NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:60.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35 Menjadi donatur

.......

.......

"Gimana Shan?" tanya Mia minta pendapat.

"Kita batal aja kalau kasihan sama pak Nanang, kalau enggak, ya gas lahh ...." Shana mengeluarkan pendapatnya. "Tapi jangan pakai pendapatku aja." Shana menambahi kalimat itu demi tidak terlihat egois.

Mia mengangguk.

"Batal aja deh ... Lagian tim cowok juga kalah, masa' kita bersenang-senang." Bebi bicara. Meskipun sayang, tapi mereka juga harus pengertian.

"Oke. Menurut kesepakatan, kita menolak tawaran Pak Nanang. Kita bilang aja capek pingin pulang. Setuju?" Mia kasih ide. Semua setuju. Musyawarah pun mencapai mufakat.

Mia keluar dari gerombolan dan bersiap mengatakan rencananya. "Pak Nanang, maaf Pak."

"Maaf?" tanya Nanang heran. Tadinya yang rembug soal mau kemana, sekarang malah bilang maaf.

Regas mengedarkan pandangan. Seperti merasa ada yang aneh dengan tatapan mereka yang tadinya membara sekarang jadi sendu.

"Maaf bagaimana, Mia?" tanya Nanang masih tidak paham.

"Anak-anak bilang, hari ini enggak usah traktiran deh. Mereka capek, mau pulang katanya." Mia menoleh ke belakang seperti memberi komando pada mereka untuk menegaskan pernyataannya.

"Iya Pak. Capek, mau pulang." Hampir bersamaan mereka mengiyakan kalimat Mia.

Bibir Mia tersenyum, lalu ia kembali melihat ke depan.

Pak Nanang mengerjap. Heran karena perubahan ini. Mereka yang awalnya gembira mendengar ada traktiran sekarang malam lemas dan tidak antusias. Beliau mencoba menatap mereka satu persatu. Seakan meminta jawaban.

Bola mata Regas ikut melakukannya, tapi pria itu tersenyum pada akhirnya. Senyum yang samar. Seperti tahu kalau mereka bersekongkol untuk menolak.

"Beneran ini enggak mau di traktir?" Pak Nanang masih bertanya sekali lagi. Jarang sekali mereka menolak soal traktiran.

"Iya Pak benar!" jawab mereka serentak.

"Wah, kalau begitu baiklah. Kita batalkan saja acara traktirannya." Karena sudah sepakat mau pulang, Nanang membatalkan rencana makan-makannya.

"Jangan. Lebih baik kita tetap teruskan rencana makan-makannya." Regas tiba-tiba menyela. Semua menoleh pada pria itu dengan tatapan gusar. Karena tujuan mereka sebenarnya ingin meringankan beban pelatihnya, malah pria ini bicara seperti itu.

Maunya apa sih? gerutu Shana dalam hati. Ia menipiskan bibir kesal.

Dalam dua detik, ekspresi wajahnya yang protes itu tertangkap oleh Pak Regas yang mengalihkan pandangannya pada Shana. Buru-buru Shana menetralkan ekspresinya.

Sial, kenapa dia tahu aku menggerutu?

"Kita ganti, kali ini saya yang traktir makan-makan," ujar Regas yang mengambil alih soal traktiran itu. Melihat tampang mereka, Regas kasihan juga. Dia memikirkan dua sisi.

Alis anak-anak naik karena rasa tertarik dengan tawaran yang baru. Tadinya sempat sebal karena rencana mereka di patahkan. Namun sekarang justru senang karena ada tawaran baru.

"Anak-anak capek katanya Regas," kata Pak Nanang yang tidak paham dengan kelakuan mereka. Regas hanya diam.

Anak-anak mulai heboh. Karena kesempatan baru mendatangi mereka. Kapan lagi mereka bisa di traktir makan oleh guru killer itu, jarang sekali bukan? Langsung otak mereka bergerak.

Mia langsung kasi kode ke mereka dan mereka menangkapnya. Mereka langsung punya rencana baru lagi. Alis Mia bergerak bertanya pada Shana yang banyak diam.

Shana menggeleng. Tentu ia sudah tidak mau berurusan lagi dengan pak Regas. Mia mencibir. Menolak gelengan Shana.

"Cih," decih Shana yang di tolak Mia.

"Baik, Pak. Kita mau!" ujar Mia bersemangat.

"Bukannya kalian capek dan ingin pulang?" tanya Pak Nanang.

