NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

"Aku bersedia menggantikan kakakku!"
Menikah dengan Om-om? Itulah yang terjadi pada Naifa, gadis berusia 18 tahun yang harus bersedia menggantikan kakaknya menjadi pengantin wanita di hari pernikahan yang sudah diatur. Namun, yang lebih mengejutkan jika suaminya adalah pria yang sudah menolongnya. Akankah benih cinta tumbuh dalam pernikahan mereka? Mampukah mereka menghadapi ujian demi mempertahankan pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan

Edward, dosen yang gagah itu tengah menjelaskan materi pada anak didiknya. Semuanya terlihat serius mendengarkan, kecuali Naifa dan Hanni yang saling berbisik seperti merencanakan sesuatu.

"Jadi pulangnya kita beli kue dulu, mumpung cuma satu matkul." Bisik Hanni pada sahabatnya. Sementara Naifa masih tidak mengerti apa yang dilakukan sahabatnya.

"Terus habis itu ngapain?"

"Kita ke kantor suami kamu, aku mau ngasih kejutan buat Kak Jehan."

Naifa akhirnya mengerti, jika temannya sedang mempersiapkan kejutan untuk pria yang sedang dekat dengannya. Bagaimana bisa Hanni berpikiran memberikan sesuatu pada pria yang belum menjadi siapa-siapa baginya? Sementara Naifa sendiri belum pernah memberi hadiah apapun pada suaminya.

"Apa aku juga kasih hadiah yah buat Kak Bian, tapi dia sudah punya semuanya," gumam Naifa dalam hatinya.

"Ekhem, Naifa kamu bisa pindah tempat duduk ke belakang kalau tidak mau memperhatikan. Dan Hanni, jangan terlalu banyak bermain handphone."

Naifa dan Hanni pun menjadi sorotan mahasiswa lain, mereka saling menggunjingkan kedua sahabat ini.

"Lho, yang lainnya kenapa jadi ikut tak fokus. Saya menegur mereka bukan untuk jadi bahan gosip kalian di kelas."

Edward kembali menunjukkan ketegasannya, semua mahasiswa pun kembali fokus dan mengamati apa yang di ajarkan dosen gagah itu.

Kelas selesai, semua anak bersiap keluar untuk pulang. Namun, Edward menahan Naifa yang tengah berjalan menuju keluar kelas.

"Naifa, boleh saya bicara sama kamu sebentar?"

Naifa dan Hanni saling bertatapan, dia takut jika Edward akan memarahinya karena kejadian tadi. Tanpa melawan, Naifa pun segera menghampiri dosennya.

"Iya, Pak Edward. Saya minta maaf atas kejadian tadi."

"Bukan, saya tidak membahas yang tadi. Ada hal yang lebih pribadi yang mau saya tanyakan. Hanni, boleh kamu keluar dulu dari sini?" Pernyataan Edward membuat Naifa bingung, apalagi Hanni yang merasa aneh dengan tingkah dosennya.

"Langsung saja ke intinya, apa kamu pernah menyelamatkan seseorang yang hampir menghilangkan nyawanya di jalan depan minimarket saat hujan deras."

Penjelasan Edward membuat sel memori dari otak Naifa tersambung kembali, dia melihat beberapa puing ingatannya saat itu. Dan mengerti kenapa jika dirinya merasa pernah melihat Edward.

"Apa Pak Edward orang yang saya selamatkan dulu? Yang waktu itu saya kasih es krim coklat kan?"

Pertanyaan Naifa membuat Edward akhirnya tak ragu lagi, selama ini dia hanya mengingat suaranya karena wajahnya terhalang masker. Sekarang dia tahu jika gadis yang asyik dan sedikit tengil itu memiliki wajah secantik ini. Wajah pria itu memerah, antara kagum dan juga tak menyangka jika gadis itu sekarang menjadi anak didiknya.

