagi.”

Ia menatap Selir Sin, mencari jawaban yang lebih dalam. Sejenak, bayangan Ji Yue, istri pertamanya yang dikhianati, yang akhirnya dekat dengan tangan kanannya, Jendral Yong, melintas di benaknya, diikuti oleh bayangan anak yang ia buang karena ramalan racun. Jendral Yang berusaha keras menekan ingatan itu, namun energi dingin yang ia rasakan malam ini mengingatkannya pada malam kelahiran Ling Yuan yang penuh malapetaka. Jendral Yong pun akhirnya tewas di malam itu. Saat ada di medan perang.

“Masa lalu selalu menghantui kita, Jendral,” kata Selir Sin, ekspresinya berubah menjadi kesedihan yang tulus. “Apakah Anda memikirkan ramalan itu lagi?”

“Ramalan Racun…” Jendral Yang bergumam. “Dua puluh tahun yang lalu, aku percaya kita telah membuang kutukan itu. Bahwa kita telah mengamankan garis keturunan Yang. Tetapi malam ini, rasanya seperti lubang hitam itu mulai menarik kembali cahayanya.”

Selir Sin merasakan jantungnya berdebar kencang. Jendral Yang tidak boleh meragukan keputusannya. Jika ia mulai meragukan ramalan, ia akan mulai meragukan Selir Sin, dan seluruh jaringannya akan terancam. Dia harus bertindak cepat, menggunakan senjata andalannya: Sui Hui dan ketakutan sang Jendral.

“Jendral,” Selir Sin berbisik, memegang kedua tangan Jendral Yang dengan kehangatan palsu. “Anda harus kuat. Anda telah berkorban demi kedamaian klan. Kita telah membuang entitas yang ditakdirkan untuk menghancurkan kita. Jika kita mulai meragukan, itu berarti musuh spiritual kita telah menang. Mereka menanamkan keraguan dalam jiwa Anda.”

Selir Sin berdiri, melangkah ke tengah aula, membiarkan cahaya lentera menyoroti postur tegaknya.

“Apakah Anda lupa betapa pentingnya menjaga kestabilan klan demi Sui Hui?” tanyanya, menaikkan sedikit nadanya. “Sui Hui adalah harapan masa depan kita, penerus yang murni dan tanpa cela, yang tidak membawa darah yang terkutuk. Anda telah memilih jalan yang benar, jalan keselamatan. Jangan biarkan bayangan masa lalu merusak pengorbanan yang telah Anda buat.”

Penyebutan nama Sui Hui dan penekanan pada 'kemurnian' segera mengalihkan fokus Jendral Yang dari ketakutan spiritualnya ke kebanggaan klan yang ia coba pertahankan.

“Sui Hui…” Jendral Yang mengulang, suaranya melembut. “Ya, anak itu… dia akan menjadi Patriark yang hebat. Dia memiliki darah murni.”

“Tentu saja,” Selir Sin tersenyum lega di dalam hati. “Dan untuk melindunginya, saya telah bekerja tanpa lelah, memastikan tidak ada sekte gelap atau elemen aneh yang mengganggu kedamaian kita. Saya telah mengirim beberapa penjaga untuk mengamati pinggiran kota. Mereka akan membersihkan 'anomali energi' apa pun yang Anda rasakan, Jendral. Mungkin itu hanya kultivator liar yang mencoba menerobos batas.”

Jendral Yang tampak tenang. Racun kecemasannya sedikit mereda di bawah sentuhan dan kata-kata Selir Sin. Ia menyukai kenyataan bahwa ia masih dianggap sebagai Patriark yang kuat, yang pengorbanannya dibenarkan.

“Begitu ya,” katanya, mengangguk perlahan. “Pastikan itu ditangani dengan cepat. Aku tidak ingin ada desas-desus yang mencapai telinga Kekaisaran. Reputasi klan kita harus tetap bersih.”

“Tentu saja, Jendral. Saya akan memastikan itu sendiri,” janji Selir Sin, membungkuk dalam-dalam. Namun, sebelum ia pergi, ia memberikan satu kalimat penutup yang dirancang untuk memperkuat segel ketakutan Jendral Yang.

“Ramalan itu... energi gelap itu, Jendral, itu hanya mencoba kembali. Kita harus menolaknya dengan seluruh kekuatan kita, demi Sui Hui dan demi garis keturunan Yang.”

Jendral Yang hanya mengangguk, matanya kembali diselimuti oleh kabut penipuan diri. Ia telah berhasil ditipu. Ia menerima penjelasan bahwa ketegangan itu adalah masalah eksternal yang remeh, bukan ancaman internal yang telah ia ciptakan sendiri dua puluh tahun lalu.

