Mengejar Gadis SPG

 "jantung berdetak lebih cepat...iya"

" selalu terbayang-bayang wajahnya....iya"

" gugup saat dekat dengannya...iya"

" selalu ingin tahu keseharian nya ...iya"

" seperti ada kupu-kupu menggelitik di perutnya...iya".

" wah... Benar saja, semuanya ... Aku merasakan "

Affan merebahkan tubuhnya kembali di ranjang nya, sambil menatap wajah Alea di foto yang ia pegang, Alea saat tertawa, menampilkan lesung pipinya dan gigi kelincinya, sangat cantik dan menggemaskan.

" aku harus mendapatkan mu, bagaimanapun caranya"

Cup

Affan mencium foto Alea, dirinya benar-benar gila, seumur hidupnya Baru kali ini dia merasakan apa itu jatuh cinta.

Akhirnya Affan tertidur pulas , dengan foto Alea berada di atas wajahnya.

Keesokan harinya...

Alea hari ini harus ke kampus, karena ada ujian mendadak....

Terpaksa bolos kerja untuk hari ini, karena biasanya sore baru selesai...

seperti biasa, setiap pagi Alea berolahraga berkeliling kampung, karena memang Alea tinggal di perkampungan yang padat penduduk,

" selamat pagi Alea cantik....sedang berolahraga nih....?" sapa seorang lelaki yang sedang bergerombol di pangkalan ojek.

" iya mang....mari....!" balasnya ramah, lalu melanjutkan joging nya.

" eh tu lihat.... pagi-pagi udah tebar pesona, bilangnya udah punya tunangan, tapi gak pernah tuh, namanya dikenalin ke kita..." kata tetangga julid yang tidak suka dengan Alea, karena iri dengan kecantikan Alea.

" benar saja, bilangnya kerja, tapi pulangnya malem terus, sudah pasti cewek gak bener" ucap temannya menimpali...

" awas saja, kalau sampai ketahuan bawa laki-laki ke rumahnya, nanti kita akan arak dia keliling kampung" lanjutnya tersenyum penuh arti.

" eh Bu ... pagi-pagi udah bergosip " ...kata Bu RT menimpali.

" eh...ada Bu RT....mau blanja juga Bu....?" tanya nya ramah, karena kebetulan mereka sedang membeli sayuran pada abang-abang keliling.

" Monggo-monggo Bu RT, di pilih-pilih" kata penjual sayur dengan ramah, dia tidak mau ikut-ikutan bergosip, melarang pun percuma, nanti dia kena omel oleh ibu-ibu rempong.

" ah capek juga...." ucap Alea menyeka keringatnya, lalu minum air mineral yang dia bawa, saat ini... Alea sudah sampai di pinggiran jalan kota, duduk sebentar menikmati udara pagi....jalanan sudah mulai ramai, karena para pekerja juga anak-anak sekolah sudah banyak yang berangkat....

Seseorang dari kejauhan sudah mulai mengikuti Alea.

" tuan....kapan kita sampainya kalau jalan sebentar berhenti, sebentar berhenti lagi" keluh Abbas pada Affan yang saat ini masih memperhatikan Alea.

" sebentar lagi...." ucap Affan tanpa menoleh ke arah Abbas yang saat ini sudah kesal.

Alea saat ini sedang duduk di lesehan penjual bubur ayam.

" mang...buburnya satu, jangan pakai daun bawang" ucapnya ramah...

" siap neng...." ucap si penjual bubur ayam itu, yang sudah terbiasa melayani Alea.

" makan sini, apa mau di bungkus neng?" tanya penjual bubur dengan ramah.

" disini saja mang" jawab Alea tersenyum.dia melihat-lihat keramaian kota, cuacanya sangat terik pagi ini, tapi karena ada gedung-gedung pencakar langit, membuat Alea tidak kepanasan.

" terimakasih mang" ucapnya, lalu memakannya dengan lahap....

" ....Alea sayang....itu tidak higienis..." ucap Affan pelan, ingin sekali rasanya dia membuang mangkuk yang berisi bubur ayam itu.

" tenang lah tuan, nona Alea sudah terbiasa.... lihatlah dia terlihat sehat" sela Abbas yang tidak tahu harus berbuat apalagi, melihat atasannya sudah gila karena cinta.

