Saat bangun di pagi hari rena menemukan dirinya memasuki cerita novel yang dia baca tadi malam dan menjadi adik tiri yang akan mati di pertengahan bab karena kebenciannya terhadap pahlawan wanita.
Rena didalam novel sangat menyukai pemeran utama pria yang merupakan tunangannya sebelum pemeran utama wanita di bawa kembali ke rumah. Setelah kembalinya pahlawan wanita ke rumah semuanya berubah, semua yang dia miliki bukan lagi miliknya bahkan orang tua dan kakak laki-lakinya. Sehingga dia memaksakan diri untuk menikahi saudara laki-laki pemeran utama pria untuk mengganggu kehidupan pernikahan pemeran utama wanita. karena sifatnya ini rena didalam novel mati di tangan suaminya sendiri.
“dari pada mengganggu pemeran utama pria. Lebih baik fokus pada kehidupan pernikahanku. Aku harus bertemu suamiku dulu”
“apa yang kamu lakukan didepan kamarku?” teriak seorang pria
Akankah rena berhasil menghindari kematiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Makan Siang Bersama
Sebelum Fany mengunjungi rumah Alex, Fany sangat sibuk dengan kegiatannya. saat Fany bosan dia mulai berpikir untuk mengunjungi rumah Alex dan melihat seperti apa istri Alex.
“Jadi … kamu bekerja disini,” ucap Fany.
“Ha? apa yang kamu katakan?” tanya Rena Kesal.
Sebelum Fany menjawab, Ronald dengan cepat memberitahu siapa nyonya mereka. “Ini adalah nyonya kami, istri dari tuan Alex,” jawab Ronald.
Ronald melihat sang tamu, awalnya dia terkejut kalau orang terkenal datang kemari. ronald sangat menyukai Fany dan sering melihat drama dan film yang Fany bintangi. tetapi setelah melihat sikapnya terhadap nyonya, Ronald sangat kecewa dan ingin melawan Fany bersama nyonya.
Fany melihat Rena dengan tatapan arogan. sebelumnya saat Rena menghampiri Fany dia sudah menduga kalau Rena adalah istrinya Alex, tetapi Fany masih tidak terima kenyataan bahwa Alex telah menikah. apalagi penampilan Rena yang sangat tidak cocok dengan Alex membuat Fany semakin kesal.
“Oh maaf … aku kira kamu seorang pelayan,” ucap Fany meminta maaf.
“Haha … maaf, aku baru saja selesai memasak untuk Alex,” jawab Rena sambil tersenyum.
“Alex sangat menyukai masakanku,” lanjut Rena.
“Hmm … begitukah?” ucap Fany.
Rena sangat kesal dan membuka celemek yang dia pakai dan menyerahkan celemek itu kepada Ronald.
“Baiklah apa ada yang ingin dibicarakan?” tanya Rena duduk di sofa.
“tidak apa-apa … aku hanya ingin melihat istri Alex yang dikatakan sangat cantik oleh orang-orang,” jawab Fany.
“Oh? aku tidak tahu kalau orang luar membicarakan aku seperti itu,” jawab Rena pura-pura kaget.
Fany melirik Rena. “ Tetapi setelah bertemu langsung ternyata tidak secantik yang orang katakan,” bisik Fany sambil menyesap teh dengan elegan.
Ha? Rena menahan amarahnya agar tidak meledak begitu saja. aku mendengarnya … apa dia sengaja? sial. Rena terus tersenyum menghadapi Fany meskipun dia sangat kesal.
“Apa kamu ingin kue buatanku? aku telah memasak beberapa kue,” tanya Rena.
Fany berdiri dan membenarkan pakaiannya. “Tidak perlu … seleraku sangat tinggi,” jawab Fany.
Rena mengepalkan kedua tangannya dengan erat dipangkuannya dan tetap memaksa agar tersenyum dihadapan Fany.
“Aku sudah cukup melihat … saatnya sekarang aku pergi,” ucap Fany sambil berjalan keluar.
Rena hanya diam dan berjalan dibelakang Fany untuk melihatnya pergi, hanya sebagai formalitas antara tamu dan tuan rumah.
