NovelToon NovelToon
IDOL

IDOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: vennyrosmalia

Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.

" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.

" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

Dug.

"Aargh, si alan." umpat Frans kasar.

Felisha berusaha melawan karena Frans berusaha untuk menguasai tubuhnya. Felisha membenturkan kepalanya sendiri dan tepat mengenai hidung Frans.

Felisha berusaha untuk turun dari kasur saat Frans mengerang kesakitan. Namun usaha nya belum membuahkan hasil, sebab Felisha kembali di tarik oleh Frans dan tubuhnya dibanting dengan kasar di atas kasur.

"Toloong, toloong." Felisha berteriak sekencang mungkin dan berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya.

"Hahaha, teriak saja yang kencang Baby, kamar ini kedap suara." seru Frans.

Frans kemudian mengungkung tubuh Felisha dan berusaha membuka baju Felisha dengan cepat.

"Tidak, jangan." Felisha terus berusaha untuk mempertahankan diri namun hal itu justru membuat Frans naik pitam.

Plak.

Satu tamparan keras mengenai wajah mulus Felisha. Sudut bibirnya sampai mengeluarkan darah saking kencangnya tamparan itu.

Frans berhasil membuka gaun cantik Felisha dan kini Felisha sudah setengah Naked di bagian atasnya.

Brak.

Frans yang akan mencumbu Felisha terkejut setelah melihat kedatangan Alvino dan beberapa orang dibelakangnya.

"Ba jingan Lo." teriak Alvino.

Dia segera menendang tubuh Frans sehingga Frans jatuh terguling dari atas kasur.

Dengan sisa tenaga yang ada Felisha berusaha menutupi tubuhnya yang hampir saja ditelanjangi Frans menggunakan selimut.

Felisha menangis tersedu di bawah selimut besar.

Alvino terus saja menghajar Frans yang sudah berani melakukan ini pada Felisha. Ray yang melihat Frans sudah tidak berdaya segera melerai.

"Cukup Al, dia bisa mati." ucap Ray sambil menahan tubuh Alvino yang terus saja ingin menendang tubuh Frans.

"Dia memang pantas mati." Teriak Alvino geram.

"Vino." lirih Felisha.

Alvino tersadar setelah mendengar Felisha memanggilnya. Dia segera mengalihkan pandangannya pada Felisha yang meringkuk di dalam selimut.

"Felis."

Alvino segera menghampiri Felisha dan memeluk erat tubuhnya. Felisha langsung menangis dengan kencang di dalam pelukan Alvino.

"Maaf sayang, maaf." ucap Alvino sambil mencium kepala Felisha tanpa henti.

Hatinya sungguh sakit melihat keadaan Felisha yang seperti ini.

Ray kemudian meminta pihak keamanan untuk meringkus Frans dan menjebloskannya ke penjara.

......................

Alvino membawa Felisha ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan visum.

Felisha kini sudah tertidur setelah menangis sedari tadi. Alvino mengelus pipi Felisha yang tampak membiru.

"Maaf Felis." gumam Alvino.

Ceklek.

"Alvin."

Pintu ruangan Felisha terbuka, Gina yang datang sengan satu tas berisi pakaian miliknya dan Felisha.

Saat menghubungi Gina, Alvino memang meminta Gina untuk tidak menyusul ke hotel meskipun Gina terus mendesaknya ingin menyusul.

"Bagaimana keadaan Feli?" tanya Gina.

Dia bisa melihat mata sembab, wajah pucat, dan pipi yang tampak memar di wajah Felisha.

"Dokter belum mengetahui apakah Felisha ada trauma psikis atau tidak." jelas Alvino.

Memang tadi dokter hanya memeriksa keadaan fisik Felisha saja. Beruntung Alvino cepat datang sehingga Felisha tidak mengalami pemer kosaan.

"Lalu pelakunya?"

"Dia akan mendekam di penjara." jawab Alvino dengan tangan mengepal karena kembali emosi saat teringat posisi Frans yang mengukung tubuh Felisha.

"Sebaiknya kamu ganti baju dan makan dulu." titah Gina.

Keadaan Alvino terlihat kacau saat ini. Bahkan di baju nya ada bercak darah yang Gina pastikan itu milik si pelaku.

Alvino tidak membantah, dia pun membawa tas berisi pakaiannya ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu.

Gina kemudian duduk di kursi yang tadi ditempati Alvino. Gina menggenggam tangan Felisha yang terasa hangat.

"Cepet sembuh ya Feli." ucap Gina pelan.

Dia merasa sedih mendengar apa yang terjadi pada sahabatnya. Entah akan sehancur apa Felisha jika pelaku itu benar-benar memper kosanya.

...****************...

Jangan lupa like ya teman-teman

Terima kasih 🙏

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!