NovelToon NovelToon
Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Iblis / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”

Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.

Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Jalan Pertama Penyulingan Jiwa

Cahaya hitam dan emas yang mengelilingi Li Yao akhirnya mereda. Di hadapannya, Kitab Alkimia Surgawi perlahan lahan terbuka. Pada halaman pertamanya huruf yang tertulis dengan tinta emas bersinar dengan terang, seolah olah setiap hurufnya itu ditulis dengan kekuatan jiwa yang sangat dalam.

Halaman Pertama – Dasar menguasai Alkimia Surgawi, Teknik Roh Tanpa Bentuk.

Di halaman itu terukir satu kalimat yang membuat napasnya tercekat:

“Jalan Penyuling Jiwa Pertama: Menyuling rasa sakit, emosi, dan kehendak yang terkoyak menjadi inti keabadian.”

Tiba tiba sebuah teknik tertanam dalam kesadarannya. Sebuah teknik yang dapat mendeteksi Jiwa & Aura. Kemampuan untuk mendengar roh alam dan sisa jiwa makhluk hidup di sekitar.

Li Yao memperhatikan teknik itu dalam diam. Seketika cahaya dari halaman pertama kitab surgawi itu menyalurkan sesuatu ke dalam dirinya, yaitu sebuah pemahaman jiwa. Teknik ini tidak bisa di ajarkan oleh siapa pun, melainkan pengakuan dari kitab surgawi itu sendiri, apakah seseorang ini dapat memahami Teknik Roh Tanpa Bentuk atau tidak.

Beberapa detik kemudian di dalam kesadaran Li Yao, muncullah gambaran-gambaran aneh di benaknya.

Seketika ada seseorang yang duduk bermeditasi di puncak tebing, dia adalah seorang alkemis yang tubuhnya tertusuk ribuan jarum perak. Setiap jarum itu mengalirkan rasa sakit, kenangan masa lalu, kesedihan, pengkhianatan, dan juga kerinduan.

Tapi pria itu tak bergeming sedikitpun. Ia menahan semuanya, dan dari setiap rasa sakit yang ia rasakan, muncullah percikan cahaya yang telah ia kumpulkan di dalam sebuah bejana jiwa, sebuah proses penyulingan.

Li Yao kemudian memegangi dada kirinya. Luka lama yang tertanam dalam ingatannya muncul kembali, cambuk yang pernah menyayat tubuhnya, hinaan dan cemoohan yang ia terima, serat tatapan jijik orang orang dari Sekte Langit Beracun di tambang. Semua itu muncul dan mengalir seperti air yang tidak bisa dibendung..

“Mungkin ini adalah memang takdirku, jika aku harus berjalan di jalur penderitaan seperti ini untuk menjadi kuat, maka akan kuterima semuanya.” ucapnya dalam hatinya.

Tangannya mencoba menggapai halaman kitab, dan seketika tubuhnya kembali diguncang gelombang cahaya panas. Li Yao tidak merasakan rasa sakit dari gelombang cahaya panas itu, melainkan kehangatan yang ia rasakan di tubuhnya dan rasa hangat itu langsung menembus pikirannya.

Di langit ruangan bawah tanah seketika muncul sebuah formasi, formasi berupa lingkaran dengan tiga titik utama yang menyala, Rasa Sakit, Emosi, dan Kehendak.

Kitab itu membisikkan sebut petunjuk.

"Rasa sakit adalah api pemurnian. Emosi adalah bahan bakar. Kehendak yang terkoyak adalah bahan dasarnya. Campurkan dalam jiwa, dan jadilah Penyuling."

“Penyuling…” gumam Li Yao. “Bukan hanya seorang alkemis bisa menciptakan pil. Tapi alkemis yang dapat menyuling jiwa manusia menjadi kekuatan.”

Ruang di sekeliling Li Yao bergetar hebat. Pilar-pilar cahaya naik dari kejauhan, dan dari satu arah muncul siluet Maharaja Pengurai Jiwa, bukan wujud fisiknya melainkan pantulan kehendaknya.

“Ketika rasa sakit mu cukup dalam, ketika emosi yang kau genggam menjadi bara api, dan ketika kehendak mu tercerai berai namun tidak patah, di saat itulah kau menjadi penyuling sejati.”

Siluet itu menatap Li Yao dengan mata yang kosong tapi penuh tekanan.

“Maka mulai hari ini kau bukan lagi pecundang dari tambang. Kau adalah api kecil dari warisan terlarang yang telah dibangkitkan kembali…”

“Selamat datang di Jalan Penyulingan Jiwa.”

Dan dengan kalimat itu, sebuah segel cahaya pecah di udara.

Li Yao akhirnya memahami semuanya, dan sekarang di dalam gua besar, tempat sembilan pilar berdiri, Kitab Surgawi diam dh genggaman Li Yao.

Li Yao mencoba menghirup udara dan mengeluarkannya kembali. "Napasku kini terasa berbeda," pikir Li Yao.

