Soraya Kusuma, Gadis Yang Akrab Di Sapa Raya Anak Dari Wijaya Kusuma Dan Naraya Sekar Sari, sejak Ia Lahir Hidupnya Sudah Penuh pantangan. Ada Beberapa Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Oleh Raya Yaitu Pergi Ke Air Terjun.
Larangan Itu Sudah Di Beritahukan Oleh Ibunya Raya. Saat Usianya Genap Sepuluh Tahun.
Namun Saat Raya Menginjak Usia Sembilan Belas Tahun Ia Diam-Diam Pergi Ke Sebuah Curug Bersama Kedua Teman Nya. Karena Mereka Membangun Sebuah Komunitas Untuk Di Unggah Di Sosial Media Nya. Hanya Untuk Memecahkan Sebuah Misteri Yang Sudah Di percaya Oleh Ibunya.
"Yang Sudah Di Takdirkaan Akan terus Membersamai" Ujar Arya Narendra
Sosok Laki-Laki Tampan Yang Membuat Mata Raya Terazimat Saat Pertama Kali Melihat Nya.
( Sambungan Kisah dari Cinta beda Alam )
" Happy Reading "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Dalam Tidurnya Raya Kembali Bermimpi Bertemu Laki-Laki Yang Sama, Di Tempat Yang Sama, Dan Dalam keadaaan Yang Sama Duduk Berdua Dan Laki-Laki itu Nampak Memunggungi Nya.
Saat Raya Akan Membuka Pembicaraan Lagi-Lagi Raya Terbangun Dari Mimpi nya.
"Siapa Sebenarnya Laki-Laki itu?" Gumam Raya Mengerutkan Kening Nya.
Raya Mengambil Segelas Air putih Di Laci nya, Raya Yang Mengantuk Kembali Memejamkan Mata Nya. Namun Baru Saja Beberapa Menit Raya Terpejam Kembali Terdengar Suara Bisikan Laki-Laki Yang Sama Di Telinga Raya.
"Jika Kembalimu Sulit Aku Dapatkan, Bolehkah bantu Aku Melepaskan Rasa Ini?" Suaranya Terdengar Samar, Namun Suaranya Sama Seperti Saat Raya Berada Di Dalam Ruangan Kuliah.
.
.
Anjai Merasa Tidak Enak Setelah Kemarin Mendengarkan Perdebatan Antara Bu Nara Dan Raya. Akhirnya Ia Memutuskan Pulang Ke jawa Barat.
Sedangkan Raya Dari Semalam Sampai Sekarang Tidak keluar Kamar, Nampaknya Ia Engan.
"Bu Saya Pamit Pulang Dulu Yah Bu..." Anjani Sudah Siap Dengan Tas nya.
"Kamu Yakin Mau Pulang Sekarang? Nanti Malam Raya Mau Tunangan Loh, Keluarga Calon Nya Mau Datang" ucap Bu Nara.
"Ngak Papa Bu, Lagian Saya Udah Lama Juga Ninggalin Rumah, Lagi pula Kan Raya Juga Sudah Kembali Bu, Tugas Saya jadi Sudah Selesai." Ujar Anjani Seraya Mengangkat Tas Nya.
"Yah Sudah Anjani, Kamu Hati-Hati Yah Di Jalan, Jangan Lupakan ibu, Ibu Ucapkan terimakasih Ngak Bisa Balas Kebaikan Kamu." Bu Nara terharu. seraya Memeluk Anjani erat.
Tidak Berselang Lama, sebuah Mobil Travel Datang Menjemput Anjani. "Saya Pamit Yah Bu..." Anjani Bersalaman, Kakinya Beranjak Menaiki Mobil Travel.
Bu Nara, Desta Dan Juga Bibi Puspita Melambaikan Tangan, terharu.
Bu Nara Kembali Masuk Kedalam Rumah, Mereka Langsung Kembali Memasak, Menyiapkan Hidangan Untuk Acara Malam Nanti.
"Mba Raya Ngak Keluar Bude?" Ucap Desta Sambil Membantu Bu Nara Membuat Kue.
"Biarkan Saja Lah, Nanti juga Kalau Laper keluar Sendiri."
Setelah Semuanya Selesai Bu Nara Langsung Menatanya Di Meja, Bunga Sedap Malam Tertata Rapih Di Sudut Ruangan, Buah-Buahan Segar Juga Ditata Rapih Di Keranjang Buah.
Tidak terasa Mereka Masak-Masak Dan Beberes Sampai Sore. "Des, udah Sini Biar Bibi Saja yang teruskan, Sama Bibi Minta Tolong Kamu Kerumah Bu Narti Yang, Bilang Nanti Malam Suruh Datang Kesini, Sama Sekalian Ustadz Danu Nya Biar Jadi Saksi." ucap Bu Nara, Seraya Mengambil Alih Sapu Di Tangan Desta.
"Baik Bude." Desta Langsung Berjalan Kerumah Bu Narti, Seraya Membawa Plastik Berisi Kue, Dan Jajanan Jadul Yang Bu Nara Buat Sendiri.
Rumah Jawa Jadul, Terlihat Masih Asri, Desta Menaiki Undakan Tangan. Pintu Rumah Dan Jendela terbuka, Namun Nampak Nya Rumah Bu Narti Sangat Sepi.
"Assalamualaikum..." Ucap Desta, Seraya Mengetuk Pintu Rumah Bu Narti.
"Kemana Yah Pada Kok Sepi."
"Bu Narti, Ustadz Danu... Assalamualaikum" Desta Celingukan Mencari Keberadaan Keduanya.