Saat berjalan Fany tiba-tiba berhenti dan berbalik melihat Rena. “Berhati-hatilah suatu saat suamimu akan direbut,” ucap Fany dengan dingin dan berjalan pergi memasuki mobil.
Setelah mobil mulai melaju dan meninggalkan rumah, Rena mulai tidak tahan lagi. “Ronald,” panggil Rena.
“Iya nyonya.” Ronald tahu maksud Rena dan memberikan sebuah bantal yang sangat besar kepada Rena.
“Sial … sial … sial …” teriak Rena marah sambil memukul bantal dengan kuat.
“Apa katanya tadi? berhati-hati?” ucap Rena sambil menatap bantal itu dengan ngeri.
“Hah … hah … lihat saja siapa yang harusnya berhati-hati,” lanjut Rena.
“Nyonya … apakah anda sudah tenang?” tanya Ronald.
Aku sudah tidak tahan lagi menahan bantal. kali ini pukulan nyonya lebih kuat dari biasanya … huhuhuhu.
Rena tersadar kembali dan melihat tangan Ronald yang gemetar. “Huuf … baiklah kamu bisa pergi,” ucap Rena menenangkan diri.
Ronald pergi dengan bantal ditangannya dan masih gemetar karena pukulan Rena tadi. saat berjalan Ronald bertemu kepala koki. kepala koki melihat bantal itu dan tahu apa yang sedang terjadi.
“Kamu harusny sering olahraga … lihat tulangmu bergetar,” ucap kepala koki.
“Apa katamu?” teriak Ronald kesal.
“Aku bilang kamu itu tidak berotot sehingga tidak dapat menahan bantal itu,” ucap kepala koki acuh tak acuh.
Ronald melihat keuda tangannya dan berlari meninggalkan kepala koki. “Huhuhu … kepala koki sangat kejam … ini namanya body shaming,” teriak Ronald berlari sambil menangis.
Kepala koki yang melihat Ronald menangis merasa bingung. “Ada apa dengannya … aku hannya mengatakan yang sebenarnya,” ucap kepala koki.
Sony yang selama ini berada di samping kepala koki hanya terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.
“Apa yang kamu lihat?” tanya kepala koki.
“Tidak ada … aku hanya merasa kalau anda adalah orang yang sangat jujur … hahaha,” ucap Sony.
“Hem … tentu saja,” jawab Kepala koki bangga.
Sony hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya.
Setelah Ronald pergi Rena melihat pakaiannya dan pergi menuju kamar untuk bersiap-siap.
“Hmph … apa salahnya jika berpakaian seperti ini jika di rumah sendiri?” keluh Rena.
“Apa dia setiap hari berdandan dirumah dan memakai pakaian tidak nyaman dipakai itu di rumah?”
“Sial … gara-gara wanita itu moodku jadi tidak bagus,”ucap Rena kesal.
Rena menarik nafas berusaha untuk tenang. “Baiklah saatnya pergi menemui Alex.”
Rena telah berganti pakaian dan siap untuk pergi. “Hei dimana kotak makanannya?” tanya Rena kepada dimas.
“Ini nyonya.” Dimas memberi kotak makanan kepada Rena.
“Baik terimakasih,” ucap Rena sambil tersenyum.
“Kalian semua telah bekerja keras,” lanjut Rena.
Rena pergi dari dapur dan berjalan menuju mobil yang telah disiapkan untuknya.
“Halo Alex.” Rena menelpon Alex.
“Aku sedang dalam perjalanan menuju perusahaan,” ucap Rena.
“Em … hati-hati di jalan,” jawab Alex.
“Baiklah.” Rena menutup telpon dan melihat keluar jendela.
Di perusahaan Anderson.
“Jadi ada perlu apa kamu datang kemari?” tanya Alex.
“Aku datang kemari untuk memperlihatkan foto ini kepadamu,” ucap seorang wanita.
Alex melihat foto yang diberikan kepadanya dan melihat kearah wanita yang ada didepannya. wanita ini adalah anak kandung dari keluarga Martinez, saudari tiri Rena yaitu Rani. Foto yang diberikannya adalah foto saat Rena masih mengejar Reza dan foto-foto Rena d club serta hal-hal buruk lainnya.
