Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Sonev
Bersamaan dengan bell masuk kelas, Sonev segera pergi dari tempat itu untuk masuk kelas.
Sampai di dalam kelas, Sonev di sambut wajah khawatir Sonia dan juga David. "Nev ga kenapa kenapa?"
"Nggak, gue baik baik aja."
"Tapi mata lo merah begitu, pasti lo habis nangis."
SAat sedang berbincang bincang dengan kedua sahabatnya, bu Kania masuk ke dalam kelas, hal pertama yang di lihatnya adalah Sonev.
"Kamu sudah mulai.masuk Sonev, ibu kira kamu masih berduka kepergian ibu kamu?"
"Iya bu, saya sudah masuk sekolah lagi, ibu saya memang sudah tidak bukan berarti saya harus selalu berduka, justru ibu.saya akan merasa sangat sedih jika saya terus.terpuruk.dan.tidak sekolah."
Bu Kania langsung terdiam, tidak banyak bicara lagi, hatinya sangat kesal karena jawaban dari Sonev.
"Beneran gue ga apa apa kok."
"Ya sudah kalau emang lo ga pa pa."
"Atau gue minta ijin buat lo pulang gimana?"
"Ga usah Vid, makasih."
SAat sedang berbincang bincang dengan kedua sahabatnya, bu Kania masuk ke dalam kelas, hal pertama yang di lihatnya adalah Sonev.
"Kamu sudah mulai.masuk Sonev, ibu kira kamu masih berduka kepergian ibu kamu?"
"Iya bu, saya sudah masuk sekolah lagi, ibu saya memang sudah tidak bukan berarti saya harus selalu berduka, justru ibu.saya akan merasa sangat sedih jika saya terus.terpuruk.dan.tidak sekolah."
Bu Kania langsung terdiam, tidak banyak bicara lagi, hatinya sangat kesal karena jawaban dari Sonev.
DEngan wajah masam, bu Kania duduk di mejanya, rasa kesal sangat terlihat dari wajah bu Kania.
David dan Sonia cekikan karena bu Kania sudah di skakmat oleh Sonev. Setalah.dua jam pelajaran bu Kania, akhirnya selesai juga.
Tidak terasa bel pulang sudah terdengar, semua murid bersorak bahagia karena akan pulang dari sekolah.
"Nev, elo mau kerja atau mau langsung pulang aja?" Sonia mengajak Sonev untuk pulang.
"Gue mau pulang, karena nanti sore ada acara kirim do'a buat ibu."
"Ok, hanya saja gue nanti sore sepertinya ga bisa ikut dulu, lo ga apa apa?" Sonia merasa tidak enak hati terhadap Sonev.
"Ya ga apa apa lah, lo jangan ga enak hati sama gue, justru gue yang ga enak sama lo, dari kemaren lo bantuin gue sampai lo ga pulang."
"Itu sudah kewajiban gue bantu elo yang lagi tertimpa musibah."
"Sekarang kita pulang saja, tuh pak Sopir nunggu di tempat parkir."
"Ayo."
Sonev dan Sonia masuk ke dalam mobil untuk pulang ke rumah bu Maria, karena Sonev sudah bertekad tidak akan pernah kembali ke rumah Vano.
Sementara itu bu Kania yang melihat Sonev sudah pulang dengan menggunakan mobil hanya bisa menatap putra nya dari kejauhan. Bu Kania melihat Vano sedang berlari mengejar mobil Sonev sampai keluar gerbang, hanya saja tidak terkejar.
"Vano kenapa juga harus mengejar perempuan yang tidak mencintai dirinya, lebih baik Nant malam aku harus berbicara dengan Vano tentang hal ini."
Bu Kania berbicara dalam hatinya, walaupun bu Kania tidak ingin putranya tersebut sampai merendahkan diri di hadapan Sonev gadis yang paling di bencinya.
Bu Kania setelah selesai jam mengajar segera pulang kebetulan hari ini pak Gunawan menjemputnya. "Loh pah, tumben papah jemput mamah, biasanya selalu sibuk kalau mamah minta menjemput mamah ke sekolah."
