NovelToon NovelToon
Ambil saja dia untukmu

Ambil saja dia untukmu

Status: tamat
Genre:Poligami / Duda / Single Mom / Selingkuh / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: aveeiiii

Salma seorang wanita karir di bidang entertainment, harus rela meninggalkan dunia karirnya untuk mejadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya.

Menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak kembar sangat tidak mudah baginya yang belum terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga. Salma harus menghadapi tuntutan suami yang menginginkan figur istri sempurna seperti sang Ibunda.

Saat Salma masih terus belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik,ia harus menghadapi sahabatnya yang juga menginginkan posisinya sebagai istri Armand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aveeiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Muka tembok

Salma mengedarkan pandangannyaa ke seluruh ruangan. Tangannya saling meremas kikuk. Ia mencoba menarik ujung bibirnya untuk tersenyum. Semua mata masih memandangnya bingung, beberapa saling bertukar pandangan lalu menggeleng dan menaikan pundak. Salma mendesah malu, ia hendak berbalik dan menarik pegangan pintu untuk segera keluar dari sana.

"Duduk sini, Mba." Panggil salah satu karyawan wanita di ruangan itu. Salma menoleh kembali, tatapan para karyawan sudah berubah tidak lagi mengintimidasi. Mereka jauh lebih ramah dengan pandangan maklum.

"Saya tunggu di luar aja," ucap Salma saat karyawan wanita itu menggiringnya ke arah sofa.

"Di sini aja, nanti kalau Mba Jane cari ga bingung," ujar karyawan itu.

"Terima kasih." Salma mengalah dan menurut ketika wanita itu menariknya untuk duduk. Semua karyawan sudah tidak lagi memeperhatikannya, mereka kembali fokus pada kerjaan masing-masing.

"Saya kayak ga asing dengan wajah Mba deh," ujar wanita itu sembari memberikan Salma sebotol air mineral dan ikut duduk di sampingnya. Salma hanya tersenyum malu, ingin mengatakan bahwa ia juga bergelut di dunia entertainment tapi malu jika tidak ada yang mengenalinya.

"Pernah tampil di acara televisi mungkin?" kejar wanita itu masih penasaran.

"Pernah, satu kali aja."

"Oh, ya. Acara apa?" Wanita itu semakin memusatkan perhatiannya pada Salma.

"Acara penghargaan pendatang baru di media sosial tiga bulan yang lalu." Wanita itu memicingkan matanya seakan mencoba membongkar ingatannya kembali.

"Oww, pantas ga asing. Kalau ga salah Mba yang meraih posisi nomer satu?" Salma hanya mengangguk pelan menanggapi. Baginya hal itu tidak bisa dianggap sebagai suatu keberhasilan yang luar biasa.

"Aahhh si Anggrek Bulan, akhirnya muncul datang sendiri. Kemarin kami sempat kecewa karena info yang kami dapat, Mba Salma sementara ini menolak segala jenis pekerjaan di ibu kota."

Salma mengerutkan kening mendengar penjelasan yang diutarakan pegawai wanita itu. Namun ia tidak melontarkan pertanyaan apapun, meskipun ia merasa tidak pernah mengatakan hal itu secara resmi selain kepada kedua teman barunya.

Sementara itu di ruang kerja pribadi milik Angkasa, pria matang itu tengah berdiskusi serius dengan seorang program director guna membahas acara baru apa yang sekiranya menarik para pemirsa di dunia pertelevisian.

Jane mengetuk pintu beberapa kali. Tanpa menunggu dipersilahkan masuk, ia langsung membuka pintu dan menyembulkan kepalanya.

"Permisi," ucapnya seraya tersenyum lebar, "Mmm, apa saya mengganggu?" tanyanya tanpa rasa bersalah. Jelas ia tahu arti dari reaksi wajah kesal yang ditunjukan oleh Pak Emran seorang program director senior.

Pak Emran menghela nafas kasar dan menyenderkan tubuhnya, lalu membuka kacamatanya dengan gerakan malas. Ia agak kurang suka dengan tingkah pendatang baru yang terkesan sok dekat dengan pemilik rumah produksi ini.

"Ada yang bisa saya bantu, Jane?" tanya Angkasa. Ia menganggukan kepala pada sekertarisnya yang mengatupkan tangan meminta maaf di belakang Jane.

"Mmm, Bapak lanjutkan aja dulu sama Pak Emran, saya tunggu di pojok sana," ujar Jane seraya menunjuk ke arah sofa di ujung ruangan.

Tanpa rasa segan, Jane melangkah dengan anggun diiringi tatapan Angkasa dan Emran ke ujung ruangan dan duduk di sana.

Emran melirik ke arah Angkasa, menanti reaksi dari orang nomer satu di perusahaan besar itu. Angkasa terkenal kurang bisa tegas pada mahkluk berjenis kelamin wanita. Hal itu membuat banyak wanita salah paham dan merasa diistimewakan oleh Angkasa. Walaupun sikapnya kadangkala terkesan tak peduli dengan isi kepala para wanita yang memujanya, hal itu tak menyurutkan upaya barisan kaum hawa mencoba memikat pria dingin berkharisma itu.

