"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12-Tuduhan palsu
Keheningan rumah terusik. Beberapa orang masuk, tatapan mereka tertuju pada Luo Yi. Pandangan tajam, penuh kecurigaan. Luo Yi mundur, merasakan ketidaknyamanan yang jelas. Suasana berubah, dari sunyi menjadi tegang.
"Dia pembunuhnya! " Salah seorang memprovokasi.
"Saya tidak membunuhnya, saat saya datang dia sudah seperti ini. " Ungkap Luo Yi, ia mencoba menjelaskan.
"Bohong!" Teriak seorang warga, suaranya mengema di ruangan sempit itu. "kau, Satu-satunya yang ada di sini! "
"Sudah cepat tangkap saja pembunuh itu! " Seru yang lain.
Hui menerobos masuk, ia berdiri di samping Luo Yi. "Jangan sembarangan! kami baru saja sampai di sini, mana mungkin kami pembunuhnya. " Hui menunjuk-nunjuk ke arah mereka semua.
Tak lama beberapa prajurit memakai pakaian zirah datang bersama seorang kasim. Mereka langsung menuju ke arah Luo Yi dan Hui, tangan mereka berdua tiba-tiba di pegang dengan erat.
"Bawa mereka, jebloskan ke penjara! " Perintah kasim itu.
"Tidak! saya tidak membunuhnya! lepas... "Luo Yi memberontak.
"Diam! " Bentak seorang prajurit.
Luo Yi menarik paksa kedua tangannya. "Tunggu! izinkan aku untuk memeriksa mayat ini dan membuktikan jika bukan aku pembunuhnya. Jika aku tidak bisa membuktikan kalau aku bukan pembunuhnya, kalian bisa membawaku. " Ujar Luo Yi penuh tekat.
"Nona, apa Nona yakin? "
Luo Yi menunduk, namun Hui masih ragu dengan ucapan Nonanya. Wajahnya tampak sangat khawatir memikirkan nasip mereka berdua.
Sang kasim terdiam sejenak, ia melihat Luo Yi ragu. "Baiklah aku akan memberimu kesempatan, namun jika kamu tidak bisa memberikan bukti yang kuat maka aku akan menyeretmu ke penjara untuk di adili! "
Ia mengibaskan tangannya meminta prajurit untuk melepaskannya. Para prajurit memberikan ruang pada Luo Yi.
"Tolong bantu saya untuk membaringkan tubuh itu. " Ia meminta kedua prajurit untuk membaringkan mayat itu.
Mereka segera melaksanakan perintah Luo Yi, di angkatnya tubuh itu dari atas kursi dan di lentangkan di atas lantai . Luo Yi segera mendekat mengamati mayat dayang Bao Yu. Ia mengambil sapu tangan dan mencabut pisau yang tertancap di dadanya. Darah tak mengalir, terlihat darah sudah mengering.
Luo Yi dengan hati-hati memeriksa luka tusukan. Ia melihat bahwa luka tersebut relatif dangkal dan tidak menembus jantung secara langsung.
"Lihatlah tusukannya tidak langsung menembus jantung, jelas ia melakukan perlawanan. "
Ia mengambil sampel darah dari luka dan membandingkannya dengan darah dayang Bao Yu. Ia menunjukkan bahwa darah di luka dan darah dayang Bao Yu memiliki golongan yang berbeda.
" Lihatlah perbedaan ini, menunjukkan adanya darah tambahan, mungkin dari penyerang. " Jelasnya. " Dan itu bukan darah saya, lihat saya tidak terluka. "
Luo Yi memperlihatkan kedua tangannya.
"Lihat." Luo Yi menunjukkan sehelai kain yang ada di genggaman tangan dayang Bao Yu. " Ini adalah kain dari baju pembunuh itu, jelas ini bukan bajuku, warna dan motifnya saja sangat berbeda. "
Penjelasan Luo Yi sangat masuk akal membuat kasim mengangguk.
"Dan aku kesini karena ada kepentingan dengan dayang Bao Yu, dia dulu juga merupakan pekerja di kediaman ku. Jadi untuk apa aku membunuhnya, aku juga yakin pembunuhnya masih berada di sini. " Ia menatap kasim itu dengan penuh percaya diri.