Ia merasakan ada sebuah energi yang mengalir dalam tubuhnya. Energi dari sebuah teknik yang telah membentuk benih kecil di dalam jiwanya atau kesadarannya. Benih yang akan tumbuh menjadi kekuatan yang akan menuntunnya untuk melangkah lebih jauh.

Namun, apa yang dirasakan Li Yao saat ini adalah Kepalanya berdenyut seperti dipukul palu halus. Suara-suara samar berbisik di telinganya, entah dari angin, batu, atau sesuatu yang lebih hidup. Dunia di sekitarnya terasa bernafas.

Ia merasakan semua itu. Seketika bayangan masa lalu datang kembali, para wajah pengawas tambang dari Sekte Langit Beracun yang menyiksa dan menghinanya. Tatapan dingin para pengawas yang menganggapnya tak berguna. Jeritan para budak yang mereka siksa tanpa ampun.

“Kalau ini takdirku…” Li Yao mengepalkan tangannya seketika. “...Maka akan kujalani jalur ini dan mengakhiri kalian dengan tangan yang telah disucikan oleh penderitaanku sendiri.”

Gema terakhir suara Maharaja masih tersisa di udara saat keheningan kembali menyelimuti ruang bawah tanah.

Li Yao berdiri perlahan sambil memegangi kitab Alkimia Surgawi. Tangannya masih sedikit gemetar karena tubuh dan jiwanya tengah menyesuaikan dengan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya.

“Roh Tanpa Bentuk…” gumamnya sambil menatap ke langit-langit batu yang dingin.

Li Yao kemudian memejamkan matanya.

Dalam sekejap, dunia menjadi berlapis lapis. Apa yang sebelumnya hanya keheningan batu dan debu, kini berisi bayangan bayangan samar. Suara nafas tua dari akar yang membusuk. Keluhan dingin dari air yang menetes selama ribuan tahun. Bahkan sebuah jeritan pelan dari tulang seekor binatang spiritual yang telah lama mati dan terkubur di bawah gua.

Li Yao terkejut dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia kemudian membuka matanya dan semua kembali normal, seolah olah dunia roh hanya ilusi.

Namun, pada saat mencoba teknik itu, efek sampingnya datang begitu cepat.

Kepalanya berdenyut lebih keras seperti ada yang memukul dari dalam. Suara-suara dari roh mulai saling tumpang tindih, berbisik, tertawa, bahkan menyanyi dalam bahasa yang tak ia mengerti.

Ia kemudian duduk bersila, mencoba mengendalikan teknik Roh Tanpa Bentuk dengan Deteksi Jiwa & Aura, sebagaimana yang tertera di halaman pertama kitab. Ia mengatur energi jiwanya dan membentuk ruang di pikirannya, untuk membuat sebuah tempat yang bisa mendengarkan roh tanpa ditelan oleh mereka.

Perlahan, suara-suara itu mulai teratur yang semula kacau kini mengikuti satu irama.

Di kejauhan, sebuah suara memanggilnya. Bukan suara manusia, tetapi suara kesedihan dari jiwa yang terjebak.

Li Yao kemudian bangkit mengikuti arah suara dengan mata tertutup. Ia melewati reruntuhan altar batu yang telah hancur, sampai ia berhenti di depan salah satu pilar kuno yang sebagian patah.

Tangannya menyentuh batu itu. Seketika, sebuah gambar muncul di dalam pikirannya.

Dan apa yang terlihat Li Yao adalah seekor serigala spiritual yang terluka parah, dan dipenjara di bawah altar dan mati perlahan. Namun jiwanya tidak pergi. Ia terperangkap dalam batas antara hidup dan mati, berteriak diam dalam ruang ini selama ratusan tahun.

Li Yao tidak tahu mengapa, tapi ia bisa merasakan rasa sakitnya, Kesepian, ketakutan, dan harapan.

“Aku mendengarmu…”

Dan dengan itu, dari tubuh Li Yao keluar cahaya perak dan menyebar menyelimuti pilar itu. Jiwa serigala spiritual itu perlahan bersinar samar lalu menghilang dalam damai.

Pelatihan pertamanya mungkin belum menghasilkan kekuatan langsung. Tapi ia berhasil menenangkan roh, melepaskan jiwa yang terperangkap, sebuah pencapaian yang hanya bisa dilakukan oleh alkemis yang benar-benar mampu memahami teknik ini.

Tapi pelajaran terbesarnya bukan itu.

Li Yao kembali membuka matanya, ia bisa melihat aura dari batu, akar, bahkan bayangan-bayangan yang terselip di sudut-sudut ruangan. Dunia tampak lebih hidup, lebih dalam dan lebih berbahaya.

“Ini… kekuatan untuk menyentuh kebenaran yang tak bisa dilihat orang biasa…” katanya perlahan.

Namun, ia juga sadar jika ia tak hati-hati, suara-suara itu bisa menggila dan menelannya dari dalam.

Ketika ia berdiri untuk pergi, sejenak ia melihat bayangan samar Maharaja Pengurai Jiwa berdiri di balik pilar, memandangi dirinya…

1
Green Boy
mantap thor
Eko Lana
alur cerita yang bagus dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!