"Saya sangat berterima kasih, karena kamu semangat hidup saya bisa bangkit kembali. Dan lihatlah, saya sekarang menjadi dosen disini. Naifa, terima kasih sekali lagi."

Ucapan dosen tampan itu membuat Naifa tersenyum. Dia kini merasa hidupnya cukup berguna untuk orang lain.

***

"Nai, pilih dong kue mana? Bingung banget nih."

Hanni yang sedang melihat-lihat di etalase sebuah toko kue merasa kebingungan melihat kue yang beraneka ragam. Semuanya terlihat enak, tapi harganya pun tak main-main.

Sementara, Naifa sedang sibuk membalas pesan dari suaminya. Dia sedang bertanya hal yang disukai suaminya.

'Naifa'

Itulah jawaban dari suaminya yang membuat gadis cantik itu tersipu malu.

"Eh, malah sibuk main handphone. Temannya gak di bantu ini?" Seketika Hanni yang protes terdiam kala melihat wajah sahabatnya yang merah merona.

"Wah, kirim pesan apa nih Kak Bian sampai bikin Naifa ini malu-malu meong." Candanya sambil kepo ingin melihat isi pesannya.

"Kepo banget sih Han, udah pilih kue lagi aja. Kalau bisa tanya dulu selera Kak Jehan itu apa, biar ga salah beli."

Hanni pun mendengar saran dari sahabatnya, dan membeli tiramisu karena Jehan sangat menyukai kopi.

"Nai, aku sudah cantik gak? Lihat ini kuku tangan aku sudah bagus kan?" Hanni terus memperbaiki jilbabnya dan membersihkan kuku tangannya. Lalu sedikit touch up agar wajahnya tak kusam.

Naifa menganggukan kepalanya, begitu besar effort sahabatnya untuk Jehan. Semakin membuat Naifa ingin melakukan hal yang sama untuk Bian.

Kedua sahabat itupun diam-diam datang ke kantor tempat kerja Bian dan Jehan. Dari awal masuk, security dan para staff memberi hormat pada Naifa sembari memanggilnya Nyonya Bos.

"Ga nyangka punya sobat bakal jadi nyonya bos, tapi lucu juga sih. Aku juga kaya di kasih hormat sama mereka, hahaha."

Hanni begitu bangga pada sahabatnya, tak menyangka dia bisa mendapatkan kehormatan dari orang-orang, walaupun bukan untuknya.

Mereka berdua pun sampai di lantai atas, terdapat para staff yang sedang serius bekerja. Naifa menghampiri Marissa dan meminta wanita cantik itu memberitahukan pada suaminya jika dia datang.

"Oh sebentar, saya hubungi beliau dulu yah nyonya muda."

Hanni memperhatikan sekeliling ruang kantor yang rapi dan teratur itu. Dari jauh dia melihat Sofia yang sedang menatap mereka berdua.

"Itu kan Kak Sofia, kok lihatnya kaya gitu. Pura-pura gak tau aja deh." Gumam Hanni dalam hatinya.

"Beliau sedang di ruangan lain Nyonya, tapi anda di perintah menunggu di dalam. Silakan masuk Nyonya muda. Sesuai perintah, saya tidak memberitahu kalau nyonya yang datang kemari."

Naifa pun membuka ruangan suaminya lalu mengajak Hanni masuk ke dalam.

"Kita tunggu disini yah sambil nonton TV," ucapnya sembari menekan remote TV. Hanni pun duduk di sofa dengan anteng, sementara Naifa duduk di kursi kerja suaminya.

"Nyonya Bos, Kak Bian nanti datang kesininya sama Kak Jehan gak sih?" Tanya Hanni yang penasaran, sementara Naifa sedang serius melihat meja kerja suaminya. Ada beberapa foto dirinya yang terpampang di meja. Dan juga di layar Laptop suaminya. Lalu gadis itu semakin tersipu malu saat foto di hari resepsinya terpampang jelas di dinding dengan ukuran yang cukup besar.

