Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.
Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.
Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.
Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Saat jauh darimu.
Bang Dallas menerima kabar namanya tercantum pada penugasan khusus di luar daerah tapi dirinya belum memberi tahukan hal tersebut pada Dindra. Istri cantiknya itu sedang bahagia dan dirinya masih mencari waktu yang tepat.
Disisi lain ia memahami bahwa sebuah penugasan adalah sesuatu yang mutlak untuk di laksanakan tapi kali ini rasa hatinya belum sepenuhnya siap. Ia tidak tega meninggalkan Rigi yang baru terhantam musibah sebesar ini karenanya.
Dengan berat hati Bang Dallas mengganti namanya dengan nama Bang Herca. Ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Rigi dan Yura apalagi perut Rigi sudah semakin besar. Ia tidak tega jika penugasan tersebut berjalan lama dan Rigi harus berjuang sendirian tanpanya.
:
"Kau ganti nama personel penugasan?" Tanya Bang Herca malam itu sepulangnya dirinya usai mengajak si cantik Dindra berjalan-jalan. "Aku tidak masalah menggantikanmu, tapi aku tidak suka caramu..!!"
"Sorry, Her..!!"
"Perasaan kita sama-sama cemas, tidak tega dengan istri tapi tugas tetaplah tugas. Bagaimana kau ini. Kenapa semakin tua pikiranmu semakin tidak terarah????" Tegur Bang Herca sedikit merasakan kecewa dengan kelakuan Abangnya. "Dindra asma, perhatian untuk kehamilannya juga ekstra ketat. Kau jangan egois..!!"
Merasa bersalah, tidak ada kata pembelaan dari Bang Dallas. Rokok mengepul di ruangan menandakan adiknya sedang benar marah padanya.
"Kalau kamu tidak jaga Dindra baik-baik, kubunuh kau..!!" Ancam Bang Herca.
...
Dindra menangis saat melihat suaminya memasukan beberapa barang ke dalam tas ranselnya. Ia tau resiko menjadi istri seorang abdi negara tapi rasanya masih saja berat melepaskan suaminya.
"Abang pasti pulang, kan?" Tanya Dindra.
"Ya jelas lah Abang pulang, dimana lagi tempat Abang pulang?? Rindu, sayang, cinta Abang hanya ada disini." Jawab Bang Herca menenangkan Dindra.
Dindra memeluk Bang Herca. Rasanya sungguh berat mengingat akan jauh dari suami yang begitu di cintainya.
"Jangan nangis, Neng. Mana nih cantiknya??" Goda Bang Herca.
Dindra pun tersenyum mendengarnya. Memang hanya Bang Herca yang sanggup menenangkan batinnya.
"Abang minta bekal donk, sayang..!!" Bisik Abang Herca.
"Apa??"
"Bekal Rindunya Papa Herca." Bang Herca memainkan alisnya dengan nakal, Dindra yang paham masih tersipu malu tapi segera memberikannya.
***
Bang Herca berjongkok mengecup perut Dindra yang sudah terlihat besar. Ia memberikan banyak nasihat untuk jagoan kesayangannya yang masih ada di dalam kandungan.
"Jangan nakal, jaga Mama..!! Papa pasti akan segera pulang..!!" Bisik Bang Herca. Matanya yang basah tertutup kacamata hitamnya.
Setelah puas menyapa putranya, ia berdiri dan memeluk Dindra. Di usapnya air mata yang sempat menetes agar tidak ada seorangpun yang tahu bahwa di dalam hatinya juga begitu rapuh dan berat dengan perpisahan ini. Dirinya hanya manusia biasa yang juga bisa merasakan sakit saat harus meninggalkan wanita kesayangannya.
"Mana cantiknya Abang?" Goda Bang Herca kemudian mengecup kening sang istri.
Dindra tersenyum dalam tangis meskipun terlihat begitu di paksakan.
"Abang usahakan kembali sebelum anak kita lahir tapi yakinlah Abang pasti akan datang." Janji Bang Herca pada Dindra.
