Kematian Arin yang tidak disangka malah menimbulkan petaka. Padahal keluarga dan semua teman sahabat tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba mereka mendapatkan teror dari makhluk yang mengaku roh dari Arin. Ikuti kisahnya . Banyak rahasia tersembunyi di balik apa yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
" Eh... "
Fian dan Ran terkejut. Mereka tidak menyadari kalau tangan mereka berdua saling bertaut sejak tadi. Mereka tersipu ketika tiba-tiba ada orang yang memergoki tingkah mereka.
"Aa kok disini.."
Tanya Ran kepada Bara. Ternyata Bara yang sejak tadi mengikuti mereka. Bukan maksud mengikuti sebenarnya. Mungkin karena Bara melihat Ran dan Fian dan bermaksud menegur mereka. Namun Ran dan Fian malah sengaja menghindar.
" Entahlah Ran. Saya dari rumah sakit dan ketika melewati tempat ini, seperti ada yang menuntun saya untuk berbelok.."
" Oh Begitu ya..."
" Mungkin sebaiknya kita cari makan dulu . Gue lapar.."
Fian memegang perutnya yang baru saja mengeluarkan bunyi.
" Hahaha.. kasian amat Lo . Cacing lo udah demo itu..."
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju tukang nasi goreng yang buka di depan Mall tersebut. Mereka sengaja memilih tempat tersebut karena terlihat nyaman dan agak sepi.
Sambil menunggu pesanan datang, Fian membuka kembali dua lembar foto yang tadi mereka temukan di dalam lift.
"Bang Dokter, coba Abang lihat ini siapa ?"
Bara mengambil foto yang di sodorkan oleh Fian dan mulai mengamati dengan seksama. Dahinya berkerut. Dia memang sangat mengenal salah satu foto tersebut.
" Bukankah ini foto Arin."
" Menurut Aa itu satu orang atau dua orang.." Ran ikut berbicara. Dia juga ingin tahu pendapat Bara.
Bara kembali mengamati foto tersebut. Memang mirip sekali. Tapi ada sedikit perbedaan di bentuk wajahnya.
" Ini yang satu memang Arin. Yang satunya bukan. Bentuk wajah mereka berbeda. Yang satu oval dan kotak.."
" Benar juga. Memang berbeda. " Ucap Ran setelah dia mengamati kembali kedua foto tersebut.
" Coba lihat . Gue kok penasaran. Dilihat sekilas sih memang satu orang.." Fian merebut foto yang dipegang oleh Ran. Fian merasa penasaran dengan ucapan Bara dan juga Ran. Fian melihat sampai dia memicingkan kedua matanya. Bahkan kepalanya sampai menunduk dekat sekali dengan foto tersebut.
" Tidak usah lebay deh. Enggak segitunya juga.." Ran mencibir melihat kelakuan Fian yang menurutnya berlebihan.
" Suka-suka gue . Sirik aja Lo.."
Fian masih melakukan hal yang sama. Dengan penuh konsentrasi dia mengamati kedua foto itu secara bergantian.
" Ya benar. Ini dua orang yang berbeda. Bentuk wajah dan warna mata berbeda. Benar ini Arin dan yang ini....." Fian menghentikan ucapannya. Dan terlihat dia berpikir untuk mengingat sesuatu.
"Yang ini siapa Fian.. Jangan begitu. Kan gue jadi penasaran.." Ran menepuk pundak Fian dengan keras. Dia merasa kesal karena perkataan Fian yang terputus.
"Sakit tahuu. Sejenaknya aja Lo. Sabar apa gue mikir dulu. Sepertinya gue pernah melihat dia . Dimana ya . Dan siapa..."
Fian masih terlihat berpikir keras. Keningnya sampai berkerut. Jarinya mengetuk-ngetuk meja. Kepalanya mengangguk-angguk.
" Makan dulu . Nanti lagi berpikirnya. Nanti keburu dingin.."
Bara menyodorkan sepiring nasi goreng pesanan Fian.Dan dia mengambil sepiring sesuai pesanan dia. Ran pun juga mengambil sepiring pesanan dia.
Sebelum menyuap mereka membaca doa dulu. Itu memang sudah kebiasaan dari kecil. Jadi mereka tidak pernah lupa untuk berdoa sebelum makan. Namun tiba-tiba Fian berteriak.
"Astaghfirullah Al adzim..."
"Ada apaa Fian..."
Ran dan Bara bertanya bersamaan. Tentu saja mereka berdua terkejut karena Fian berteriak sangat kencang sambil melempar sendok yang telah bersiap masuk mulut.
"Fian ada apa sih. Kenapa Lo diam aja. Ada apa..?"
Fian masih belum menjawab. Ran terlihat panik melihat tingkah Fian yang melotot dengan mulut menganga. Seperti melihat sesuatu yang sangat menakutkan.
" Fian ada apa sih. Jangan bikin kita takut. Fian ..... Fian. "
Bara menggoyang tangan Fian dengan perlahan. Namun Fian belum bereaksi. Dia masih melotot sambil memandang ke arah depan.
"Fian Lo lihat apa. Fian.. Fian.."
Ran semakin panik melihat Fian yang diam saja. Ran dan Bara mengikuti kemana arah pandangan Fian. Namun mereka tidak melihat apapun. Yang ada dan terlihat hanya kegelapan malam.
" Aa ada apa dengan Fian. Gue takut . .."
Bulu kuduk Ran sudah mulai bangun. Dia sudah merinding melihat keadaan Fian. Akhirnya dia menepuk pundak Fian dengan keras. Dia ingin menyadarkan Fian.
" Apa sih sakit tahu.."
" Habisnya tingkah Lo begitu. Gue kan takut Lo kesambet. Tahu-tahu diam saja begitu. Mana mata melotot. Mulut manqap. Apa sih yang Lo lihat.."
Fian tersadar. Muka dia masih pucat. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Eh tadi gue melihat... Astaghfirullah Al adzim.."
Fian tidak meneruskan ucapannya. Namun dia melempar piring nasi goreng yang ada di depannya.
"Jangan di makan .Lihat apa yang ada di piring itu. Itu bukan makanan.."
Fian bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari tempat tersebut. Ran dan Bara kebingungan melihat tingkah Fian. Mereka berdua tidak mengerti apa yang terjadi dengan Fian.
Bersambung
Apa yang sebenarnya Fian lihat ya. Dari tingkahnya pasti sesuatu yang menakutkan.
Maaf bab kali ini sangat pendek. Karena ada sesuatu hal jadi hanya bisa up pendek.
Terima kasih untuk yang sudah mampir. Love untuk kalian semua❤️❤️❤️
bakalan cerita ga ni si Ran😵😵
eh eta penunggu pohon jambunya mulai nongolin diiri yaa 🙈🙈hiii ko seremm🏃♀🏃♀
terimakasih sudah menghadirkan cerita ini sukses terus oyys.
di tunggu novel berikutnya