NovelToon NovelToon
Tetangga Idaman

Tetangga Idaman

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Romansa / Bercocok tanam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Zhy-Chan

Arif Pradipta, begitu Emak memberiku nama ketika aku terlahir ke dunia. Hidup ku baik-baik saja selama ini, sebelum akhirnya rumah kosong di samping rumah ku di beli dan di huni orang asing yang kini menjadi tetangga baruku.

kedatangan tetangga baru itu menodai pikiran perjakaku yang masih suci. Bisa-bisanya istri tetangga itu begitu mempesona dan membuatku mabuk kepayang.
Bagaimana tidak, jika kalian berusia sepertiku, mungkin hormon nafsu yang tidak bisa terbendung akan di keluarkan paksa melalui jari jemari sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

²⁶ Ada Yang Janggal

"Memang apa yang terjadi, Mbak?"

Aku tidak bisa hanya menunggu Mas Nata pulang tanpa melakukan apa pun. Mumpung ada Arif, apa enaknya aku minta tolong untuk di antarnya ke Kantor Pak Alex saja ya?

"Rif, suami ku tadi hanya pamit ke kantor sebentar, tapi udah siang kayak gini belum juga pulang. Apa kamu mau, mengantarku ke sana?"

"Ke tempat, Pak Alex?" Arif seperti mengingatkan, bahwa terakhir kali kami bertemu dengan Pak Alex, hanya berita buruk yang di dapat.

"Iya, Rif. Ada hal penting yang ingin segera ku pastikan pada suamiku."

"Ngomong-ngomong, itu surat apaan, Mbak?" Arif menunjuk telapak tanganku.

Ah, aku sampai lupa jika surat keterangan tadi masih aku genggam di tangan sebelah kiri. Akhirnya aku mengajak Arif duduk di sofa ruang tamu dan mulai menceritakan semua padanya. Dia menutup mulut, tidak menyangka masalah nya bisa serumit ini.

"Jadi, saya harus gimana, Rif?"

"Iya, jalan satu-satunya ya memastikan langsung pada Mas Nata, Mbak. Biasanya Mas Nata istirahat nya jam berapa?"

"Biasanya sekitar jam dua belas sampai jam satu siang, tapi 'kan Mas Nata tadi pamitnya mau mengundurkan diri, bukan mau bekerja, Rif."

Pemuda itu mengangkat pergelangan tangan nya sebelah kiri dan melirik jarum jam yang ada di sana.

"Ok, kita berangkat sekarang Mbak."

Hanya memerlukan waktu lima belas menit, kami sudah sampai di tempat parkir sebuah gedung perusahaan. Lagi-lagi ilmu tukang ojek nya Arif bermanfaat untuk hal yang mendesak seperti ini.

Kami menghampiri resepsionis dan menanyakan keberadaan suami ku. Setelah ku sebutkan nama lengkap Mas Nata, perempuan cantik itu menelepon seseorang.

Sesaat kemudian, dia tersenyum padaku dan memberi tahu jika Mas Nata baru saja berangkat ke luar kota bersama pimpinan perusahaan ini. Hatiku mencelos seketika, mendengar penjelasan dari perempuan cantik yang luwes dalam bercakap itu.

"Sebegitu mudahnya Mas Nata membohongiku seperti ini, Rif," ujarku ketika kami sudah menjauh dari tempat resepsionis tersebut.

"Baru tadi pagi, dia mengucapkan kata-kata manis dan bilang kalau mau meninggalkan selingkuhan nya itu, tapi sekarang mereka malah pergi berdua."

Ada rasa kecewa, marah, dan sedih bercampur menjadi satu, menjalar ke rongga dadaku.

"Apa perlu kita menyusul mereka, Mbak?"

"Nggak, Rif. Keluar nya mereka ke luar kota, sudah menunjukkan apa yang terjadi. Saya jijik membayangkan apa yang mereka lakukan saat ini."

Tiba-tiba terdengar sesuatu dari dalam perutku.

"Mbak laper?" tanya Arif seketika.

Astaga, saking syoknya mengetahui kenyataan, aku sampai lupa jika sejak pagi perutku belum di isi.

"Mbak, sesedih apapun, Mbak gak boleh lupa makan. Apalagi sekarang ada nyawa yang harus Mbak jaga kesehatan tumbuh kembangnya. Ada calon dede di dalam perut Mbak Rifani," ujar Arif sok dewasa.

Kami duduk di sebuah rumah makan yang berada tidak jauh dari perusahaan tempat suamiku bekerja. Memesan makanan dan menunggu makanan tersebut matang.

"Rif, saya takut."

Tidak ada pembeli lain di tempat makan ini, hingga aku berani membuka suara.

"Takut gimana, Mbak?"

Pemuda yang mengenakan kaos berwarna putih itu menggeser tempat duduknya mendekatiku.

...🏵️🏵️🏵️...

