Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.
"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"
Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Kubu pembenci Rocky
Arga menggendong Lena dengan hati-hati, seperti mengangkat sesuatu yang rapuh dan nyaris hancur. Tubuh gadis itu terasa berat, bukan karena bobotnya, melainkan karena luka yang tak kasat mata yang mulai memenuhi jiwanya.
Sampai di kost Lena, Arga membuka pintu yang di kunci terlebih dahulu. Ia mengambil kunci dari dalam tas Lena kemudian membuka pintu dengan lututnya.
Ia membaringkan Lena perlahan di atas rajang dengan sprei merah muda, kemudian buru-buru mencari air dan kain bersih. Napasnya memburu, keringat membasahi pelipisnya meski udara malam terasa dingin menggigit.
"Astaga, Lena... " desisnya, suara Arga pecah. Matanya menangkap bekas kecupan di kulit Lena, merah lebam dan penuh makna menjijikkan.
Arga menutup mulutnya, berusaha menahan isak. Tangannya yang besar mengepal, gemetar hebat.
Sambil menghapus air matanya dengan punggung tangan, Arga buru-buru meraih ponsel dan menghubungi satu-satunya orang yang mungkin bisa membantu. Brigita.
Tiga kali nada sambung, baru terdengar suara di seberang.
"Halo? Arga?" suara Brigita terdengar cemas.
"Git... aku butuh bantuan kamu. Ini soal Lena," kata Arga terbata.
"Ada apa dengan Lena?"
"Aku... aku berhasil menyelamatkannya dari Pak Rocky. Dia mencoba… " Arga tak sanggup melanjutkan. Suaranya pecah lagi.
Di seberang sana, Brigita langsung tahu ada sesuatu yang sangat buruk. "Dimana kalian sekarang? Apa di kost Lena? Coba kirim lokasi kamu. Aku ke sana sekarang," katanya cepat.
Setelah sambungan terputus, Arga kembali ke sisi Lena. Wanita muda itu perlahan mengerjap, mencoba membuka matanya. Tatapannya kosong, matanya memerah seolah habis menangis dalam tidur panjang.
"Lena, Sayang... Ini aku, Arga... Kamu aman sekarang...," gumam Arga, berusaha menenangkan.
Begitu sadar, Lena tiba-tiba menjerit kecil dan menarik tubuhnya ke sudut ranjang, memeluk lututnya erat-erat. Matanya menatap liar sekeliling, seolah dunia berubah menjadi tempat yang asing dan menakutkan.
"Lena, tenang aku di sini. Aku bawa kamu pulang. Tidak ada siapa-siapa kecuali kita. Kamu aman," bisik Arga dengan suara paling lembut yang bisa ia keluarkan.
Namun air mata Lena mengalir begitu saja. Ia menunduk, memperhatikan bekas yang menghiasi kulitnya, lalu membekap mulutnya sendiri menahan isak.
"Semuanya kotor... Aku kotor, Arga. Aku sudah tidak layak hidup. " gumam Lena berulang-ulang, tubuhnya berguncang hebat.
Arga langsung merengkuhnya dalam pelukan hangat, tidak berkata apa-apa, hanya membiarkan Lena menangis sepuasnya di dadanya. Ia menahan semua emosi, semua kemarahan, semua rasa bersalah yang kini menggerogoti batinnya.
.
Tak lama kemudian, suara ketukan cepat terdengar di pintu. Arga segera bangkit dan membuka pintu, mendapati Brigita berdiri di sana dengan wajah panik.
Begitu masuk, Brigita langsung terpaku melihat Lena yang memeluk diri sendiri di sudut kasur.
"Ya Tuhan... " seru Brigita.
Arga menutup pintu perlahan dan berdiri membeku.
"Aku membawa makanan untuk kalian dan obat-obatan seadanya," kata Brigita sambil mengeluarkan tas dari pundaknya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Arga?" lanjut Brigita dengan suara gemetar.
Arga menjelaskan sepotong-potong berawal dari Lena tidak memberi kabar, tentang lokasi, tentang Rocky, tentang obat bius, sementara Brigita berusaha mengatur napasnya. Ia ingin marah, ingin menghancurkan Rocky, tapi saat ini Lena jauh lebih penting.
Brigita mendekat perlahan, berjongkok di depan Lena.
"Lena... Ini aku, Brigita. Aku di sini datang untuk membantu kamu. Kamu tidak sendirian," ucap Brigita dengan suara serendah mungkin.
