Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26 Pertemuan
David sudah mengabari Margaret kalau dirinya sedang menuju ke negara tempat putrinya tinggal tersebut. Margaret pun tak bisa menolak ayahnya dan akan menemuinya untuk mendengarkan apa yang diinginkan ayahnya tersebut.
Tapi aktivitas Margaret yang padat membuatnya lupa kalau ayahnya akan datang. Margaret bekerja dan menikmati waktu weekend di rumah sakit serta istirahat di apartemennya.
Pagi itu, setelah membereskan kamarnya, Margaret sarapan pagi lalu pergi ke rumah sakit. Margaret berharap hari ini ada kemajuan pada ibunya. Tapi setibanya disana, tak ada perubahan dan lagi-lagi Margaret harus menelan kekecewaannya.
"Mama, nanti aku datang lagi, mama harus bangun ya.." ucap Margaret.
Hari-harinya selalu dihabiskan dengan pergi ke rumah sakit dan membayar tagihan rumah sakit. Perlahan-lahan keuangannya menipis dan jika habis lagi, Margaret harus menjual apartemen yang tersisa.
"Kapan mama akan sadar.." gumam Margaret.
Hingga sebuah panggilan telepon membuyarkan lamunannya.
"Akh papa.." ucapnya.
"Ada apa pa?" tanya Margaret di telepon.
"Margie kau ada dimana? Kita mau bertemu dimana hari ini?" tanya David.
"Oh iya, aku lupa karena sibuk belakangan. Maaf pa, kita bertemu di resto Xx saja.." ucap Margaret.
"Baiklah, satu jam lagi papa tiba disana." ucap David.
"Oke.."
Margaret akhirnya pergi ke restoran tersebut. Dirinya juga sudah mengabari posisinya pada ayahnya dan menunggu dengan sabar. Hingga akhirnya David datang menemui putrinya.
"Maaf papa terlambat karena mencari lokasinya." ucap David.
"Tak masalah, silahkan duduk pa." ucap Margaret.
Lalu mereka memesan minuman dan makanan disama. Barulah David mulai bicara dan bertanya semua pertanyaan yang ada di benaknya.
"Katakan saja papa ingin menanyakan apa." ucap Margaret.
"Apa benar kau tinggal bersama Theresia dan Chyntia berada di rumah sakit?" tanya David.
"Itu benar pa, papa sudah tahu mama sakit apa?" tanya Margaret.
"Iya, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan sejak kapan?tanya David.
"Mama juga awalnya merahasiakannya dariku jadi papa jangan terlalu kecewa. Mama mulai merasakan gejalanya saat aku kuliah semester akhir." ucap Margaret.
"Lalu kenapa diagnosisi dokter waktu itu berbeda?" ucapnya bingung.
"Aku juga tak mengerti pa, yang jelas saat ini mama sudah mendapatkan penanganan yang terbaik." ucap Margaret.
"Apa kau masih punya uang setelah menjual banyak hal?" tanya David khawatir.
"Aku masih punya sedikit tabungan dan sudah dapat pekerjaan disini. Jadi sementara aku baik-baik saja." ucap Margaret.
"Margie kembalilah ke Indonesia, papa akan berikan segalanya dan kau bisa kembali bekerja di kantor papa." ucap David.
"Untuk saat ini, aku sedang fokus pada kesehatan mama. Dan aku akan mencari pengalaman disini, mungkin nanti aku akan kembali jika aku sudah bosan." ucap Margaret.
"Margie, papa tak benar-benar menghapusmu dari nama pewaris dan kau bisa kembali kapan saja." ucap David.
"Terimakasih pa, mungkin saat ini belum saatnya." ucap Margaret.
"Baiklah." ucap David kecewa.
Keduanya pun mengobrol santai dan Margaret menceritakan sedikit tentang kesehariannya serta pekerjaannya. David hanya mendengarkan karena tahu Margaret sangat kecewa padanya. Margaret menolak semua bantuan yang diberikan oleh David dan berkata belum saatnya dirinya mendapat bantuan sang ayah. Alasan lainnya adalah dirinya tak mau Cathy menyerangnya dari sisi lain jika langsung menerima tawaran ayahnya.
"Cathy, tidak punya kekuatan ataupun kekuasaan apapun, kau tak perlu takut padanya." ucap David.
"Aku tahu, aku hanya ingin fokus pada mama." ucap Margaret.
