NovelToon NovelToon
TUJUH PEDANG PELINDUNG : THE VELARI

TUJUH PEDANG PELINDUNG : THE VELARI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Barat
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: XenoNovel

Ini Adalah Lanjutan Dari Novel Tujuh Pedang Pelindung Sebelumnya 🙏🏻
Di Harapkan Untuk Membaca Novel Sebelumnya Terlebih Dahulu Agar Tidak Bingung Dengan Ceritanya 👍🏻

Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berujung Duel

Disisi lain, Lawkei pergi menemui Vijan yang sedang berada di taman kota kerajaan jingga. Dia melihat ke arah Vijan yang sedang duduk di kursi taman sambil melihat ke arah air mancur di hadapannya.

"Apa kau sering kesini... ketika ingin sendirian?" tanya Lawkei sambil berjalan mendekat ke arah Vijan.

Vijan yang mendengar itu pun langsung tersenyum dan melihat ke arah Lawkei. "Tidak, lagian aku disini sambil melihat Ziaz dan Helena yang sedang lari santai, pagi tadi." 

"Eee... begitu ya?" balas Lawkei.

Lawkei pun duduk di samping Vijan dan dia pun mulai menatap ke arah air mancur yang ada di hadapan mereka itu. 

"Ternyata ini ya, alasan kenapa kau dari tadi berada disini." kata Lawkei.

Vijan mengangguk pelan. "Aku sedang berusaha untuk belajar mengendalikan emosi ku." 

Lawkei tertawa kecil. "Mengendalikan emosi ya? Kau ini mirip seperti Komandan ku saja," 

"Jadi, kenapa kau pergi menemuiku?" tanya Vijan sambil melemparkan batu kecil ke air mancur tersebut.

Lawkei menggaruk kepalanya. "Ziaz menyuruh kita untuk berjaga di GOR Olahraga milik kerajaan jingga, mulai dari besok pagi." 

Vijan yang mendengar itu pun langsung pura-pura lemas. "Ayolah, aku ini malas banget bangun terlalu pagi." 

"Jangan banyak kali alasan, lagian ini juga demi mencegah agar para anak-anak nakal itu tidak balas dendam kepada kita." ucap Lawkei.

Vijan kebingungan. "Hmm? Apa hubungan dengan GOR Olahraga? Apa mereka ingin menghancurkan bangunan jelek itu?" 

Lawkei memukul kepala Vijan. "Bodoh! Disana kan banyak orang, otomatis mereka pasti ingin balas dendam dengan cara melukai para penonton!" 

"Oi! Berapa kali kau memukul kepalaku huh!" balas Vijan sambil memegang kepalanya.

"Sepertinya sudah sepuluh kali ya?" jawab Lawkei dengan santai.

"Anak ini, benar-benar membuatku jengkel... andai saja kekuatan dia bukan petir, pasti sudah dari kemarin aku mencekiknya." gumam Vijan sambil memandangi Lawkei.

Sementara itu, di kursi penonton, lapangan sekolah. Kimberly sedang menahan para teman-temannya yang ingin mencoba mendekati Sano yang sedang berbicara dengan Owen.

"Oi kalian! Jangan ganggu mereka berdua!" ucap Kimberly.

"Sano! Kau benar-benar sangat tampan ketika memegang medali emas! Apa kau punya pacar? Aku menyukaimu!" ujar teman-temannya Kimberly.

Sano dan Owen yang melihat hal tersebut pun mulai ketakutan. "Gawat... kenapa mereka terlihat seperti ingin memangsaku?" 

"Mungkin karena kau memiliki rambut berwarna ubi," saut Owen.

"Apa katamu!" ucap Sano.

Owen tiba-tiba mulai berdiri yang membuat Sano dan Kimberly kebingungan. Lalu dia mulai berjalan ke arah lain yang membuat Sano langsung memanggilnya.

"Oi! Kau ingin pergi kemana! Aku belum habis bicara!" ujar Sano.

"Kita pindah tempat," jawab Owen dengan cepat.

Sano yang melihat itu pun, langsung mengikuti Owen dengan cepat. Sedangkan Kimberly di tinggalkan begitu saja oleh mereka berdua.

"Hey! Bagaimana denganku!" teriak Kimberly sambil menahan teman-temannya.

Mereka berdua pun hanya menghiraukan teriakan dari Kimberly itu. Namun, karena mendengar ucapan dari teman-teman Kimberly tadi, Sano mulai penasaran dengan sekolah SMA ini.

"Apa disini ada Club Karate juga?" tanya Sano.

Owen menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak, para anggota senior tidak menyukai beladiri itu." 

"Huh? Apa maksudnya itu? Apa mereka membenci ilmu beladiri indah seperti Karate?" ucap Sano.

"Begitulah, tapi tidak jarang kalau beberapa murid yang ada disini menyukai beladiri kuno itu... mereka yang menyukainya, pasti akan pergi ke sebuah tempat yang ada di ujung kota bagian selatan untuk mempelajari teknik kuno itu." jawab Owen.