" tapi itu tidak sehat, nanti kalau sakit bagaimana". keluh Affan...

" terserah lah...." akhirnya, karena Abbas sudah benar-benar kesal, apalagi merasa dirinya sudah seperti penguntit.

Bep bep...beb..bep...

Dering ponsel Abbas berbunyi, dia melihat nya....

" hallo nyonya....." jawab Abbas.

" baik....kami akan segera kesana"....

Abbas mematikan sambungan telponnya,lalu menoleh ke arah Affan yang masih setia memperhatikan Alea." tuan....saat ini kita harus ke bandara, !"

" memangnya kenapa...?" tanyanya tapi tidak menoleh, pandangannya masih ke arah gadis pujaannya.

" tuan besar dan nyonya sekarang sudah berada di bandara, dan tidak mau kalau di jemput sopir, harus tuan sendiri yang menjemput nya" kata Abbas sungkan.

" hemmmm, menyebalkan.... Aku sebenarnya anak kandung mereka bukan sih?, mereka memperlakukan ku seperti robot " keluh Affan hanya pada Abbas, tempatnya berkeluh kesah, sayang nya nasib mereka ...sama, sama-sama di jadikan robot pencetak uang, bedanya kalau Abbas dari keluarga tidak mampu, jadi dia dengan senang hati bekerja mati-matian demi membahagiakan keluarga nya, sedangkan Affan, sudah terlahir dari sultan, tetap saja hidupnya tidak bahagia, selalu menumpuk harta, entah untuk apa harta itu .

Abbas hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

" entahlah..." jawabnya lalu mereka terkekeh bersama.

" mas...pergi dulu sayang, jaga dirimu baik-baik, tenang saja , orang-orang ku akan setia mengikuti mu" ucap Affan pada kaca mobilnya.membuat Abbas geleng-geleng kepala,

" nona...kalau kau memang benar jodoh untuk tuan, maka aku akan mendukung mu seratus persen." gumam Abbas tersenyum, dia senang bisa melihat atasannya tersenyum seperti itu.

walaupun mobilnya sudah melaju tapi mata Affan masih melihat Alea , seperti tidak rela melihat Alea disana seorang diri, meski dia tahu kalau Alea bisa jaga diri, tetap saja ia merasa khawatir.

" tenang saja tuan,.... orang-orang sudah berjaga di beberapa titik" kata Abbas yang seperti tahu apa yang sedang Affan pikirkan.

" terimakasih bass, kau tahu apa yang sedang aku pikirkan" ucap Affan menepuk Abbas yang sedang menyetir.

Tidak berapa lama, mereka sampai di bandara terbesar di kota tersebut.

Tak tak tak....

Nyonya Karin dan tuan Iqbal sedang berjalan dengan bergandengan tangan, dibelakangnya ada beberapa pengawal yang setia mengikuti nya kemana saja.

Dan bukan itu yang membuat Affan, geram, melainkan seorang wanita yang begitu sexy sedang berjalan di sebelah sisi kanan mamanya, berjalan berlenggak-lenggok, benar-benar menjijikan,

Dia adalah calon tunangan Affan yang sudah di persiapkan oleh mamanya .

" selamat pagi sayang" ucap nyonya Karin memeluk putra semata wayangnya.

" hemmmm" jawab Affan dingin, tidak ada raut bahagia di sana, melihat orang tuanya sudah sebulan baru pulang, dan yang membuat dirinya kesal karena mamanya membawa cinta , seorang wanita calon tunangannya.

" bagaimana kabarmu nak?" tanya tuan Iqbal memeluk putranya juga.

" masih sama" jawabnya dingin dan singkat membuat ke dua orang tua itu, geram, karena semakin dewasa , putranya semakin dingin,

" Affan... Aku kangen" ucap cinta bergelayut manja di lengan Affan, tapi langsung di tepis Affan.

" jaga tanganmu nona"

Nyesss terasa sakit sekali mendapat penolakan dari laki-laki yang sudah lama ia kagumi.

" kalian akan bertunangan sebulan lagi, kuharap kau bisa menjaga cinta dengan baik, karena mulai hari ini, cinta akan tinggal bersama kita" ucap nyonya Karin dingin.

" terserah...aku akan tinggal di apartemen " balasnya , berjalan lebih dulu meninggalkan ke-tiga orang tersebut yang diam terpaku