NovelToon NovelToon
Suami Tampanku.

Suami Tampanku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari pernikahan Faras dan Inara.

"Inara....Inara.... aku kagum sekali dengan kepercayaan diri kamu." wanita yang tak lain adalah Amanda tersebut nampak tersenyum remeh, memindai penampilan Inara dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Sepertinya kamu terlalu yakin jika tuan Sarfaras benar-benar menginginkanmu menjadi istrinya. Ingat Inara.... cantik saja tidak cukup! pria yang lahir dari keluarga terpandang seperti tuan Sarfaras pasti mendambakan seorang wanita yang sepadan dengan keluarganya untuk dijadikan istri, bukannya gadis biasa seperti dirimu!." Inara yang baru saja masuk ke toilet setelah kembali tersebut berusaha bersikap biasa saja, seakan tak peduli dengan semua perkataan tak mengenakkan Amanda padanya.

"Bilang saja anda iri pada Bu Inara, bukan begitu Bu Amanda!." salah seorang pegawai yang kebetulan berada di dalam toilet ikut bersuara, tak suka dengan sikap Amanda yang terkesan memprovokasi Inara.

"Apa kau bilang, Iri?." Amanda tergelak, seakan perkataan pegawai bernama Kira tersebut terdengar lucu ditelinganya. "Aku justru merasa kasihan pada Inara, gadis sok lugu yang akan dinikahi oleh pria kaya dengan alasan menuruti keinginan ayahnya. menyedihkan sekali." sambung Amanda yang kini masih berdiri melipat kedua tangannya di depan da-da. Menatap Inara dengan tatapan prihatin.

Duar.....

Inara tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. Bagaimana Amanda bisa tahu tentang semua itu? dan jika Amanda tahu tentang itu, Inara yakin wanita itu telah menyebarkan berita tersebut dikalangan para pegawai.

"Bersiaplah Inara..... bersiaplah untuk menerima kenyataan jika suatu hari nanti tuan Sarfaras menendang mu dari kehidupannya!." semakin keras saja gelak tawa Amanda, tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Inara. Wanita itu kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Inara yang masih terdiam di tempatnya.

"Jangan terlalu dipikirkan Bu Inara, ibu Amanda memang suka begitu kalau merasa iri kepada seseorang!." Kira berusaha menghibur Inara.

Inara mengulas senyum, seakan semua apa yang dikatakan Amanda tadi tidak berpengaruh sedikit pun untuknya. Meski kenyataannya hatinya berkata lain.

Inara membasuh wajahnya setelah kepergian Kira. "Kau sudah memutuskan menerima lamaran tuan Faras, Inara, dan itu artinya kau juga harus siap dengan semua konsekuensinya, termasuk di tendang dari kehidupan tuan Faras sewaktu-waktu." Inara menatap wajahnya dari pantulan cermin.

"Daripada kau pusing memikirkan hari esok, lebih baik sekarang kau jalani saja apa yang telah dituliskan Tuhan pada takdir hidupmu, Inara! jika memang suatu hari nanti apa yang dikatakan Amanda terjadi, setidaknya kau pernah merasakan hidup bersama dengan pria yang kau cintai." Inara menghela napas dalam dan menghembusnya perlahan, kemudian mengukir senyum seindah mungkin. "Semangat, Inara....!!!." gadis itu mengepalkan tangan di udara seolah memberi semangat pada diri sendiri.

*

"Kau sudah keterlaluan Amanda...apa kau tidak takut kalau sampai ketahuan sama tuan Faras, menghasut calon istrinya dengan kebohongan seperti itu?."

Amanda berdecak kesal mendengar komentar sahabatnya itu setelah ia menceritakan apa yang dikatakannya pada Inara di toilet tadi.

"Sebenarnya sahabat kamu itu aku atau Inara, huh?." sentak Amanda yang tidak suka dengan komentar Lian, rekan kerja sekaligus sahabatnya di kantor.

"Buka begitu Amanda, aku hanya takut tuan Faras tahu apa yang telah kau lakukan pada Inara. lagi pula, bagimana bisa kamu kepikiran mengarang cerita kayak gitu sih untuk memprovokasi Inara?." Lian benar-benar tidak habis pikir dengan kenekatan Amanda.

"Kau ini bodoh atau kenapa sih??? Logikanya, sikap tuan Sarfaras itu sangat dingin pada lawan jenisnya, dan menurutku sangat mustahil rasanya jika beliau jatuh cinta pada pandangan pertama pada si Inara. Nah.... kalau sudah seperti itu, lalu apalagi alasan pernikahan mereka kalau bukan permintaan dari tuan Rasya. lagian kamu tahu sendiri kan bagaimana tuan Rasya memperlakukan Inara selama ini, pria itu sangat mengagumi Inara, pastilah beliau yang telah mengatur pernikahan putranya dengan Si Inara."

Lian hanya bisa geleng kepala mendengar semua penuturan Amanda. "Terserah kamu saja Amanda, tapi kalau sampai tuan Faras tahu dan beliau mengamuk, aku nggak mau ikutan." ujar gadis itu sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.

**

Tidak terasa satu bulan berlalu, dan hari pernikahan Faras dan Inara pun hanya tinggal menghitung jam. Ya, besok pada pukul sembilan pagi jika tidak ada halangan berarti, ia dan Faras akan segera mengemban status baru sebagai pasangan suami-isteri.

"Ya Tuhan... kuatkan hatiku.... jika ini memang suratan darimu, maka ikhlaskan hatiku menjalani pernikahan dengan pria yang tidak mencintaiku. seandainya hamba boleh meminta, tolong bantu hamba membuka hati mas Faras agar bisa menerima kehadiranku dengan baik, meskipun beliau tidak mencintaiku." seuntai doa dipanjatkan Inara sebelum mengakhiri sesi berdoa setelah melaksanakan sholat isya.

