NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32

Makassar…

Annisa duduk bergabung dengan beberapa orang tua siswa di salah satu kursi besi berbentuk panjang. Annisa kembali mengingat cincin emas yang dibeli oleh Zacky suaminya.

Terjadi perang batin yang dialami oleh Annisa. Dia tidak ingin mempercayai kecurigaannya tetapi dia juga tidak mau berspekulasi yang tidak-tidak yang berakhir suudzon kepada suaminya sendiri.

“Ya Allah kenapa hatiku semakin tidak tenang ketika mengingat dan memikirkan cincin itu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan rumah tanggaku,” batinnya Annisa.

Annisa tidak ikut berbincang-bincang dengan beberapa ibu-ibu orang tua murid seperti biasanya karena dia kebanyakan melamun memikirkan kondisi rumah tangganya yang baik-baik saja nampak dari luar, tapi ia merasakan ada yang aneh dan ganjil dengan sikap suaminya.

“Apa sebaiknya aku menunggu hari ulang tahun pernikahan kami saja. Kalau memang cincin itu dibeli oleh suamiku untuk diriku berarti dugaanku salah besar. Tetapi, kalau memang itu hadiah bukan untukku berarti suamiku memiliki perempuan idaman lain dan aku akan mencari tahu sendiri apakah benar adanya apa yang aki takutkan,” batinnya Annisa.

Annisa yang melamun sampai-sampai tidak menyadari sebuah bola mengarah kepadanya. Bola itu megenai kakinya hingga lamunannya buyar seketika.

Annisa melihat ke arah kedatangan bola tersebut dan terlihatlah seorang anak kecil berlari ke arahnya.

“Tante, maaf caya tidak cengaja melempar bolanya,” ucap anak cowok yang kira-kira berusia empat tahun lebih.

Annisa menatap anak itu, ia tersenyum melihat anak itu. Tiba-tiba ada perasaan hangat ketika melihat anak itu.

Annisa mengusap puncak surau anak itu, “Nggak apa-apa sayang, Tante nggak kenapa-kenapa kok jadi nggak perlu meminta maaf kepada Tante.”

Seorang perempuan muda yang kemungkinannya adalah baby sitternya karena terlihat dari pakaian yang dipakainya, berjalan tergopoh-gopoh ke arah Annisa dan anak yang sama tinggi dengan Zahira.

“Alif kamu nggak kenapa-kenapa kan?” Tanyanya baby sitter itu.

“Caya baik-baik caja Mbak,” balas anak kecil yang disapa dengan Alif itu.

Suster itu mengusap dadanya lega karena anak asuhnya baik-baik saja,“ syukur Alhamdulillah.”

Suster itu menggandeng tangannya Alif meninggalkan Annisa yang masih menatap kepergian bocah itu yang mengingatkannya dengan wajah suaminya ketika kecil dulu.

“Anak itu mirip Abang Zacky semasa kecil dulu,” ceplosnya Annisa yang tidak menyadari apa yang barusan diucapkannya.

Sedangkan di tempat lain…

Caca berjalan ke arah kantor khusus untuk guru setelah melaksanakan jam pertamanya di kelas X. Kedatangannya disambut hangat oleh para rekan pengajar dan pendidik yang lebih duluan sudah ada di dalam kantor.

“Selamat datang Bu Fanya,” sapanya seorang guru lelaki yang masih sedikit muda.

“Makasih banyak Pak Arfah,” balas Caca kemudian duduk di kursinya.

“Hemph! Kayanya pak Arfah lagi pedekate nih mentang-mentang ibu guru Fanya masih single jadi berusaha mencuri perhatian dari Bu guru cantik kita,” candanya Bu Citra.

“Nggak apa-apa tauwa namanya juga masih cowok wajar saja yang tidak wajar itu kalau sudah punya anak dan istri tapi mengaku kepada semua perempuan kalau masih single,” sahutnya Pak Rahman.

Caca hanya tersenyum menanggapi ucapan beberapa orang tanpa berniat untuk menimpalinya. Dia hanya memeriksa beberapa tugas siswanya.

Pak Arfa yang tidak mendapatkan balasan dari Caca duduk di depannya Caca.

“Bu Fanya, apa saya boleh jalan-jalan ke rumah ibu?” Tanyanya Arfah yang bernada permintaan.

“Maaf, saya tidak menerima tamu lelaki karena itu hal yang kurang etis apalagi saya hanya tinggal dengan adik sepupu saya yang juga belum menikah,” ucap Caca yang bernada datar dan dingin.

Arfah sedikit kecewa, tapi tidak menyurutkan niatnya untuk mendekati Caca agar menjadi kekasihnya.

“Maaf apa Pak Arfah tidak memiliki pekerjaan sehingga harus duduk di hadapanku?” Tanyanya Caca tanpa melihat ke arah Pak Arfah guru yang paling ganteng di sekolah itu.

“Saya sudah tidak ada jam lagi hari ini jadi waktuku akan saya habiskan hari ini untuk menatap gadis cantik yang paling tercantik yang pernah saya temui,” pujinya Arfah yang bernada gombal.

