Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35.
Leticia kembali ke paviliun halaman belakang Mansion.
Mengunci pintu dengan baik, dan memastikannya benar-benar terkunci.
Begitu juga pintu kamarnya, dia pastikan juga benar-benar terkunci.
Baru setelah itu diapun masuk kedalam selimut dengan nyaman.
Leticia pun tidur dengan nyaman ditempat tidurnya yang kecil.
Besoknya Leticia bangun seperti biasa, membantu Bibi Lina di dapur.
Karena Damian sudah tidak memperbolehkan dia lagi membersihkan taman dan kebun, Leticia pun berinisiatif membantu Janet memetik sayur, tomat, cabai dan lainnya dari kebun.
Bibi Lina mengolah sayuran yang telah di petik Leticia dan Janet.
Sementara dikamar tamu.
Damian merasakan kepalanya begitu sakit, perlahan dia membuka matanya.
Damian melihat sekelilingnya, merasa asing dengan kamar ini.
"Di Mana aku?" pikir Damian.
Damian memegang kepalanya yang terasa begitu sakit sekali.
Dia mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, kenapa dia berakhir seperti ini.
Dia ingat, dia ke bar bersama Jenson untuk menerima hasil penyelidikan Jenson mengenai latar belakang Leticia.
Dan dia minum banyak anggur sehingga mabuk, dan diantar kembali pulang ke Mansion nya.
Dan dia masuk ke kamar tamu mengejar Letisia.
Akhirnya Damian pelan-pelan mengingat kenapa dia ada dikamar yang terasa asing ini.
Damian melihat tubuhnya, tidak memakai pakaian lagi.
Apakah Leticia yang telah membukanya? pikir Damian.
Damian mencoba bangkit dari tempat tidur, lalu turun dengan bertelanjang kaki.
Kepalanya masih terasa sakit dan berdenyut.
Dia mencoba melangkahkan kakinya, kepalanya serasa mau meledak terasa sakit sekali.
Seseorang membuka pintu kamar, dan pintu kamar perlahan terbuka, Damian berdiri diam ditempatnya melihat ke arah pintu kamar yang terbuka.
Dari balik pintu tampak wajah imut Leticia muncul, dan tangan gadis imut itu membuka daun pintu semakin lebar.
Damian termangu menatap wajah Leticia, dia seperti baru pertama kali melihat Leticia.
Wajah imut Leticia terlihat begitu sangat cantik dipandang Damian.
Damian merasa kalau selama ini seperti ada sesuatu yang menutup matanya, sehingga dia tidak bisa melihat Leticia yang sebenarnya.
Dan kini Damian merasa kalau matanya sudah terbuka dengan jelas, dan dapat melihat Leticia dengan jelas juga.
Deg! deg! deg!
Jantung Damian tiba-tiba berdegup kencang, dia tidak tahu entah kenapa jantungnya bisa berdebar-debar menatap wajah imut Leticia memasuki kamar.
Damian merasa kalau wajahnya merona.
"Tuan, aku membawakan minuman jahe hangat untuk menghilangkan mabuk anda" kata Leticia seraya masuk kedalam dan berjalan menuju meja kecil di dekat tempat tidur.
Lalu meletakkan nampan gelas diatas meja tersebut.
"Minumlah selagi hangat Tuan" kata Leticia berjalan ke pintu kamar.
"Tunggu!" sahut Damian.
Leticia menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap Damian.
"Ada apa Tuan?" tanya Leticia.
"Apakah kau yang membuka bajuku?"
"Iya benar Tuan" jawab Leticia dengan berani memandang Damian, tapi Leticia langsung tersadar kalau tindakannya tersebut sangat lancang.
"Maaf! kalau aku lancang Tuan, aku merasa kalau anda tidak akan nyaman kalau tidur dengan pakaian formal, jadi aku membukanya agar anda dapat tidur dengan nyaman!" Leticia langsung membungkukkan badannya sedikit untuk minta maaf.
"Bukan! bukan begitu!" Damian jadi merasa bersalah telah menanyakan mengenai pakaiannya.
"Aku hanya bertanya saja, tidak ada maksud untuk membuatmu bersalah, sekarang aku sudah tahu jadi aku tidak penasaran lagi" kata Damian.
"Kalau begitu aku permisi, Tuan" kata Leticia lalu berbalik menuju pintu.
Leticia kemudian membuka pintu.
"Tunggu!" sahut Damian tiba-tiba dengan kencang.
Damian merasa tidak ingin ditinggalkan Leticia begitu saja dikamar tamu tersebut.
"Apa lagi Tuan?" tanya Leticia merasa tidak senang, dia tidak ingin berlama-lama berduaan dengan Damian didalam kamar tersebut.
"Bawa kembali gelasnya, aku akan minum air jahe nya dulu" kata Damian melangkah mengambil air jahe didalam gelas yang dibawa Leticia tadi.
Damian kemudian meneguk air jahe yang dibuat Leticia tersebut.
Bersambung.....