"Pantesan gak dengar, lagi berbunga-bunga ternyata. Nai, aku mau ke toilet. Gak kuat nih, dari tadi perut panas banget."

Naifa menunjukkan sebuah pintu, tanpa waktu lama Hanni segera masuk ke ruangan itu.

"Maaf menunggu lama, saya sedang sibuk di... " Fabian terkejut melihat tamu yang datang ke ruangannya. Ternyata istri cantiknya sedang duduk di kursi kerja miliknya.

Tanpa fikir panjang, Fabian menghampiri sang istri dan melumat bibir ranum milik istrinya. Naifa mencoba mencegahnya, ingin sekali dia mengatakan kalau sahabatnya ada disini. Namun tak ada kesempatan, dia tak bisa melawan suaminya yang kini melahap seolah penuh kerinduan.

Suara pintu toilet yang terbuka pun tak bisa dia dengar. Membuat Hanni yang baru keluar dari sana begitu terkejut melihat yang dilakukan Naifa dan suaminya.

"Ka.. kalian, aku kayanya masuk ke toilet lagi."

Fabian menghentikan ciumannya, sementara Naifa menahan malu karena di pergoki sahabatnya.

"Han, katanya mau nanyain Kak Jehan kan?" Tanya Naifa mengalihkan pembicaraan. Sementara Hanni yang masih shock melihat kemesraan sahabat dan suaminya belum bisa menjawab.

"Oh, jadi kalian kesini untuk ketemu Jehan?" Tanya Bian yang segera mendapat anggukan dari Hanni.

Fabian menghubungi temannya itu dan menyuruhnya agar ke ruangannya. Hanni begitu tak sabar, dia ingin memberi kejutan pada pria yang sedang dekat dengannya.

Saat Jehan masuk, dia tak menemukan seorangpun di ruangan Fabian. Ruangannya gelap, membuat pria itu sedikit emosi karena merasa di kerjai sahabatnya. Tiba-tiba terdengar seseorang menyanyikan lagu yang tak asing.

"Happy birthday, Kak Jehan." Hanni membawa tiramisu cake yang sudah di hiasi lilin sesuai usia Jehan. Jehan tak menyangka jika gadis itu akan mengingat hari lahirnya dibandingkan dirinya sendiri.

Diapun meniup lilin dan tiba-tiba merangkul Hanni, pria itu merasa sangat di cintai. Tak lama, Jehan berlutut di hadapan gadis itu dan berkata sesuatu yang tak di duga.

