Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Celin bertemu Haidar di kantor
Celin dan vero pun akhirnya berhenti karena mendengar panggilan dari reza.
Mereka menengok ke belakang secara bersamaan.
"kak reza"kata celin.
"apa?"jawab vero ketus.
"galak banget lu ver"kata reza.
"hai celin"lanjut reza.
"hai juga kak"jawab celin dengan senyum ramahnya.
"lagian lu ngapai teriak teriak...lu pikir gue budek apa"kata vero.
"ya kirain aja emang gitu"jawab reza cengengesan.
"sialan lu"kata vero.
"hahahaaa....ohh ya kalian tadi berangkat bareng ya?"tanya reza.
"kenapa emang...kepo ya?"jawab vero.
"nggak penting banget ngepoin kamu"jawab reza.
Mereka bertiga pun berjalan menuju devisi mereka secara bersamaan.
Saat berada di lobi perusahaan itu tak jarang yang menatap iri pada celin.
Celin begitu cantik,sehingga setiap apa yang dia gunakan begitu pas di tubuhnya.
Celin berjalan dengan anggunnya melewati orang yang berlalu lalang di perusahaan itu.
Saat mereka bertiga ingin memasuki lift mereka bertemu dengan haidar yang juga akan menggunakan lift. Namun lirt yang haidar gunakan berbeda dengan mereka karena itu lift khususnya.
"kak Haidar"gumam celin.
"selamat pagi tuan haidar"sapa vero.
"selamat pagi tuan"sapa reza.
Mereka berdua menundukkan kepalanya tatkala bertemu dengan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.
Celin yang juga berada di situ merasa bingung dengan perlakuan ke dua temannya itu kepada haidar.
"kenapa mereka sesopan itu...emang jabatan kak Haidar apa..kenapa mereka begitu menghormati kak haidar?"gumam celin di dalam hatinya.
Haidar tidak merespon sapaan mereka namun memilih untuk memasuki lift lribadinya bersama Yudistira yang tak alin adalah asisten pribadinya.
Celin yang melihat perilaku Haidar yang terbilang kurang sopan itu pun merasa kesal.
"ciihh...sombong banget sihh...nggak di rumah nggak di kantor ternyata sama aja"umpat celin dalam hatinya.
"sombong banget sih...lain kali nggak usah di sapa aja kak...orang kayak gitu nggak pantes di baikin"kata celin pada vero dan reza.
Vero dan reza pun menoleh ke arah celin secara bersamaa.
"mana berani"jawab mereka kompak.
Celin terkejut dengan jawaban mereka berdua yang terbilang kompak itu.
"kenapa emangnya....pura pura aja nggak lihat"kata celin lagi.
"kalo kita beneran berani ngelakuin kayak yang kamu bilang itu...bisa bisa kita di pecat cell"kata reza cengengesan.
"lah...kok bisa... emangnya kenapa...bukannya dia juga cuma karyawan kayak kalian"kata celin mengerucut kan binirnya karena kesal.
Mereka berdua kembali menengok ke arah celin secara bersamaan.
"hahahahahaa"mereka berdua tertawa mendengar apa yang celin katakan.
"jangan bilang kamu tidak tahu siapa pemilik perusahaan ini?"tanya vero.
"aku nggak ingin tahu siapa pemiliknya, yang penting aku ke terima magang di sini...terus aku dapet gaji.. syukur syukur nanti bisa di angkat jadi karyawan tetap kayak kalian"jawab celin.
"idaman banget kamu cel"gumam vero dalam hatinya.
"hahahaa...lucu kamu ni cell... masak kerja nggak pengen tahu siapa yang gaji kamu"kata reza.
"yang penting kan mereka ngeluarin gaji aku sesuai dengan kesepakatan awal...jadi aku nggak perlu tahu siapa mereka"jawab celin lagi.
Mereka pun akhirnya sampai ke ruangan mereka.
Celin segera berjalan menuju meja kerjanya.
Sementara vero dan reza juga menuju meja kerjanya.
"cantik cantik kok lempeng ya verr...kalau perempuan lain udah berlomba-lomba buat cari tahu pemimpin mereka itu siapa...syukur syukur bisa di deketin...nah ini malah nggak pengen tahu sama sekali"kata reza.
"ini yang di namakan idaman za...udah cantik baik hati...nggak matre lagi"kata vero membayangkan jika dirinya bisa bersama celin.
"bener juga lu ver...idola pokoknya....calon istri gue itu"kata reza.
"jangan mimpi"kata vero.
"Hidup berawal dari sebuah mimpi brayy....kalau udah jodoh siapa yang tahu"kata reza