"Enggak. Kita enggak capek." Kepala Mia menggeleng. "Kita mau kok di traktir." "Kita mau kemana Pak Regas?" tanya Mia terang-terangan. Kini ia menghadap penuh pada Pak Regas. Yang di belakang mereka ikut tersenyum sembari menunggu jawaban Pak Regas.

"Terserah," jawab Regas.

"Horeee!!!"

"Dan cepat pulang setelah makan," tegas Regas secepatnya.

"Baik Paaaakkk!"

Pak Nanang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tidak mengerti kelakuan mereka. "Jadi mereka maunya di traktir kamu ya?" Dia menoleh pada temannya.

"Tidak juga," jawab Regas enteng.

"Lalu?"

Regas tidak memberikan jawaban. Dia membiarkan pertanyaan Nanang menggantung tanpa jawaban.

"Hei, jangan-jangan mereka mendengar kita bicara dan kasihan padaku. Lalu berpura pura ingin pulang, tapi karena kamu malah mengganti ingin mentraktir, mereka jadi setuju?" tebak Nanang akhirnya tepat.

Bibir Regas tersenyum tipis.

"Gila. Ini semua gara-gara kamu, anak-anak jadi kasihan padaku." Nanang mendorong lengan Regas pelan. "... Tapi enggak apa-apa juga sih, karena itu isi tabunganku tidak berkurang." Akhirnya dia tergelak dan merasa terselamatkan.

Setiap pria punya keinginan yang sama. Menabung untuk menikah nantinya. Seperti dia juga yang menginginkan sebuah pernikahan nantinya.

****

Demi menjaga kenyamanan, mereka makan di warung lesehan. Makanan sederhana yang bisa di beli dengan porsi banyak dengan harga terjangkau. Mereka memilih makan nasi goreng. Masih di area kampus.

Udara malam ini agak kencang. Meskipun begitu, anak-anak tetap tidak merasa dingin. Yang ada dalam pikiran mereka hanya mau makan dan bahagia karena akhirnya traktiran tetap berjalan meski beda donatur.

Justru donatur kali ini di luar dugaan. Istimewa. Karena yang memberi mereka makan gratis adalah pak Regas. Guru yang di kenal begitu tenang dan tegas hingga rasanya sebuah anugrah bisa satu tempat dengan beliau dalam situasi yang santai.

Shana memilih duduk jauh dari Pak Regas. Bebi yang tahu mengikutinya. Sementara Mia memilih duduk di dekat Pak Nanang dan Pak Regas. Sebagai kapten, dia tidak harus ikut menjauh karena temannya punya masalah dengan pak Regas.

Karena beliau adalah donatur yang pantas di hormati.

Sejak makanan belum jadi sampai sudah ada di depan mata, Shana banyak diam.

"Ngantuk, ei?" tegur Bebi lembut.

"Enggak."

"Kenapa diam aja?"

"Jangan bertanya kalau sudah tahu jawabannya," sungut Shana yang tahu Bebi hanya ingin mencairkan suasana. Bebi tergelak ringan.

"Dia orang baik sama seperti yang aku bilang."

"Hmmm ..." Shana tahu siapa yang dibicarakan Bebi. Bibir Bebi tersenyum mendengar Shana malas di ajak bicara.

"Kartu pelajar mu sudah di kembalikan?"

"Belum."

"Lalu tadi?" Bebi penasaran.

Shana meletakkan piring nasinya terlebih dahulu sebelum mengambil gelas jeruk hangat. Ia meneguknya agak cepat. Bebi sampai heran. Kemudian meletakkan lagi di karpet yang jadi alas duduk mereka.

"Orang itu menyebalkan. Aku pikir setelah ini dia mengembalikan kartu ku, tapi ternyata enggak. Setelah menunjukkan kartu pelajar itu pada panitia, dia mengambilnya lagi." Ternyata Shana meneguk minumannya dengan cepat, sebab ingin meluapkan emosinya yang tertahan.

Bebi tergelak melihat ekspresi temannya.

Dari tempat duduk Regas, pria itu melirik ke arah ujung. Dimana Shana duduk.

Dia sengaja memilih duduk jauh agar keluar dari pantauan ku. Dia tidak mau banyak tingkah.

Shana yang akhirnya tahu kalau sedang di perhatikan langsung mengerjap.

"Dia melihat kesini," ujar Shana seraya menundukkan pandangan. Bebi menoleh lalu tersenyum ketika tahu Pak Regas melihat ke arah mereka. "Kenapa malah menoleh dan tersenyum sih. Kan jadi tahu kalau kita sedang membicarakannya." Shana menegur Bebi.

"Ups, maaf. Lupa." Bebi merasa khilaf, tapi terkekeh juga melihat kepanikan Shana.

1
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!