1
Memyr 67
𝗆𝖺𝗇𝖺𝗀𝖾𝗋 𝗉𝖺𝗒𝖺𝗁, 𝗉𝖾𝗇𝗀𝗄𝗁𝗂𝖺𝗇𝖺𝗍 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖺𝗇𝖽𝗋𝖾 𝗉𝖾𝖼𝖺𝗍 𝖺𝗃𝖺. 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖺𝗀𝖾𝗋 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇
Memyr 67
𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝖿𝖺𝖻𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝗂𝗇𝗍𝖺𝗋 𝗂𝗍𝗎, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗐𝖺𝗇𝗂𝗍𝖺 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗇𝗂𝖺𝗋? 𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝖿𝖺𝖻𝗂𝖺𝗇 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗉𝗂𝗇𝗍𝖾𝗋 𝖻𝗂𝗌𝗇𝗂𝗌 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗍𝗎𝗁 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺?
Fitri Widia: betul, setiap kelebihan pasti ada kekurangan 😅
total 1 replies
tse
wah bener2 ya...si ulet keket kecil...bisa bisanya pumya pikiran kaya gitu....siap2 aja dapat hukuman dari Fabina dan juga nyonya Naifa....
Memyr 67
𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗎𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗄𝗎, 𝖺𝗑𝖾𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗋 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂. 𝗌𝖾𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗂𝗍𝗎 𝗒𝖺𝗌𝗆𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗌𝖾𝗁𝖺𝗋𝗂 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗉𝖾𝗋𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇. 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗒𝖺𝗌𝗆𝗂𝗇, 𝗆𝖾𝗇𝖼𝗈𝖻𝖺 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖾 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗋𝗍𝗎𝗇𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗂𝖺 𝗅𝖺𝗂𝗇, 𝗒𝗀 𝖺𝖽𝖺 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇 𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗆𝖺𝗍
Memyr 67
𝗈𝗍𝗁𝗈𝗋 𝗌𝖺𝗒, 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇𝗅𝖺𝗁 𝖻𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗌𝖺𝗍 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗌𝖺𝗆.
tse
wah andre berkhinat ya sama Axel...
atau cuma may keuntungannya dari ulet keket itu...
semoga hubungan Hanni kali ini membawa kebahagiaan seperti Naifa...
aamiin...
selamat pdktnya Hanni dan Axel
..semiga langgeng sampai ke jenjang pernikahan..
yang penting mendapat restu dari ke dua orang tuannya...
semangat ka lanjutkan kisah ini....
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇 𝗃𝗎𝗀𝖺. 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂, 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀. 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗌𝖺𝗌𝗁𝖺 𝖽𝖺𝗁 "𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀𝗂𝗇", 𝗆𝗎𝗇𝖼𝗎𝗅 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇 𝗎𝗅𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗁𝗎𝗇 𝗒𝗀 𝗀𝖺𝗀𝖺𝗅 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗂𝗇. 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽 𝖻𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋, 𝗌𝖺𝗁𝖺𝖻𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖺𝗇𝗂𝗌 𝗂𝗍𝗎 𝗂𝗌𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗄𝖾𝖼𝗎𝗍.
Memyr 67
𝖻𝖾𝗋𝖺𝗍 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗂𝖺𝗇. 𝗇𝗀𝖾𝖼𝖾𝗐𝖺𝗂𝗇 𝖻𝗎𝗆𝗂𝗅.
Memyr 67
𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺. 𝗈𝗍𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗉𝖺𝗄𝖾, 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈. 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖾𝗌𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍𝖺𝗇, 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂. 𝗆𝗂𝗄𝗂𝗋 𝖽𝗎𝗅𝗎.
Memyr 67
𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄. 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖼𝖾𝗋𝗈𝖻𝗈𝗁. 𝖺𝗄𝗂𝖻𝖺𝗍 𝗄𝖾𝖼𝖾𝗋𝗈𝖻𝗈𝗁𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺, 𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅 𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀? 𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗌𝗈𝖿𝗂𝖺, 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗂𝖿𝖺 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗆𝗎.
tse
wow....nyonya muda ngambeknya keren abis...
lanjutkan Nai
Epha Yusra
menarik
tse
penyakit ini mah....
harus hati2 ngadepin penyakit ini
coba ngobrol sama papa Sidiq pasti lebih halus lagi cara ngejaga Naifanya...ga terang2ang gitu...
menghadapi orang licik harus denfan kelicikan juga
tse
bener2 ya si edward itu ulet keket yang kegatelan versi vowok...
kamu itu ganteng masa tingkahnya begitu...sama aja kamu sama mantan kamu yang ga bener...
kalo kmau mencintai Nay kamu pasti bahagia kalo dia sama Fabian karna cintanya mereka sedalam2nya...
contoh tuh Ryan yang bisa ikhlas..
harusnya Fabian juga memberi bodyguard bayangan buat Nanai....
karna si ulet keket cowo itu licik loh...
tse
kan kan bener2 edward sudah gila
hilang akal sehatnya..
Fabian tolong beri bodyguard sama istri kecilmu, jangan sampai edward melakukan sesuatu pada Naifa
tse
hati2 sama edward ya...jangan2 dia sakit jiwa tuh...
اختی وحی
kok msih pake saya² ,bahasa ny baku bngt
Fitri Widia: sorry kalau penggunaan kata 'saya' buat gak nyaman, soalnya karakternya menyesuaikan dengan siapa lawan bicaranya. ada juga kok panggilan 'gue' 'lu' 'aku'
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!