Selir Sin berbalik dan meninggalkan aula. Begitu pintu tertutup di belakangnya, topeng ketenangannya retak. Wajahnya menegang, matanya memancarkan kemarahan dingin. Sentuhannya pada Jendral Yang sebelumnya adalah kebohongan; ia kini merasakan ketakutan yang nyata.

Ia berjalan cepat menyusuri koridor yang dihiasi lukisan leluhur. Di ujung koridor, ia menghentikan langkahnya, tangannya mencengkeram erat gulungan perkamen yang ia sembunyikan di balik jubahnya. Gulungan itu berisi catatan detail tentang *Jejak Darah Sunyi* dan cara mendeteksinya.

“Pemulung misterius…” ia mendesis pelan, suaranya tajam seperti pecahan kaca. “Siapa pun kau, kau telah berhasil menetralkan racun tingkat Hierarki. Kau bukan kultivator liar biasa. Kau pasti memiliki warisan terlarang.”

Keberhasilan Ling Yuan dalam menetralkan racun adalah pukulan telak bagi Selir Sin. Itu menunjukkan bahwa musuhnya bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki pengetahuan mendalam tentang sihir gelap—pengetahuan yang hampir setara dengan yang ada dalam Kitab Seribu Kutukan.

Selir Sin tidak akan mengulangi kesalahan mengirim mata-mata tingkat rendah. Ancaman ini menuntut respons yang lebih terukur, lebih terstruktur, dan jauh lebih mematikan. Ia harus menemukan identitas Pemulung Misterius itu sebelum Jendral Yang merasakan lebih banyak getaran aneh, atau sebelum ia sendiri menjadi target Pedang Kutukan.

Ia menuju ke sayap terlarang kediaman, tempat ia menyimpan jaringannya yang paling mematikan. Jaringan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun di dalam Kota Kekaisaran, merekrut kultivator yang haus kekuasaan dan terikat janji kegelapan.

Pikirannya kembali pada laporan dari salah satu agennya tentang Turnamen Tujuh Kota yang akan datang, sebuah ajang tersembunyi yang akan menarik semua kultivator ambisius dari seluruh wilayah. Itu adalah tempat yang sempurna untuk menyembunyikan ancaman, tetapi juga tempat yang sempurna untuk memancingnya keluar.

Selir Sin menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu besi berat, mengaktifkan segel spiritual dengan jarinya. Energi hitam kental menyelimuti tangannya.

“Jika dia mencari kekuatan dan validasi, aku akan memberinya kesempatan untuk mengungkap dirinya,” gumamnya, matanya menyala-nyala. “Aku akan mengirimkan kultivator yang tidak akan meninggalkan jejak dan tidak akan gagal. Seorang pemburu sejati yang akan menguji batas kekuatannya.”

Ia membuka pintu besi itu, memperlihatkan sebuah ruangan kecil yang dipenuhi artefak gelap dan beberapa bayangan kultivator yang menunggu perintah. Mereka jauh lebih kuat daripada Siluman yang telah tewas.

“Dengarkan aku,” perintah Selir Sin, suaranya kini dingin dan tanpa emosi. “Aku ingin kalian menyelidiki setiap anomali kekuatan yang muncul di kota dalam waktu 48 jam ke depan. Terutama, fokus pada mereka yang menunjukkan kekuatan yang tidak selaras—kekuatan spiritual yang disamarkan oleh energi gelap. Ada kultivator pemula yang terlalu cerdik. Aku ingin dia diuji. Bukan dibunuh, tetapi diuji, untuk mengungkap identitas dan warisan terlarangnya.”

Bayangan-bayangan itu membungkuk dalam keheningan total. Selir Sin tersenyum tipis. Jaringannya yang gelap kini siap bergerak. Ia telah berhasil menipu Patriark klan Yang, tetapi ia tidak akan membiarkan musuhnya, Pemulung Misterius, lolos. Pertarungan di pinggiran kota telah berakhir, tetapi perang sesungguhnya baru saja dimulai, dan kali ini, Selir Sin akan menggunakan kultivator yang jauh lebih kuat untuk memastikan identitas Ling Yuan terungkap.

1
Nanik S
Lanjutkan
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: 😍👍siap kak. Terima kasih😘💕🙏
total 1 replies
Nanik S
Cukup menarik diawal
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih sudah mampir kakak. semoga suka. ikuti kisah author yang lain juga. thx all. lope lope sejagat😍🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!