"Sepertinya, kau sudah jauh lebih dewasa dibandingkan saat itu." ucap David tersenyum.
"Iya, banyak pelajaran yang kudapatkan dari semua tragedi ini." ucap Margaret.
Begitulah obrolan mereka mengalir, David juga menceritakan tentang Daisy adik Margaret yang lucu dan menggemaskan. Margaret pun tersenyum melihat foto sang adik, tapi sayang pasti keadaannya tidak akan menyenangkan karena Cathy sangat membencinya.
"Nanti kau harus menemui adikmu." ucap David.
"Tentu pa, dia anak yang lucu dan menggemaskan." ucap Margaret.
Setelahnya, David dan Margaret berpisah. David langsung pulang karena tak ingin Cathy curiga. Lalu David menyuruh orang untuk mencarikan tempat tinggal untuk putrinya, Margaret. David merasa malu karena Margaret menumpang di apartemen Theresia. Padahal alasannya adalah agar Margaret tidak sendirian dan Theresia lebih mudah mengabari Margaret.
Beberapa hari kemudian, Margaret mendapatkan surat berisi kunci dan apartemen atas nama dirinya dari David. Semua agar Margaret tak menyusahkan Theresia dan bisa tinggal dengan nyaman. Tapi Margaret masih belum bisa pindah karena alasan lokasi yang jauh dari rumah sakit sang ibu. Theresia juga tak melarang Margaret untuk pindah dan membebaskan Margaret untuk menentukan pilihannya. Tapi Margaret memilih tetap tinggal bersamanya demi bisa dekat dengan ibunya.
"Margie kau yakin tetap tinggal disini?" tanya Theresia.
"Iya tante, aku bisa ke rumah sakit kapan saja dengan cepat." ucap Margaret.
"Baiklah, aku takkan melarangmu." ucap Theresia tersenyum.
Theresia senang jika Margaret tetap tinggal dan menemaninya yang hidup sendirian. Apalagi Margaret belum terbiasa hidup sendiri di negri orang. Sementara apartemen barunya masih kosong dan belum ditinggali.
...
Di tempat lain, Cathy yang tahu pergerakan suaminya sangat kesal. Bagaimana bisa David mengunjungi anak dan mantan istrinya diam-diam tanpa sepengetahuannya. Apalagi sampai memberikan sebuah apartemen pada putrinya.
"Arghhh.. Anak ja**ng itu memang benar-benar tak tahu diri..!" umpatnya.
Saat ini Cathy sedang terkurung di rumahnya karena mobil dan juga kartunya disita oleh David, sampai dia menyadari perannya sebagai seorang ibu. Tak ada lagi jalan-jalan ke mall, berbelanja atau party bersama teman-temannya. Yang menantinya adalah tangisan anaknya di rumah.
Cathy tak terima akan kondisi itu tapi jika terus melawan hidupnya akan sengsara. Untuk itulah Cathy mencoba mengambil hati suaminya agar tau pergerakannya. Cathy belajar mengganti popok putrinya, memandikannya, hingga menyuapinya makan. Lebih baik lagi kalau dilakukan di depan suaminya agar mobil dan kartunya kembali.
David yang baru pulang pun melihat Cathy sedang belajar memakai popok putrinya lalu menggendongnya. David tersenyum, merasa Cathy sudah berubah dan menyadari tanggungjawabnya.
Cathy yang sadar diperhatikan suaminya langsung tersenyum dan menyapanya.
"Sayang, sudah pulang." ucapnya.
"Iya, bagaimana kabarmu dan Daisy.?" tanya David.
"Kami baik-baik saja." jawabnya.
"Sepertinya kau sudah introspeksi diri." ucap David.
"Aku menyadari kesalahanku, makanya aku belajar cara merawat Daisy dengan benar." ucap Cathy.
"Baguslah, jika kau terus begini aku akan mengembalikan mobil dan kartumu." ucap David.
"Maafkan aku sayang atas tindakanku yang bodoh selama ini." ucap Cathy.
"Asalkan kau mau berubah, tak masalah." balas David.
Hubungan mereka pun kembali membaik. Bahkan kini mereka berdua sedang makan malam bersama di rumah. Cathy lagi-lagi berhasil mengambil hati David dan kali ini akan mengontrolnya agar tidak bersikap royal pada Margaret.
...----------------...