Kasim itu memicingkan matanya, ia memperhatikan semua orang yang ada di sana. "Bagaimana kamu bisa membuktikan bahwa pembunuhnya ada di sini?. "
Luo Yi mengamati setiap gerak gerik orang yang ada di dalam ruangan itu. "Pembunuhnya pasti memiliki sebuah luka di tangannya, terlihat juga daging yang ada di kuku dayang Bao Yu . Dayang Bao Yu pasti sempat mencakar pelaku. Coba saja periksa mereka satu persatu. "
"Prajurit! cepat periksa mereka semua satu persatu."
Ke empat prajurit segera memeriksa setiap orang yang ada di dalam ruangan itu, mereka meminta mereka semua untuk mengulurkan tangan. Saat mereka mendekati seorang lelaki yang tadi berteriak bahwa ada pembunuh, seketika lelaki itu berlari keluar menerjang kerumunan orang yang ada di sana.
Namun dengan sigap prajurit menangkapnya hingga ia tidak bisa kabur. Kasim juga memerintah untuk memeriksa tubuhnya, dan benar saja lengannya tergores seperti cakaran bahkan bajunya juga terkoyak dan sama persis dengan kain yang Luo Yi temukan.
Kasim yakin jika dialah pembunuhnya, ia memutuskan untuk melepaskan Luo Yi dan membawa penjahat itu untuk di introgasi. Mayat dayang Bao Yu juga segera di angkat dan di bawa.
Tubuh Luo Yi terhuyung, ia bersandar pada meja yang ada di belakangnya. Hui mendekap pundak Luo Yi, mengusapnya lembut.
"Nona baik-baik, saja? "
Luo Yi mengangguk, "Iya aku hanya lega, akhirnya kita bebas dari tuduhan itu. "
"Iya Non, untung saja Nona hebat. Kalau tidak, kita bisa berakhir dalam penjara. "
Luo Yi menegakkan tubuhnya, " Ayo kita periksa dulu rumah ini, siapa tau ada petunjuk lain . "
" Baik Nona... "
Mereka segera menyisir setiap sudut tempat itu, Luo Yi masuk ke dalam kamar. Di bukanya pintu kayu yang terlihat sudah usang, ia melihat dan mulai mencari sesuatu yang mungkin bisa jadi barang bukti.
Ia tertegun saat melihat sebuah lukisan seseorang yang sangat cantik dan juga elegan.
"Lukisan siapa ini? sungguh cantik dan anggun. " Gumamnya sambil meraba permukaan lukisan.
"Hui! kemari..." Teriak Luo Yi.
Hui yang sedang memeriksa ruang utama segera berlari ke arah Luo Yi.
"Ada apa Nona? " Ucapnya panik.
Luo Yi menunjuk ke arah lukisan. "Lihatlah, apa kamu mengenalinya? "
Hui mengamatinya dengan seksama. "Nona, ini kan lukisan nyonya Yang Zi, ibunda Nona. "
Mata Luo Yi melebar, mengamati dengan seksama. "Benarkah? sungguh cantik. " Gumamnya.
Sinar matahari menyinari punggung lukisan yang dipegang Luo Yi. Ia mengangkatnya lebih tinggi, sebuah tulisan samar muncul di balik kanvas. Mata Luo Yi menyipit, mencoba menerka huruf-huruf yang hampir tak terlihat.
"Hui, tolong ambilkan aku lilin dan air," pintanya, suaranya bergetar karena kegembiraan dan ketegangan. "Kurasa aku menemukan sesuatu."
Hui mengerutkan kening, penasaran. "Untuk apa, Nona?"
"Kau akan tahu nanti," jawab Luo Yi, senyum misterius terukir di bibirnya.
Hui bergegas ke dapur, mengambil lilin dan sebuah mangkuk kecil berisi air. Kembali ke Luo Yi, ia menyerahkan lilin yang menyala. Dengan hati-hati, Luo Yi meletakkan lukisan itu di atas api lilin yang redup, meneteskan air sedikit demi sedikit ke permukaan kanvas.
Perlahan, seperti sihir, huruf-huruf itu muncul, mengungkapkan pesan yang tersembunyi. Mata Luo Yi dan Hui melebar tak percaya. Senyum lebar merekah di wajah mereka. Bukti yang mereka cari akhirnya ditemukan. Luo Yi dengan hati-hati menggulung lukisan berharga itu, sebuah senyum lega mengembang.
"Ayo kita pergi, aku akan melakukan pertunjukkan hebat kali ini. " Luo Yi menyeringai, tatapannya tajam menatap ke depan.
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