Alex meletakkan foto itu dan melihat kearah Rani. “Lalu?” tanya Alex.
Rani tertegun. “Aku hanya ingin memberitahumu bagaimana Rena yang sebenarnya,” ucap Rani.
Sebelum Rani menunjukkan foto ini juga Alex sudah tahu bagaimana sikap Rena diluar sana dan hanya membiarkannya saja. Sekarang Rena telah banyak berubah dan tidak seperti dulu. awalnya Alex tidak percaya dan terus menyelidikinya, tetapi tidak ditemukan hal-hal seperti dimasa lalu.
Alex kembali melihat berkasnya dan tidak melihat foto itu. “Kalau hanya itu saja silahkan pergi,” ucap Alex.
Rani menggigit bibirnya dan mengepalkan kedua tangannya. “Kenapa kamu tenang saja? Padahal kamu tahu bagaimana tingkah laku istrimu bagaimana,” teriak Rani kesal.
“Rena adalah wanita bajingan dan pelac-”
“PRAAAK.” terdengar suara pukulan meja.
Rani terkejut dan diam sejenak melihat Alex dengan takut. “Kamu tidak berhak berbicara tentang istriku seperti itu,” ucap Alex dingin.
“Selagi aku masih berbaik hati lebih baik kamu keluar sekarang,” Alex menatap Rani dengan tajam dan berbicara dengan suara dingin.
Rani mencoba untuk menahan amarahnya dan pergi begitu saja meninggalkan Alex.
Alex melihat Rani keluar dan menghela nafas. “Albert,” panggil Alex.
“Iya tuan,” jawab Albert melalui telpon kantor.
“Datang keruanganku dan bereskan ini semua,” suruh Alex.
Alex menutup telpon dan bersandar dikursi memegang keningnya. “Sial,” ucap Alex.
Karena foto itu Alex kembali mengingat tatapan Rena terhadap Reza. Alex sangat membenci hal itu dan hanya ingin Rena menatapnya dengan tatapan itu.
“Tok … tok … tok … “ terdengar suara ketukan pintu.
Albert memasuki ruangan dan melihat Alex dalam keadaan yang tidak baik. “Tuan,” ucap Albert.
Alex mendengar Albert dan mulai membuka matanya. “Singkirkan foto ini,” ucap Alex.
Albert melihat foto yang ada diatas meja dan mengerutkan kening. Albert melihat Rani keluar dari ruangan dan sudah menduga siapa yang memberikan foto ini.
“Baik tuan.” Albert membereskan foto tersebut dan pergi keluar.
Beberapa saat setelah Albert keluar Rena memasuki ruangan. “Aleeeex … aku sudah datang,” teriak Rena dengan senyuman cerah.
“Apa kamu merindukanku?”
“Aku sangat merindukanmu,” ucap Rena sambil mencium pipi Alex.
Rena menaruh kotak makanan dimeja dan melihat Alex. “Aku hari ini memasak cukup banya … jadi kamu harus menghabiskannya.”
“Dan juga makanan untuk kakek … aku memasaknya sendiri … hihi ….” saat berbicara Rena sangat ceria dan tersenyum dengan gembira.
Alex melihat Rena yang sangat bersemangat dan merasakan sesuatu dihatinya, rasanya sangat menggelitik dan menyenangkan.
“Hei apa yang kamu lakukan diam disana? apa kamu tidak mau makan masakanku?” tanya Rena dengan wajah cemberut.
Alex tersenyum kecil melihat Rena. “Baiklah aku akan kesana,” jawab Alex.
Rena tersenyum dan terus menceritakan sesuatu yang menarik menurutnya sambil menyiapkan makanan. Alex melihat Rena terus bercerita dan sadar bahwa Rena yang sekarang bukanlah Rena yang dulu. Rena yang sekarang selalu menatapnya dengan penuh kasih, berbeda dengan masa lalu.
Alex sangat senang dan terus mendengar celotehan Rena dengan senyuman diwajahnya. mereka berdua makan siang sambil berbicara dengan bahagia.
Akhir dari Bab 34
bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 untuk u thor