POV Author

Kembali, Rifani mengambil surat pernyataan kesuburan milik Nata yang tadi sengaja di bawa untuk di tunjukkan pada suaminya, agar pria yang sudah menduakannya itu tidak bisa mengelak lagi.

"Gimana kalo hasil ini benar-benar valid? Lalu, bagaimana ceritanya, hingga saya bisa hamil seperti ini? Sumpah, saya tidak merasa pernah melakukan itu dengan pria lain, kecuali suamiku sendiri. Hiks, hiks."

"Coba, Mbak ingat-ingat, pernah kah Mbak mengalami kejadian yang janggal?"

"Maksudnya?"

"Itu... maksudku, ee... anu... hmm, apa pernah, Mbak Rifani seperti mabuk atau apa gitu, hingga melakukan sesuatu secara gak sadar?"

"Aku, nggak pernah minum minuman beralkohol, Rif."

"Eh, tapi tunggu...." Sebuah sketsa kejadian tiba-tiba menghampiri ingatan Rifani.

"Malam itu, Mas Nata menggauliku dengan cara yang tak seperti biasanya ...." Kalimat Rifani terhenti, karena seorang pelayan datang membawa makanan yang tadi mereka pesan.

"Di makan aja dulu, Mbak. Ceritanya nanti lagi. 'Kan kesehatan Mbak dan calon dedek yang lebih utama. Hehe."

Sebuah sup sayur dengan kuah bening yang masih panas menjadi pilihan makanan yang di pesan perempuan hamil itu. Sementara Arif juga memesan menu yang sama. Dia takut jika memesan makanan yang aroma nya menyengat, malah memperburuk mood makan wanita yang di cintainya itu.

Mereka menikmati makanan dalam diam, sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Mbak, kali ini biar aku yang traktir, yaa. Mumpung punya uang. Apalagi pas menu makanan yang di pesan cuma sederhana, sedikit pula. Hehe" Arif berkelakar dan berhasil membuat perempuan yang tengah di rundung pilu itu sedikit tersenyum.

"Nggak usah, biar saya aja yang bayar. 'Kan saya yang mengajak kamu ke sini. Uang nya Arif di tabung aja buat daftar kuliah nanti."

"Ayo lah, Mbak. Kasih kesempatan untuk menunjukkan sisi kelelakianku. Okey."

"Hehe, ada-ada aja kamu, Rif. Ya udah deh, terserah kamu aja."

Arif memandangi Rifani memakan sup nya dengan senyum-senyum. Makanannya sendiri sudah habis sejak tadi, tidak ada kesibukan baginya kecuali menggoda istri orang tersebut.

Lebih tepatnya, membuat Rifani kembali tersenyum melalui guyonannya. Agar wanita yang sedang mengandung itu tidak terlalu stres memikirkan jalan hidupnya.

"Mbak tau, apa bedanya, Mbak Rifani sama nasi?"

"Ya jelas beda, nasi untuk di makan, sedangkan aku untuk menjadi tetangga yang sering menyusahkan mu. Hehe."

"Salah ... nasi itu kebutuhan perutku. Sementara Mbak Rifani, kebutuhan hatiku. Eeeaaak."

"Arif... Arif... kamu selalu bisa membuat saya tertawa." Rifani menggeleng-gelengkan kepala.

Sementara di waktu yang sama, tapi di kota yang berbeda, Nata sedang kepanasan di ruang ber-AC ini. Peluh membasahi sekujur tubuhnya.

Tadi pagi, Nata berangkat ke kantor. Berencana untuk mengundurkan diri dari perusahaan milik Alex.

Di dalam ruangan kebesaran Alex, Nata menyerahkan surat pengunduran diri dari perusahaan dan mengutarakan keinginannya untuk berhenti menjalani hubungan dengan pria tersebut. Namun, keinginannya itu di tolak oleh Alex.

Alex mengatakan jika dia mempunyai rekaman video kebersamaan mereka. Dengan video tersebut, Alex mengancam Nata, akan menyebarkan aib Nata di depan umum jika Nata bersikeras mau meninggalkannya begitu saja.

Nata yang takut hal itu terjadi, menuruti kemauan Alex untuk beberapa saat dan berniat memusnahkan video tersebut jika Alex sudah lengah.

Nata memperhatikan pria perlente yang sedang terkulai lemas di samping kirinya. Terdengar dengkuran halus dari pria yang baru saja dia beri kesenangan tersebut.

1
Tutian Gandi
apakah anak itu bukan Benih mu nata..melainkan benih nya Alex
dnr
jangan" rifani hamil anaknya si arif lagi pas mkan mlam itu
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali ❤️❤️❤️
kalea rizuky
lanjut
kalea rizuky
nata belok
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
astaga...alex n Nata ternyata terong malam terong
Tutian Gandi
kan...bener kah dugaan q..kalo mereka itu belok kanan dan belok kiri ..🤔🤔
dnr
kyknya nata sma pa alex ada serong dah
Tutian Gandi
kok q curiga sama bos nya ya...jgn2 si nata ada belok nya kali y....
Ardiawan
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!