Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Bu Amanda
"Pak, saya akan meminta maaf!" ujar Lina panik.
"Kayya saya minta maaf."
Nicky menarik pergelangan tangan Kayya untuk melewati Lina. Pria itu sudah tahu siapa dalang dibalik kejadian kemarin. Ia tidak akan sungkan memecat siapa saja yang memiliki pikiran picik dan licik seperti itu. Baginya orang-orang seperti itu, suatu hari hanya akan merugikan perusahaan.
Kayya dibawa masuk ke dalam mobil oleh Nicky. Jovan mengikuti mereka di belakang dan duduk di kursi penumpang.
"Jalan!" kata Nicky. Supir pun segera menjalankan mobil tanpa banyak bertanya.
Di dalam mobil yang melaju perlahan, Kayya sesekali menengok ke belakang. Dia khawatir gara gara dia, seseorang harus kehilangan pekerjaan.
"Pak, tapi dia .... "
"Jangan pedulikan dia, saya tahu apa yang saya perbuat. Keputusan yang saya ambil sudah melalui pemikiran yang matang. Kamu tenang saja."
Kayya akhirnya berhenti khawatir. Dia menghela napas. Saat Nicky meliriknya secara seksama, dia bisa melihat wajah Kayya sedikit pucat dan lesu.
"Kamu datang terlambat hari ini?"
"Ya. Kemarin malam ibu demam, jadi saya begadang menjaga ibu. Saya khawatir saat malam demamnya naik."
"Ibu kamu demam? Lalu bagaimana sekarang? Apakah perlu aku suruh mbak Sita untuk menemani ibumu?"
Tanpa sadar perlahan Nicky mulai peduli dengan semua hal yang berkaitan dengan Kayya.
"Jovan, hubungi orang rumah untuk mengantar mbak Sita ke rumah Kayya."
"Baik, Pak."
"Eh, Pak, tapi itu tidak perlu. Saya khawatir itu merepotkan mbak Sita."
"Sebaiknya kamu diam, lebih baik kamu pelajari materi meeting nanti. Siapa tahu saya melupakan beberapa isinya."
Kayya akhirnya benar-benar diam, dia tidak berani menentang Nicky. Nicky menyunggingkan senyum melihatu Kayya terdiam.
Kedatangan Nicky, Jovan dan Kayya di sambut baik oleh tuan rumah. Pagi ini jadwal Nicky adalah membahas beberapa klausul tambahan mengenai perjanjian kerja sama antara dua perusahaan. Saat melihat Kayya, tuan rumah yang bernama tuan Mille tampak tertegun cukup lama. Ia merasa familiar dengan wajah gadis di samping relasinya ini.
"Dia ini ...?" Tuan Mille menunjuk Kayya dengan wajah bingung, karena belum pernah melihat Nicky membawa seorang perempuan.
"Namanya Kayya. Dia asisten saya," kata Nicky.
Tuan Mille menatap senyum di wajah Nicky dan menyadari jika mungkin Kayya ini wanita yang spesial untuknya. Namun, dalam hati dia merasa wajah Kayya sedikit familiar, tetapi dia lupa dimana pernah melihatnya.
Pertemuan itu berjalan lancar. Namun, sepanjang pembicaraan, tuan Mille terus menerus melirik ke arah Kayya hingga membuat Nicky merasa tidak nyaman di hatinya.
Setelah bersalaman dengan tuan Mille, Nicky buru-buru mengajak Kayya dan Jovan untuk pergi. Bahkan Nicky menolak ajakan makan siang tuan Mille, dia beralasan jika masih ada pertemuan lagi setelah ini.
Kayya tidak menyadari keanehan yang ditunjukkan atasannya. Dia sibuk membaca ulang semua catatan yang dia buat. Dia harus memastikan tidak ada kesalahan apapun.
Nicky sempat melirik Kayya, dia bersyukur Kayya termasuk orang yang serius dalam bekerja, jika tidak mungkin dia juga akan merasa tidak nyaman dengan kelakuan tuan Mille tadi.
"Kita mampir ke restoran saja. Sudah waktunya makan siang," kata Nicky.
Supir pun segera melaju lebih cepat menuju ke restoran biasanya Nicky makan siang. Saat memasuki restoran, Pelayan menyambut Nicky dan yang lainnya.
Nicky memilih tempat di dekat jendela besar. Kayya duduk di depan Nicky, sedangkan Jovan duduk di samping Nicky.
