Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 – Ruang Jiwa Jasmine
Alea mendekati bola kristal Nexus dan menyentuh nya, tiba-tiba dari bola kristal itu keluar cahaya yang amat menyilaukan menutupi seluruh tubuh Alea. Cahaya itu sepeti menyedot Alea masuk ke dalam cahaya biru yang mengambang, tubuh Alea melayang di udara, ada sensasi ringan terasa seperti berasa di dua dunia. Bahkan Alea dapat mendengar denyut jantung nya dan juga hembusan napasnya seperti membelah waktu. Seketika Alea merasakan hangat dan dinginnya kenangan, harapan juga ketakutan yang membaur jadi satu, seperti sebuah gelombang yang menghantam pantai. Di dalam sana ia merasakan kehampaan yang menyakitkan, dan perlahan dari kejauhan ia melihat sosok seseorang yang sangat ia kenal. Jasmine, gadis kecil dengan mata penuh luka dan harapan, menatap Alea dengan tatapan kesedihan.
Alea melihat Jasmine berdiri di tengah kabut yang di penuhi oleh cahaya lembut. Mata mereka saling bertemu, dua entitas yang terpisah kini bersatu dalam satu kesadaran. Tatapan Jasmine yang tajam menghujam tepat di jantung Alea.
“Kau... aku tak tahu apa yang terjadi. Tubuh ini... terasa seperti rumah yang asing.” Suara Jasmine yang lembut terdengar samar,
Alea bagai bayangan lapuk yang tak tergapai, namun bersinar penuh harapan dan ketulusan, rasa sakit, bersalah juga permintaan maaf melebur menjadi satu.
Dengan suara amat lembut Alea berkata,
“Aku di sini... bukan untuk mengambil alih. Tapi untuk membawamu pulang.”
Jiwa Jasmine yang berwarna kelabu menitikkan air mata, hati membara bagai perapian yang lama padam, ia terluka, Jasmine mulai menjauh dari Alea,
“Kenapa kau tidak menyelamatkanku dari awal? Aku sendirian... dan kau membiarkanku hancur.” Ucapnya lirih. Alea hanya diam, ia tak menjawab apapun, namun ia mendekati Jasmine dan mengulurkan tangannya, rasa penyesalan dan tekad ingin menolong terpancar dari mata Alea. Jasmine memandang tangan Alea yang terulur, ia ingin meraih tangan itu namun Jasmine masih ragu, akankah Alea akan menyelematkan nya atau justru akan melenyapkan dirinya. Cukup lama ia menatap tangan itu, yang dulu lemah kini menjadi kuat karena jiwa Alea, dan seperti ada magnet yang menarik nya dengan lembut, Jasmine seakan ikut tersedot.
Setelah kedua jiwa itu mulai berdamai, tiba-tiba elemen Nexus merespon, cahaya kristal berpendar biru dan merah, jiwa mereka berdua terkoneksi menjadi satu kesatuan utuh, mesin resonansi jiwa mendeteksi adanya kestabilan kedua jiwa dalam satu wadah. Yang menciptakan resonansi baru yang intens dan penuh harapan baru.
Setelah cahaya kristal meredup, dua jiwa itu berdiri dalam satu wadah dan satu kesadaran.
“Aku tak ingin lagi jadi wadah. Aku ingin hidup.” Suara Jasmine yang lembut terdengar di kepala Alea.
“Kita akan hidup, bersama. Bukan karena jiwa yang kalah, tapi karena kita pantas berdiri bersama.” Alea tersenyum sambil mengangguk.
"Berjanjilah kau tak akan meninggalkan aku" pinta Jasmine.
"Aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku akan mengembalikan hidupmu, walaupun nyawa ku sebagai taruhannya" ucap Alea.
Setelah kedua jiwa itu saling berinteraksi, tiba-tiba Alea tersedot keluar, kembali ke ruang kendali Nexus, keringat membasahi seluruh tubuhnya. Alea membuka matanya dengan napas panjang lalu tersengal-sengal, di sekeliling Alea nampak Cecilia, Zora dan juga Leo.
"Alea kau baik baik saja" tanya Zora.
"Kami kira kau mati, tiba-tiba saja kau jatuh pingsan dan tak bernapas" sambung Leo.
"Aku tak apa apa, tidak kami baik baik saja" Jawab Alea
"Kami, maksud mu... kau dan gadis itu" Tanya Cecilia.
"Hmmm" Alea mengangguk, ia mencoba berdiri namun tubuhnya masih agak lemah. Zora membantu Alea berdiri, saat Alea mencoba untuk berdiri, kristal ELRA retak, suara retakan nya terdengar sangat keras.
"Kita pergi sekarang, sebelum ia hancur dan meledak" teriak Cecilia.
Alea melepaskan pegangan Zora, ia menatap kristal ELRA yang kini telah retak.
"Inti Nexus retak, aku berhasil menyelamatkan jiwa Jasmine dan juga yang lain, tinggal mencari cara untuk menghancurkan sigma dan berhadapan langsung dengan ketua sigma" batin Alea.