"Kebetulan hari ini papah ada dinas luar, karena masih ada waktu jadi papah jemput mamah di sekolah, Oh iya, Vano kok ga kelihatan, apa sudah pulang?"
"Vano sudah pulang dari tadi."
"Mah, nanti papah mau ikut acara do'a buat bu Maria, apa mamah mau ikut juga?"
"Ga pah, mamah masih sebel sama si Sonev, gara gara dia, papah sama Vano melupakan mamah."
"Bukan melupakan mamah, tapi mamah sendiri yang ga mau di ajak."
"Pah nanti malam bisa cepat pulang kan, mamah ada sesuatu yang harus di bicarakan."
"Kita lihat saja nanti, mau bicara apa mah?"
"Tentang Sonev dan Vano."
Pak Gunawan tidak membahas lagi, sampai tidak terasa mobil yang di bawa oleh pak Gunawan sudah sampai di depan halaman rumahnya.
Motor Vano sudah terlihat di garasi mobil, mungkin saat mengejar Sonev, Vano putus asa, lalu segera pulang ke rumah.
Pak Gunawan segera naik ke lantai dua karena kamarnya berada di atas. Begitu pun dengan bu Kania. Keduanya segera membersihkan badan mereka yang terasa sangat lengket karena aktivitas yang mereka lakukan menguras tenaga dan pikiran.
"Pah jam berapa kamu ke rumah Sonev?"
"Mungkin setelah sholat ashar, kenapa?"
"Pulangnya mau ke kantor atau pulang ke rumah?" Bu Kania menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
"Mungkin papah akan pulang ke rumah, katanya mamah ada sesuatu yang di bicarakan. Apa sangat penting?"
"Iya pah tentu sangat penting, makanya mamah minta kita bertiga untuk bicara."
"Kenapa tidak sekarang saja, mumpung masih ada waktu, coba mamah lihat apa Vano tidur, kalau tidak tidur lebih baik kita bicara sekarang saja."
"Sebentar pah, mamah lihat dulu Vano ke kamarnya."
Bu Kania bergegas berjalan ke kamar Vano.untuk melihat Vano sedang apa. Sampai di depan kamat Vano, bu Kania segera mengetuk pintu, baru sekali mengetuk pintu kamar langsung terbuka. Tampak Vano yang masih menggunakan seragam nya dengan rambut yang acak acakan.
Bu Kania masuk ke dalam kamar, kemudian.duduk di pinggir tempat tidur Vano.
"Ada apa mah?"
"Kamu sedang apa nak?"
" Lagi tiduran mah, kenapa?"
" Mamah ada hal yang ingin di bicarakan dengan kalian berdua."
"Tentang?"
"Kamu dan Sonev."
"Memang nya kenapa dengan kami?"
"Mamah hanya merasa kasihan terhadap.kamu, sepertinya kamu mengemis cinta kepada Sonev. Apa kamu sudah benar benar jatuh cinta dengan Sonev?"
Vano tidak menjawab pertanyaan dari mamahnya, sehingga bu Kania dapat menyimpulkan kalau Vano sudah jatuh cinta dengan Sonev.
"Tidak usah menjawabnya, mamah sudah jawaban dari kamu, sekarang cuci muka kamu biar segar, ganti pakaian lalu turun ke bawah, mamah ingin membicarakan dengan papah. Mamah tunggu di bawah."
"Iya mah sebentar Vano ke air dulu." Dengan perasaan malas, akhirnya Vano ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang terlihat sangat kusam.
Bu Kania pun segera keluar dari kamar Vano, dan berjalan ke kamarnya melihat apakah pak Gunawan masih ada di dalam kamarnya atau tidak.
Ternyata pak Gunawan sudah tidak ada di dalam kamar, bu Kania segera berjalan turun ke bawah kemudian berjalan ke ruang tengah, terlihat pak Gunawan yang sudah tapi dengan setelan baju koko nya.
...****************...
Hai hai reader semua, terima kasih masih setia membaca karya othor, hari ini othor double up hari ini. Happy reading.