Malam berlalu begitu cepat, sinar rembulan telah tergantikan oleh cahaya mentari yang pagi ini bersinar begitu cerah, seakan ikut bahagia dengan dihari yang spesial ini.

Inara yang telah mengenakan kebaya modern berwarna putih tulang serta hiasan wajah ala pengantin pada umumnya, kini duduk di depan meja rias kamarnya. Menatap sendu wajahnya dari pantulan cermin meja rias miliknya. "Seandainya mas Faras juga mencintai aku sama seperti aku mencintainya, pasti hari ini aku akan menjadi pengantin paling bahagia di muka bumi ini." gumamnya dalam hati.

Inara masih saja melamun hingga beberapa saat kemudian suara pintu kamarnya dibuka dari arah luar membuyarkan lamunannya.

"Masya Allah.... cantiknya calon kakak iparku..." Za yang muncul dari belakang tubuh Inara, nampak meletakkan kedua tangannya di pundak Inara, sedangkan pandangan gadis berprofesi sebagai dokter tersebut masih setia menatap wajah cantik Inara dari pantulan cermin. "Hari ini kau cantik sekali, Inara." puji Za dengan senyum yang seakan enggan surut dari bibirnya.

Inara yang mendengarnya justru mengerucutkan bibir. "Hari ini??? Itu artinya sebelumnya aku terlihat jelek, begitu?." Inara berpura-pura merajuk.

"Bukannya begitu calon kakak ipar... maksudku hari ini kau terlihat jauh lebih cantik. Abang pasti akan terpesona melihatnya."

"Kau ini bisa saja. Btw, Zi kemana, kenapa nggak ke sini?."

"Dia ada diluar menemani mamah, calon ibu mertua kamu, Ra."

Mendengar Za menyebut ibu mertua, membuat wajah Inara tersenyum simpul. Ya, setelah resmi menjadi nyonya Sarfaras Wisatara tentunya ia harus mengganti panggilannya pada wanita itu, dari Tante menjadi Mama, bukan begitu? Membayangkannya saja sudah mampu membuat Inara merasa kikuk.

Di ruang di mana akad nikah akan dilaksanakan, Terlihat Faras mengenakan jas dengan warna senada dengan kebaya yang dikenakan Inara. pria itu terlihat begitu tampan, hingga tak sedikit tamu wanita yang hadir pagi itu merasa iri pada Inara yang sebentar lagi akan menjadi istri dari lelaki tampan tersebut.

"Ganteng banget sih, tuan Faras."

"Iya. Bu Inara juga cantik. Intinya mereka sangat serasi."

"CK.... paling juga si Inara yang menggoda tuan Faras. lagian, mana ada lelaki menolak jika ada wanita yang menawarkan tubuhnya secara cuma-cuma." sela Amanda yang tidak suka mendengar rekan kerjanya memuji kecantikan Inara, apalagi sampai menyebut Inara serasi dengan Faras. Menurutnya, dirinya lah yang seharusnya menjadi mempelai bagi seorang Sarfaras Wisatara bukannya Inara, yang menurutnya tidak sepadan dengan Faras.

"Jaga ucapan anda Bu Amanda, sebelum nantinya justru menjadi bumerang bagi diri anda sendiri." peringat kira yang tak suka dengan semua ucapan Amanda. Sementara Lian,Wanita itu memilih diam saja.

1
Syiffa Fadhilah
kurang update atau apa sih hidup kalian sampai ngak tau kalo faras dah menikah. padahal resepsinya besar dan mewah loh kemaren
zheny pudji
udah GK pacar² yg ada udah punya bini
Felycia R. Fernandez
seringan apa kamu Inara,bisa diangkat kek anak kecil gtu😅
Felycia R. Fernandez
bener banget...
dan Inara gampang ke makan omongan orang...
Felycia R. Fernandez
Inara masih kepikiran tentang kamu yang menolaknya dulu,blom lagi kalian menikah karena perjodohan...
mana kepikiran Inara klo kamu juga mencintai nya...
zheny pudji
begitulah cew faras kira² apa apa hrus butuh pengakuan tindakan
Dwi ratna
cie...cie...udh syang²an ini, tinggal blng i love u aja ras
Dwi ratna
semangat mb Yuni, kasih wejangan s Inara mb, biar jd org jgn netingan Mulu gitu😤
Zahrotul Kamelia
lagi thor
Felycia R. Fernandez
anak nya Okta dan Riri nih..
Dwi ratna
belajar terbuka dong, suami istri tu jgn keseringan ngebatin sakitttt jatuhnya...😅😅😅
Arin
Tapi memang biasa jomblo lebih mahir dalam teori lo Inara..... Cuma tinggal prakteknya yang belum tuh adik ipar mu. Belum ada yang halalin
zheny pudji
suka bnget m karakter mereka, klop bnget
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yuni jadi tersangka pil kontrasepsi...
Felycia R. Fernandez
kamu pintar ,tapi kenapa masalah ini jadi bodoh Inara...
kamu tau Amanda hanya iri padamu...
malah dengerin kata kata Amanda 🤦‍♀️
zheny pudji
hari ini kamu selamat Inara
tp tdk untuk lain kali
P_Org
tor update dong😁
🧟‍♂️🧟‍♂️
hah? pasti ada drma kabur2 ini nanti karena menikah sja bgtuu, selalu ada drama nyaa
Dwi ratna
ngmng innara jgn dpendem trz gk bakal tau suamimu klo km lgi gundah gulana
zheny pudji
namanya pengantin baru Davin, masa gt saja hrus djlasin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!