“Terserah bapak Arfah saja,” Caca melanjutkan pekerjaannya tanpa terusik oleh kehadirannya.

Jakarta…

Bu Maryam berjalan menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar anak sulungnya berada.

“Sudah jam sembilan tapi, Imran belum berangkat ke kantor, belum turun makan juga,” gumamnya Bu Maryam sambil menapaki satu persatu undakan tangga.

Bu Maryam awalnya ingin mengetuk pintu kamar bercat putih, tapi belum mengetuk pintu itu terbuka dari dalam.

“Mama,” ucap Imran pria berusia 43 tahun itu masih berwajah bantal dan terlihat jelas ada lingkaran hitam di bawah kelopak matanya seperti seekor panda.

“Kamu baik-baik saja kan Nak?” Tanyanya Bu Maryam sambil memindai penampilan putranya yang hanya memakai kaos oblong dan celana kain pendek.

“Aku kayaknya nggak enak badan Mah, aku pengen dibuatkan wedang jahe boleh?” Pintanya Imran sambil memeluk tubuh mamanya.

“Kita ke dapur kalau gitu,” Bu Maryam berjalan menuruni tangga sambil bergandengan tangan dengan putranya yang bermanja-manja kepada mamanya padahal sudah tua juga.

“Papa sudah berangkat ke perusahaan?” Tanyanya Imran sambil menarik sebuah kursi yang ada di pantry dapur.

“Alhamdulillah, Papa sudah berangkat, tapi katanya sore hari mau ke Makassar menyusul Emir yang berencana tinggal beberapa hari di sana karena ada pekerjaan yang butuh kehadirannya papamu,” jawab Bu Maryam.

Rendy yang mendengar perkataan kalau Emir masih betah di Makassar sudah ada firasat dan bukti kalau tuan mudanya sudah menemukan keberadaan Caca adik angkatnya dari informasi yang diberikan oleh David.

“Semoga mereka bahagia, sudah cukup lama mereka berpisah,” batinnya Rendy.

Bu Maryam membuat wedang jahe gula merah dibantu oleh beberapa art nya agar lebih cepat selesainya, tapi melihat putranya kembali melamun dan seperti orang yang mengidap penyakit lima L letih lelah lesu lunglai lemah itu berjalan ke arah dimana Imran berada.

“Kayaknya ada yang terjadi padamu? Bicaralah kepada Mama mungkin Mama nggak bisa bantu menyelesaikannya, tapi setidaknya beban pikiran kamu bisa lebih plong dan lega setelah berbicara,” imbuhnya Bu Maryam yang sudah duduk di depan putranya.

Rendy yang kebetulan ada di sana diam-diam mencuri dengar pembicaraan ibu dan anak itu.

Imran menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum berbicara,” sudah sebulan lebih akhir-akhir ini aku sering bermimpi bertemu dengan dua anak kecil.”

“Anak kecil!? Mungkin Ario dengan Abyan mungkin yang kamu lihat dalam mimpimu adalah anak-anak kembarmu,” ujarnya Bu Maryam yang paham apa maksud dari mimpinya Imran.

‘apa Tuan Muda bermimpi bertemu dengan Chelsea anaknya yang dulunya ditolak kehadirannya yang rencananya ingin dia buang dan lenyapkan? Tapi, kalau dua orang. Anak itu siapa?” Rendy kembali membatin.

“Apa ini namanya kontak batin dan anak itu ingin diketahui keberadaannya di dunia ini sehingga Chelsea muncul dalam mimpinya Imran,” monolognya Bu Maryam.

“Anak itu cantik dan mereka sangat mirip denganku Mah. Mereka selalu ngomong kepadaku minta ditemui. Mereka bilang kepadaku Ayah kami ingin bertemu dengan ayah, kami ingin punya ayah seperti teman yang lain,” jelas Imran.

Bu Maryam terdiam mendengarkan apa yang diutarakan oleh anaknya. Imran memijit pelipisnya saking pusing dan frustasinya memikirkan apa makna dibalik keping puzzle dalam mimpinya.

“Apa benar-benar kamu nggak pernah berbuat kesalahan, misalnya main di luar dengan perempuan lain dan perempuan itu hamil, tapi kamu campakkan karena lebih memilih perempuan jalang dan matre itu,” tebaknya Bu Maryam yang kesal ketika harus kembali menyebut nama perempuan tidak tahu diri itu.

Imran terdiam sejenak mengingat kenangan sekitar kurang lebih enam tahun lalu. Ketika mabuk dan direcoki obat perang*sang oleh sahabatnya sendiri yaitu Galang sehingga mau tidak mau dia harus merenggut paksa kesucian seorang gadis muda yang sama sekali tidak dikenalnya hingga detik ini.

“Mama, aku pernah berbuat salah dan melakukan ons dengan seorang gadis cantik. Aku melakukannya dalam keadaan yang tidak sadar karena pengaruh alkohol dan obat,” ngaku Imran sambil meneteskan air matanya.