Sano yang mendengar itu pun mulai sedikit kesal. "Kenapa kau dari tadi menyebut ilmu beladiri kuno ya? Tapi setidaknya ilmu beladiri kuno yang kau maksud itu tidak hanya main kaki saja," 

"Apa katamu!" ucap Owen.

Tiba-tiba suara bel pulang berbunyi yang membuat mereka berdua mulai kebingungan satu sama lain. 

"Bunyi apa itu?" tanya Sano.

"Itu bunyi bel pulang bodoh, tapi kenapa cepat sekali?" jawab Owen.

Sano yang mendengar itu pun langsung menyeringai. Dia pun langsung menatap ke arah Owen dengan wajah serius. 

"Jadi artinya, apa kau ingin 1 vs 1 melawanku di lapangan yang luas ini?" tanya Sano.

Owen mulai menyeringai. "Taekwondo melawan beladiri kuno ya? Tidak buruk juga," 

Mereka berdua mulai berjalan ke tengah lapangan yang membuat Kimberly menjadi sangat terkejut.

"Oi kalian berdua! Apa yang ingin kalian lakukan di tengah lapangan itu huh!" teriak Kimberly.

Pelayan Kimberly yang melihat dari sudut lapangan itu pun langsung tau kalau Owen dan Sano akan berduel 1 vs 1 di tengah lapangan itu.

"Sepertinya mereka berdua sedang memperebutkan Tuan Putri ya?" ucap Pelayan itu.

Sementara itu, Owen dan Sano mulai berada di tengah lapangan, lalu menatap dengan serius satu sama lain. 

"Jika salah satu dari kita terjatuh..." kata Sano.

"Dia akan kalah..." balas Owen.

Mereka berdua mulai memasang kuda-kuda mereka masing-masing. Kimberly yang melihat dari kursi penonton pun langsung panik dan bergegas berlari ke arah mereka berdua.

"Gawat, mereka sepertinya ingin berkelahi." ucap Kimberly sambil berlari.

Para murid lain pun melihat dari kursi penonton dengan ekspresi kebingungan.

"Ada apa ini? Bukannya itu ketua? Siapa pria berambut ungu itu? Mereka berdua bukannya sesama ksatria pedang pelindung? Oi, aku sepertinya pernah melihat pria yang berambut ungu itu!" 

"Kalian berdua! Apa yang ingin kalian lakukan!" ujar Kimberly yang berada dekat dengan mereka berdua.

Sano dan Owen yang mendengar perkataan Kimberly itu pun, langsung menatap ke arah Kimberly dengan serentak yang membuat Kimberly ketakutan.

"Jangan pernah mengganggu permasalahan antara pria," ucap Sano.

"Sebaiknya Nona segera menjauh dari kami," kata Owen.

Kimberly yang mendengar perkataan mereka berdua itu pun langsung gemetaran. Tiba-tiba salah satu dari murid yang sedang melihat dari kursi penonton berteriak.

"Mantan Atlet Taekwondo Melawan Atlet Karate!" teriaknya.

Hal tersebut membuat para murid lainnya menjadi rusuh dan mulai bersemangat untuk menonton. Sano dan Owen yang mendengar semangat dari para murid lainnya itu pun langsung tersenyum.

"Heee... ternyata kau itu Mantan Atlet ya? Pantesan saja kau memiliki tendangan yang kuat," ucap Sano.

"Atlet Karate ya? Jadi kau ini sebenarnya seorang Ksatria atau Atlet huh!" balas Owen.

Sano melayangkan pukulannya ke arah Owen. Melihat hal tersebut, Owen segera melayangkan tendangannya untuk menepis pukulan dari Sano. Namun tiba-tiba Kimberly melompat ke tengah mereka yang membuat mereka berdua sangat terkejut.

"Cukup!!!!" teriak Kimberly dengan ekspresi ketakutan.

Owen dan Sano yang melihat itu pun langsung menghentikan aksi mereka berdua. Sedangkan Pelayan Kimberly yang sedang berada di sudut lapangan itu pun, mulai panik ketika melihat hal tersebut.

"Oi oi, jika kalian berani menyakiti Tuan Putri. Aku jamin kalian berdua pasti akan tinggal nama saja," gumam Pelayan sambil meremas bola kristal hingga pecah.

( END CHAPTER 34 )

1
Gia Uw
Wadohhh seberapa cantik Helena sampai sampai Ziaz yang Author bilang paling tampan di antara lima kawannya itu bisa suka sama Helena
XenoNovel
Author sedang berusaha untuk semangat menulis lagi karena belakangan ini mulai hilang semangat 🥲 setelah di lihat lihat lagi, tujuh pedang pelindung ini lebih bagus di jadikan komik dari pada novel, tapi karena ceritanya masih belum habis dan Author juga belum menemukan ending dari ceritanya, mau gak mau projek komiknya Author batalkan terlebih dahulu sampai dapat waktu yang tepat 🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!