Lena mengangkat kepalanya sedikit, tatapannya penuh luka. "Aku... aku takut, Kak." suara Lena patah. Brigita meraih tangan Lena yang gemetar dan menggenggamnya erat.
"Kamu tidak salah apa-apa, Lena. Yang salah adalah dia. Kamu korban. Jangan pernah menyalahkan dirimu, jangan takut," ucap Brigita tegas, seolah menyuntikkan kekuatan ke tubuh Lena yang ringkih.
“Aku tertipu, dia bilang kalian berselingkuh dan sedang berada di hotel makanya aku mau ikut kesana. Maafkan kebodohanku, Kak.” ucap Lena terbata-bata mencoba menjelaskan awal mula terjadinya kejadian itu.
Dan malam itu, ketiganya hanya bisa terdiam dalam luka dan kesedihan menunggu fajar membawa jawaban atas keadilan yang entah masih ada atau tidak di dunia mereka.
“Kita bisa penjarakan dia dengan masalah ini,” ucap Brigita.
Tapi Arga menggeleng. “Jangan, ini tidak sepadan dengan kesalahan lainnya yang belum terungkap. Sabar lah sebentar lagi, dia benar seorang predator dan mafia jadi harus di berikan hukuman yang setimpal.”
Arga menyuruh Lena untuk berisitirahat beberapa hari sampai kondisinya stabil dan Brigita harus berpura-pura tidak tahu.
.
.
Brigita meninggalkan Arga dan Lena untuk istirahat, keberadaannya disana juga berat karena suaminya yang melakukan hal gila itu pada Lena—seseorang yang sudah di anggap adik oleh Brigita.
Keluar dari kost itu dengan langkah lemas, dia membuka ponsel dan melihat tidak ada notifikasi sama sekali dari Rocky. Hal itu membuatnya semakin frustasi.
Brigita melajukan mobilnya ke suatu tempat.
“Leo,” panggilnya lirih ketika ia turun dari mobil dan sudah berada di depan studio film Leo.
Orang yang dulu selalu dia anggap rumah, karena hangat dan nyaman.
“Git,”
Leo mengurungkan niatnya masuk mobil, sepertinya dia hendak pulang. Menutup kembali mobilnya, dan masih menatap Brigita.
Brigita tanpa ragu melangkah maju dan berlari ke dalam pelukan Leo.
Tangisnya meledak di sana. Tubuhnya bergetar hebat.
Leo mengeratkan pelukannya. Ia tidak bertanya, tidak memaksa wanita itu untuk bercerita. Ia hanya membiarkan Brigita menangis sepuasnya di dalam dekapannya.
"Aku capek, Leo aku capek banget..." gumam Brigita di sela isakannya.
Leo membelai rambut Brigita yang terlihat kusut tidak seperti biasanya. "Kamu nggak sendiri. Aku di sini, aku akan selalu siap membantu kamu.
Brigita menengadahkan pandangannya. “Aku mau ikut kamu pulang, kamu tinggal dimana sekarang?”
Meskipun ini keputusan yang salah, tapi Leo tidak bisa menolak permintaan Brigita. Mau bagaimana pun dia ibu dari anaknya dan saat ini dia sedang butuh sandaran. Leo membawanya ke apartemen, tempat tinggal nya selama ini.
“Apa dia tidak akan mencarimu? Kamu disini justru akan menimbulkan masalah baru dan aku tidak mau kamu di salahkan,” kata Leo.
“Dia tidak akan pulang, aku yakin itu!”
“Ada apa sebenarnya?” tanya Leo penasaran.
“Dia hampir memperkosa sahabatku, orang yang sudah aku anggap seperti adikku. Rocky sengaja menjebaknya,” terang Brigita dengan tatapan datar.
Leo memberikan teh hangat padanya. Masih tidak paham dengan cerita yang di ucapkan oleh Brigita.
“Maksudku untuk apa? Atas dasar apa dia melakukan itu?”
“Aku dengar dia mengancam kekasih wanita itu, namanya Lena dan kekasihnya Arga. Dia memang bajing4n yang tidak mau kalah saing.”
Brigita juga menceritakan bahwa alasan Leo hampir bangkrut kala itu adalah rencana Rocky. Semuanya memang sudah di rencanakan oleh pria kejam itu.
rekomendasi dech...
dijamin penasaran dan gemesin..
sukses thor
geli banget celap celup gitu kali
eeuyuh...ogah banget🤑
gretet aku ☺️☺️