Bu Maryam sampai terduduk lesu mendengar kejujuran anaknya,” astaghfirullah aladzim, apa yang terjadi kepadamu putraku sampai-sampai kamu khilaf dan melakukan kesalahan yang cukup fatal. Bagaimana kalau gadis itu hamil atau setres gara-gara ulahmu? Kamu sungguh berdosa Nak.”

Keduanya menangis tersedu-sedu sambil berpelukan saling menguatkan satu sama lainnya.

Rendy sampai geleng-geleng kepala mendengar kejujuran Imran,” luar biasa sungguh ajaib kelakuannya. Dulu punya anak karena dipaksa oleh istrinya itu inseminasi buatan dan tidak mengharapkan anak perempuan sekarang dia mengakui kalau pernah memperkaos seorang perempuan muda. Benar-benar di luar prediksi BMKG perbuatannya. Aku yakin anak kecil itu adalah dua-duanya anaknya.”

“Kamu harus berusaha mencari keberadaan perempuan itu dan gegas lah bertanggung jawab atas perbuatanmu yang tidak baik itu. Kasihan masa depan anaknya kalau sampai hamil di luar nikah dan berharap saja semoga perempuan itu nggak mengugurkan kandungannya jadi kamu tidak harus menanggung dosa besar berlapis,” usulnya Bu Maryam.

“Kalau perempuan itu sudah menikah, apa aku meminta hak asuhnya saja?” Tanyanya lagi Imran.

“Kamu jangan memaksakan kehendakmu kepada perempuan itu. Sudah cukup kamu memaksanya dahulu, kamu cukup membiayai hidup anak itu, tapi kalau perempuan itu belum menikah dan siap untuk kamu jadikan istri silahkan nikahi perempuan itu lebih bagus lagi,” ujarnya Bu Maryam sambil berdiri dari duduknya karena minuman yang dinginkan anaknya sudah selesai dibuat.

Imran menikmati wedang jahenya sambil berfikir apa yang harus dilakukannya untuk menemukan perempuan muda itu.

“Apa sebaiknya aku meminta seorang detektif untuk membantuku menemukannya?” Tanyanya Imran.

“Itu ide yang sangat bagus Tuan Muda Imran, semoga saja Tuan Muda segera bertemu dengan perempuan itu,” sahutnya Rendy yang akhirnya ikut berkomentar.

“Tapi, gimana kalau gadis itu malah melaporkan perbuatanku ke pihak berwajib?” Tanyanya lagi Imran yang tersisa mereka berdua saja dengan Rendy di dalam dapur.

Imran khawatir jika keluarga perempuan itu melaporkan tindakan asusilanya ke kantor polisi.

“Itu resiko yang Tuan Muda harus tanggung sendiri! Berani berbuat berani tanggung jawab!” tuturnya Rendy dengan santainya.

“Aku kan sudah bayar mahal-mahal sama Gilang, jadi kenapa aku harus dilaporkan ke polisi?” sanggah Imran.

“Itu namanya transaksi ilegal Tuan Muda Anda tetap harus tanggung jahat,” candanya Rendy yang raut wajahnya masih datar sedatar tripleks dan sekaku kanebo kering.

“Masa harus begitu!?” Protesnya Imran yang tidak terima.

“Ya gitu memang Tuan Muda makanya jangan suka jajan di luar rumah resikonya besar,” Rendi tertawa terbahak-bahak melihat reaksinya Imran yang terlihat frustasi.

Rendy meninggalkan dapur sedangkan Imran dibuat pusing setengah hidup memikirkan nasib masa depannya.

“Bukannya membantu malah semakin buat aku pusing setengah hidup saja!” sungutnya Imran yang menatap jengah kepergian Rendy yang mengoloknya.

1
Nar Sih
semoga sgra jelas semua nya
Nar Sih
semagatt kak thorrr💪
Yani
Jangan" Jacky punya wil jangannmain api Jacky
Nar Sih
itu bnran caca emirr ,hayoo buran samperin cinta mu
Nar Sih
ya ampun kasihan anisa udah didua kan jht si zacki demi kedudukan rela menghianati istri nya yg udah di ajak berjuang dlm suka duka kini kaya lupa diri kta nya cinta anisa tpi mendua 🤣🤣
Yani
Pede banget Rafli
Yani
Siapa ya?
Yani
Pasti Emir luat istri Imran
Yani
Ya... Ayahnya sama
Yani
Siapa ya jodohnya makin penasaran
Yani
Selamat buat Caca kelahiran trepelnya sehat " ibu dan bayi
Yani
Imran ga bener
Yani
Sehat" ya Caca
Yani
Keceplosan kan
Yani
Hello Imran kamu ga nyadar lahir dari rahim perempuan
Yani
Jadi ikutan deg" an
Yani
Imran belum sadar ntar giliran dia yang bucin
Yani
Jangan sula menghina cewek miskin juga udah hamil kamu Imran
Yani
Siapa ya jofohnya Caca
Yani
Bagus Caca anak yang perempuan bawa sama kamu sehat " ibu dan bayinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!