"Iya- Waalaikumsalam" Ustadz Danu berjalan keluar Rumah nya, Di depan terlihat Sudah Ada Desta yang Menenteng Plastik Hitam.
"Ada Apa Desta...?"
"Eh-Pak Ustadz, ini Ada Makanan Dari Bude, Sama Malam Nanti Pak Ustadz Sama Bu Narti Datang Yh, Ke Rumah Bu Nara." Desta Tersenyum Simpul.
"Ada Acara Apa Des?" Ustadz Danu Mengerutkan Kening nya.
"Ws... Pokonya Datang Aja Yah." Desta tertawa Lirih, Seraya Menunjukan Deretan Giginya Yang rapih.
Sementara Di Dalam Kamar Raya Nampak Lesu, Mengingat Malam Nanti Acara Lamaran Nya Akan Dilangsungkan.
"Lagian Ibu Kenal Dimana Sih? Maen Jodoh-Jodohkan Aja!" Raya Nampak Kesal, Dengan Tindakan Ibunya.
Tidak Terasa Azan Magrib Telah Berkumandang, Sedangkan Raya Belum Juga Mandi, Penampilannya Masih Kusut Dan Berantakan, Bahkan Raya Sampai Berniat Tidak Akan Mandi, Agar Nanti Calon Nya Membatalkan Lamaran Nya.
"Bodo Amat Lah, Biarin aja Bau, Biar nanti Si Wira Ngak Jadi mau Sama Aku!" Gerutu Raya Sambil Menatap Wajah Kusut nya Di Cermin.
Raya Sengaja Tidak Keluar Dari Kamarnya. Karena Semalam Saat Semua Orang tengah Tertidur Raya Masuk Kedalam Dapur Mengambil Buah Dan Juga puding Kesukaan Raya, Karena Raya Engan Memakan Nasi.
Selepas Adzan Isa, Terlihat Dua Mobil Terparkir Di Depan Rumah Bu Nara, Rombongan Keluarga Pak Umar Datang Berniat Akan Melamar Soraya Kusuma. Kebetulan Pak Umar Adalah Anak Dari Sepupu nya Bapak Darman kakenya Raya Sendiri,
Namun Dulu Keluarga Pak Umar Pindah keluar Kota Karena Insiden Tanah Bergerak, Agar tidak putus Silaturahmi Pak Umar Berniat Menjodohkan Raya Dengan Anak nya Wira Ajibara yang Sekarang Berkuliah Di Jakarta Mengambil Jurusan Kedokteran.
"Assalamualaikum..."Ucap Pak Umar Bersama Kelurga Nya, Membawa Bawaan Hantaran.
Bu Una istrinya Pak Umar Terlihat Cantik Mengunakan Setelah Gamis Dan Hijab Senada Berwarna Biru Muda. Dan Wira Sendiri Memaki Kemeja Navi Dan Juga Celana Hitam.
"Raya Mana Mba? Kok Ngak Keluar-Keluar?" Bisik bibi Puspita, Kepada Bu Nara.
"Sebentar Mba Panggil Dulu, Kamu temani Para Tamu Yah." Bu Nara Beranjak Dari Duduk Nya. Berjalan menuju kamar Raya.
"Raya Buka yuk Nak' Kelurga Nak Wira Sudah Datang..." ujar Bu Nara Sambil Mengetuk Pintu Kamar Raya.
Sementara Nampak Nya Di Atas Kasur Raya Malas-Malasan Membukakan Pintu untuk ibunya. "Kalau Ngak Aku Bukain Kasihan ibu Nanti Pasti Kena Wirang (Menanggung Malu)" Raya Gundah Di Buat nya. Di Tambah Suara Laki-Laki Misterius Muncul Di Ingatan Raya Membuang Raya Nampak Malas.
"Hemmm... yah Sudah Lah, Mungkin ini Udah Jalan Nya." ucap Raya Kesal, Raya Langsung Beranjak Dari Kasur Membukakan Pintu Untuk ibunya, Dengan Rambut Yang Nampak Kusut Berantakan.
"Ada Apa Sih Bu..." Raya Berdecak, Melipat tangan Malas Di Dadanya.
"Ya Allah Raya... Lihat Itu Keluarga Nya Wira Sudah Datang, Kamu Malah Enak'Enakan Di Kamar, Mana Belum Siap-Siap! Belum Mandi Yah Kamu Dari Kemarin!" Bu Nara Langsung Memproteksi Raya.
"Hih... yah Kan ibu Yang Mau Terima Lamaran itu Bu, Bukan Raya Yang Mau!" Raya Memutar Bola Matanya malas!
Bu Nara Menarik Nafas Berat, ternyata Ketidak Mau'an Raya Akan di Jodohkan Dengan Wira Sangat Kentara, Sampai-Sampai Raya Terlihat Sengaja Tidak Merias Diri Bahkan Mandi Saja Engan!
"Baik Kalau itu yang Kamu Mau Rai!" Dengan wajah Dongkol Nya, Bu Nara Melangkah Pergi Dari Hadapan Raya.
"Yah ws Bu... Kalau memang Ini yang Buat ibu Bahagia, Raya turunin!" Raya Menarik Nafas Berat, Hampir Menangis Dan Langsung Membanting Pintu Kamar Nya.
Meskipun Dengan Air Mata Nya yang Berderai Raya Langsung Mandi Dan Merias wajah Nya Sebisa Nya, Karena Raya tidak Pandai Memakai Make-up. "Mungkin Memang Ini Sudah Jalan Nya!" Raya Menangis Berusaha Kuat Di Hadapan Semua Orang Nanti.