"Pesanlah apapun yang kamu mau," ujar Nicky tanpa mengangkat pandangannya. Kayya sedikit bingung, apakah atasannya berbicara padanya atau pada Jovan. Beruntung Jovan melihat itu semua, dia segera memberi isyarat pada Kayya untuk melihat menu.
Setelah mereka bertiga memilih menu, Pelayan pergi membawa pesanan mereka. Nicky menatap Kayya. Gadis itu terlihat semakin pucat. Akan tetapi, yang membuat Nicky salut pada Kayya, dia tetap duduk dengan tegak meski mungkin kondisinya sedang dalam keadaan tidak fit.
Pesanan datang, mereka bertiga pun makan tanpa bersuara, hanya denting sendok dan garpu yang beradu.
Selesai makan, Nicky berniat membahas hasil pertemuan tadi, sayangnya, seseorang tiba-tiba merusak moment.
"Pak Nicky, kita bertemu di sini. Kebetulan sekali." Seorang perempuan muncul dan menyapa Nicky begitu akrab.
"Saya rasa ini bukan kebetulan, Bu Amanda," ujar Nicky tak acuh. Dia masih ingat, perempuan ini lah yang memaki Kayya di telepon waktu itu. Dia adalah cucu pemilik Permata Grup.
Amanda melirik Kayya. Dia agak terkejut melihat penampilan gadis itu. Amanda tidak menyangka jika asisten Nicky ternyata masih sangat muda.
"Apakah ini asisten pak Nicky?" tanya Amanda.
"Maaf Bu Amanda, sepertinya kita tidak ada janji temu. Jadi tolong segera pergi dari sini. Saya sedang ada urusan dengan karyawan saya."
Wajah Amanda yang semula tersenyum lebar, seketika berubah ekspresi dalam waktu dekat. Dia menatap Kayya dengan tatapan penuh permusuhan. Kayya hanya mengernyit merasakan kebencian dari wanita di sampingnya ini.
Amanda langsung pergi. Dia merasa kesal karena Nicky selalu mengabaikannya. "Tunggu saja, cepat atau lambat kamu akan menjadi milikku, Nicky," gumam Amanda bertekad.
"Dia tadi adalah cucu dari pemilik Permata Grup. Orang yang sudah memakimu di telepon tempo hari."
Nicky merasa perlu menjelaskan hal ini pada Kayya. Entah mengapa dia merasa tidak ingin membuat Kayya salah sangka terhadap hubungannya dengan Amanda.
Kayya mengangguk, dia akan mengingat hal ini. Kayya sendiri adalah tipe orang yang tidak suka terlibat dalam keributan atau sangat menghindari orang yang ribet. Jadi setelah tahu jika itu adalah orang yang sempat membuat keributan dengannya, Kayya memutuskan akan menghindari orang ini.
Saat tiba di perusahaan, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Kayya segera berusaha menyelesaikan pekerjaannya. Sebenarnya dia ingin segera pulang untuk melihat keadaan ibunya, hanya saja dia merasa tidak enak jika harus meminta ijin pada atasannya.
"Kayya, tadi mbak Sita membawa ibu kamu periksa ke dokter."
Kayya yang sedang fokus mengetik seketika menghentikan gerakannya, gadis itu menatap Nicky dengan alis berkerut.
"Tadi mama yang kabari aku. Mama juga sempat di sana menemani ibu kamu."
Kayya terdiam cukup lama. Matanya memerah, dia tidak tahu harus berkata apa. "Terima kasih, Pak," ujar gadis itu dengan suara bergetar.
Tak lama Kayya menunduk, bahunya bergetar. Dia merasa sangat beruntung bertemu dengan keluarga Vira. Dia sampai tidak tahu lagi harus seperti apa untuk membalas kebaikan mereka semua.
Nicky yang merasa Kayya bersikap aneh, tidak menyadari jika Kayya sedang menangis, tetapi karena khawatir, dia tetap berjalan mendekati Kayya.
"Kamu bisa pulang duluan jika masih mengkhawatirkan ibumu."
Kayya mengangkat wajahnya yang sembab. Nicky pun terkejut. "Hei, kenapa kamu malah menangis. Apakah ucapan saya ada yang menyakitimu?"
Nicky memberikan sapu tanganya pada Kayya. Dia merasa frustasi melihat air mata Kayya berjatuhan.
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
next kk