Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.
Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.
Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.
Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Daftar Jadi Model
Melihat Niko mengobrak-abrik perempuan itu saja Edo jadi dibuat ikut berkeringat. Sampai-sampai miliknya pun langsung dibuat sesak di bawah sana.
Edo seperti tidak bisa dibuat berpaling kepada ekspresi perempuan itu yang tak pernah gagal dibuat melantunkan suara erangan dengan tubuh menggeliat-geliat layaknya cacing kepanasan oleh Niko di atasnya.
Kemudian, kepala Edo tiba-tiba terasa sedikit pusing. Jantungnya berdetak tak beraturan. Pupil matanya juga membesar. Ada rasa kuat muncul yang meminta tubuh dan jiwanya untuk gabung bersama Niko. Rasa yang sama saat dirinya hampir menghamili Miya.
“Lagi-lagi rasa laknat ini. Aku kenapa sih?!” seru Edo dalam hati, lalu bergegas keluar kamar menuju ruang tamu sambil mengelap keringatnya. Sementara Aldi masih tetap di tempatnya sambil bermain game online.
Pemuda bernama Niko itu benar-benar melakukan pergulatan di ranjangnya selama satu jam penuh. Sementara Edo di lantai bawah menenangkan kondisi miliknya yang tegak berdiri agar bisa ditidurkan kembali.
“Maaf ya lama. Kalau gak di selesaikan rasanya jadi nanggung. Bikin gelisah. Hehe,” ujar Niko yang sudah turun ke lantai bawah menemui Edo, diikuti Aldi dan tentu perempuan lawan main Niko tadi.
Perempuan asing yang sudah berpakaian itu mengecup pipi Niko. “Besok, kita lakukan lagi ya Sayang!” pesannya lalu berlalu pergi.
Setelah itu, Niko yang masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer menyalami tangan Edo. Mereka berkenalan kemudian mulai berbincang-bincang.
Edo menilai Niko juga orang yang ramah dan baik seperti Aldi. Hanya saja ucapan Aldi benar, yakni Niko orang yang memiliki kelakuan mengejutkan. Pemuda yang mungkin berusia 1 tahun lebih tua dari Edo itu malah dengan bangganya cerita kalau dirinya telah meniduri banyak wanita.
“Ya beginilah nasib jadi cowok yang punya nafsu tinggi. Tiap hari pengennya icip-icip terus,” ungkap Niko dengan nada bangganya.
Niko pun bercerita kalau dirinya akan ikut daftar jadi model hanya agar bisa berkenalan dengan banyak wanita cantik bukan karena uang. Niko sendiri memang sudah kaya dari lahir. Orang tuanya jarang di rumah karena sibuk bekerja.
Obrolan santai pun terus berlanjut. Hingga satu jam kemudian Aldi dan Edo pamit pulang.
...****...
Hari besoknya, Edo, Aldi, dan Niko sudah tiba perusahaan agensi model. Di depan gedung tempat mereka berdiri tertulis nama perusahaannya, yakni Start Casting.
Perusahaan agensi ini benar-benar menerima para pendaftar tanpa ijazah. Hanya saja tidak semua peserta akan diterima kerja. Lolos atau tidaknya diterima kerja akan ditentukan sebentar lagi saat proses seleksi tes bakat.
Jika berhasil lolos, calon peserta akan bekerja sebagai model majalah, model iklan di televisi, hingga berkesempatan jadi model yang berjalan di atas runway.
Edo makin semangat mendengar info soal gaji per pemotretan paling sedikit 10 juta. Dia yakin inilah pekerjaan yang cocok untuknya agar cepat kaya dan cepat siap menikahi Putri.
Edo dan semua peserta pendaftar Sekarang berbaris rapi, berkumpul dalam ruang untuk diuji tes bakat. Ada sekitar 30 peserta. Semua yang datang tampan dan cantik. Namun tentu saja Edo yang terlihat paling memukau, membuat hampir semua peserta melihat ke arah Edo karena ketampanannya sangat menarik perhatian.
“Bro, kamu diliatin semua orang nih. Sudah kuduga wajahmu itu luar biasa,” bisik Aldi dari belakang Edo.
Edo cuma tersenyum menanggapi.
Satu persatu para peserta disuruh maju ke depan untuk naik ke atas panggung kecil. Para peserta disuruh bergaya di depan kamera. Saat giliran Edo dipanggil kedepan, semua orang nampak kagum.
Edo memang agak canggung saat disuruh bergaya di depan kamera, tapi dengan ketampanannya, kekurangan tubuh canggungnya itu jadi tertutupi.
“Wah. Ganteng banget dia.”
“Iya, badannya juga bagus.”
“Kayaknya dia yang bakalan langsung lolos diterima.”
Itu adalah kata-kata yang diucapkan para peserta lain saat melihat Edo bergaya di atas panggung.
Selain Edo yang mendapatkan pujian, ternyata ada orang lain lagi yang tidak kalah banyaknya sama-sama mendapatkan banyak sanjungan.
Sosok itu ternyata bukan Aldi atau Niko, melainkan orang lain yang pesona dan ketampanannya hampir setara dengan Edo. Nama orang itu adalah David.
Bagi para peserta, Edo dan David langsung dicap sebagai primadona karena ketampanan mereka membius semua peserta, terutama para wanita.
Tapi tidak ada yang tahu kalau di dalam isi hati David, dirinya justru merasa benci ke Edo. Dia menilai Edo akan menjadi saingannya untuk berhasil sukses.
“Siapa dia? Bisa-bisanya dia lebih ganteng daripada aku!” gerutu David.
Sore harinya, Edo, Aldi, dan Niko baru keluar dari gedung. Mereka tampak senang karena mereka bertiga dinyatakan lolos dan besok bisa langsung mengikuti pelatihan selama 1 bulan.
“Syukur kita lancar diterima. Dengan begini, akhirnya aku bisa makin banyak kenalan sama cewek-cewek cantik.” ucap Niko sambil merangkul Aldi dan Niko dengan riangnya.
“Mending kamu berhenti meniduri banyak cewek, Nik. Kasian sama pacarmu yang gak tahu apa-apa itu,” sindir Aldi yang terlihat tidak suka dengan kelakuan jelek Niko itu.
“Biarin. Hehe.” respon Niko yang terlihat bodo amat.
Edo yang mendengarnya kaget lalu berbisik ke Aldi. “Jadi Niko sudah punya pacar tapi pacarnya gak tahu kalau Niko suka nidurin banyak cewek?”
“Yoi. Tapi Niko hebat sampai sekarang belum ketahuan sama pacarnya,” balas Aldi.
“Oh.” Lagi-lagi Edo dibuat geleng-geleng dengan fakta yang dimiliki Niko itu.
Mereka bertiga terus berjalan menuju tempat parkir. Niko memang memiliki mobil sendiri. Tadi saat berangkat ke sini, Aldi dan Edo kebetulan numpang berangkat ke mobil Niko.
Mereka pun tiba di area parkir. Edo yang berjalan santai tiba-tiba badannya terasa seperti ada yang mendorong dari belakang.
Bruuk…!
Edo jatuh tersungkur ke depan, lalu terdengar suara tawa nyaring. Saat Edo menoleh ke belakang, dia melihat pemuda bernama David berdiri dengan 5 temannya tertawa terbahak-bahak melihat Edo jatuh.
David lah yang mendorong Edo jatuh tersungkur tadi.
“Maaf. Gak sengaja,” kata David dengan senyum jahatnya.