Dindra mengangguk, ingin rasanya Bang Herca menyambar bibir manis yang membuatnya selalu rindu. Pada akhirnya, ia pun tidak dapat mengendalikan diri dan melepaskan baretnya lalu menutupi wajah mereka untuk meluapkan rasa rindu walaupun hanya sejenak.
"Sabar tunggu Abang..!!" Kata Bang Herca kemudian segera bergabung dengan rekannya.
Kaki Dindra serasa lemah melihat punggung Bang Herca yang beranjak menjauh. Tangisnya yang semula sesenggukan kini menjadi pecah.
Melihat Dindra begitu kalut, Bang Dallas segera menghampiri adik iparnya. "Dindra, kita duduk dulu ya..!!" Ajak Bang Dallas kemudian memapah Dindra dengan langkah pelan.
Beberapa langkah berjalan Dindra tidak mampu lagi menahan beban tubuhnya, tanpa sengaja ia bersandar pada dada bidang Bang Dallas.
Di saat yang sama Rigi melihat suaminya lebih perhatian dengan wanita lain padahal di panas terik ini pun dirinya juga membutuhkan 'sandaran'.
\=\=\=
"Kamu bagi mangganya untuk Dindra juga..!!" Kata Bang Dallas saat dirinya mendapatkan hasil panen mangga dari kebun Batalyon.
"Dua bulan ini Abang perhatian sekali dengan Dindra. Dia memang adiknya Rigi, ipar Abang tapi tidak segalanya harus Abang perhatikan. Ada Om Hendro juga yang standby. Apa jangan-jangan Abang naksir sama Dindra??" Jawab Rigi selalu marah karena sejak keberangkatan Bang Herca selalu saja suaminya yang turut membantu Dindra, jangankan membantu, soal obat pun Bang Dallas tidak lupa mengingatkan.
"Nggak usah berlebihan, Abang hanya membantunya sebagai adik."
"Apakah termasuk tentang obat-obatan juga tugas Abang?" Tanya Rigi.
"Abang sudah pernah memintamu datang ke rumahnya dan mengingatkannya tapi kamu tidak bersedia dan malah menjaga jarak dengannya. Istri Herca akhirnya juga adiknya Abang kan, dek."
"Adik pun juga harus tau batasan. Apakah Dindra membuka batas pagar agar Abang bisa masuk?" Pekik Rigi.
Bang Dallas menggeleng gemas tapi kemudian segera menghindar agar tidak sampai terjadi pertengkaran di antara mereka.
:
Sedari tadi Bang Dallas belum pulang ke rumah dan benar saja saat Rigi mengintip dari balik gorden, suaminya itu memang sibuk mengantar mangga ke seluruh rumah tapi entah kenapa dirinya tidak suka saat Bang Dallas mengantar mangga untuk Dindra.
Tanpa pikir panjang Rigi menghampiri Bang Dallas dan langsung melabrak Dindra.
"Kenapa kamu goda suamiku??" Pekik Rigi tanpa perhitungan.
Terang saja Dindra tidak bisa menjawabnya karena tidak paham dengan apa yang terjadi. Prada Hendro segera maju dan melindungi Dindra sebagai seorang 'ajudan'.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon ibu segera meninggalkan kediaman Pak Herca." Ucapnya pada Rigi.
Tak ingin ada permasalahan, Bang Dallas pun segera membawa Rigi untuk pulang.
Dindra yang bersedih tidak bisa menahan air matanya, tepat saat itu Bang Herca melakukan panggilan video call. Secepatnya Dindra meninggalkan Prada Hendro.
//
"Ada apa, sayang??" Tanya Bang Herca cemas di seberang sana. Setelah satu Minggu dirinya baru bisa menghubungi sang istri.
"Nggak apa-apa. Dindra kangen saja dengan Abang." Jawab Dindra sambil mengusap air mata.
"Sabar sayangku, Abang usahakan secepatnya pulang." Kata Bang Herca.
.
.
.
.
ampun deh bang lu mah bini mau brojol lan mosyo ngk percaya
aku pada mu dehh 😘😘😘😍😍😍
sabar bang ini ujian 😂😂😂