"Bagai--"

"Maaf Pak, sebaiknya pembahasaan ini kita lanjut nanti," potong Emran sembari memberi kode dengan matanya.

"Kenapa?"

"Rencana kita ini belum matang, sebaiknya tidak ada yang mendengar dulu menghindari hal yang tidak diinginkan," ujar Emran sembari meringkas kertas dan laptopnya.

Angkasa menghela nafas panjang. Ia berada di posisi yang tidak nyaman. Mungkin bagi orang lain terlihat mudah, tinggal meminta Jane keluar dan menunggu di luar. Namun bagi Angkasa yang pernah kehilangan dua wanita tercinta sekaligus di dalam hidupnya, tidak sanggup melihat seorang wanita sakit hati karena dirinya.

Sejak kehilangan istri dan putrinya yang masih di dalam kandungan, Angkasa tidak sanggup berkata tajam pada wanita manapun.

"Ada yang bisa saya bantu, Jane?" tanya Angkasa setelah Emran keluar dari ruangannya. Sebenarnya ia sudah lelah dan bosan menanggapi tingkah laku Jane.

Jika yang lainnya mundur secara bertahap saat Angkasa memberikan respon kurang menyenangkan, tapi tidak dengan Jane. Wanita ini seolah-olah tidak melihat dan menyadari penolakan halus yamg ditunjukan oleh Angkasa.

"Ada program acara baru ya, Pak? Biasa kalau Pak Emran masuk ke ruangan Pak Asa, sebentar lagi pasti ada acara andalan muncul."

"Pekerjaan Pak Emran memang membuat program acara, Jane. Kita memang harus terus berinovasi karena selera masyarakat sekarang cepat berubah," ujar Angkasa sembari berpura-pura sibuk dengan berkas di atas mejanya. Ia berharap artis pendatang baru dihadapannya ini, menyadari jika ia sedang sibuk dan segera keluar dari ruangannya tanpa perlu ia memintanya.

"Waah, bocorannya dong Pak, barangkali cocok untuk saya."

"Kamu 'kan sudah punya program acara kuliner yang sedang digodok sama Satrio dan timnya."

"Lama banget realisasinya." Jane merengut manja.

"Namanya program acara baru, bisnis industri apapun perlu survey pasar dulu tidak boleh gegabah kalau rugi melibatkan orang banyak." Angkasa berdiri dari duduknya.

Ia memilih mengalah, jika bukan Jane yang keluar dari ruangan, biarlah dia yang keluar dulu. Angkasa belum sanggup bertindak keras dan tegas pada wanita yang berharap lebih padanya. Hal ini sering membuat kesal dan jengkel karyawan juga rekan kerjanya, karena harus menghalau para wanita jika dirasa cukup mengganggu.

"Ada yang perlu kamu bicarakan lagi dengan saya?" Perlahan Angkasa berjalan menuju pintu ruangannya.

"Pak Asa mau kemana?"

"Saya mau ... menemui Sulistio," ucap Angkasa asal setelah berpikir sejenak.

"Saya boleh ikut ya?" Seperti biasa tanpa menunggu jawaban, Jane segera mendekati Angkasa yang berdiri di dekat pintu masuk.

Angkasa mengerutkan kening. Siapapun yang melihat, pasti mengerti jika ia tidak nyaman dan mulai tidak suka dengan kelakuan Jane. Namun entah terbuat apa hati dan otak Jane, hingga tidak menyadari sikap yang ditunjukan Angkasa secara terang-terangan.

Angkasa berjalan sedikit cepat menyusuri lorong dan bilik para karyawannya. Jane mengikuti dari arah belakang dan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Angkasa. Senyumnya tersebar tiap melewati pegawai yang berpapasan dengannya.

Kasak kusuk di antara para pegawai tidak serta merta membuat Jane mundur. Ia semakin merasa menjadi pusat perhatian, karena penilaiannya sendiri bahwa ia serasi dan pantas bersanding dengan atasan mereka.

Tiba-tiba Angkasa menghentikan langkahnya di depan dua belah pintu yang besar. Suara senandung lirih diselingi suara tawa renyah yang sangat akrab ditelinganya, terdengar dari balik pintu itu.

...❤️🤍...

Lama ya ga up 🙏

Semoga ga lupa dengan jalan ceritanya

Mampir ke cerita temanku ya

1
Bunda Iwar
Luar biasa
Elfri Risfendi Sinaga
thor jangan buat Salma terlalu baik, jadinya munafik minta cerai tapi selalu meladeni suaminya setiap ketemu.
Mazree Gati
orang kaya bulan madu sangat penting, sampai rela ninggalin anak, ck
Roestam Effendhy
ayoooo semangat pk angkasa....janja masi d depan
Roestam Effendhy
pokokx harus pk Angkasa yg jdi ayahx kembarr y
Inonk_ordinary
kok tau siiiiii ,kamu mantan ibu² rumpi ya. paham bgt🤣🤣🤣🤣
Anifa Anifa
novel tolol ini mah harus kasih rating 1 terlalu buruk
Sumarni Ukkas
ceritanya sangat menyentuh..
Evy
Ah Salma malu malu tapi mau...
Evy
Cie..cie...pak Angkasa modus....
Evy
Mantap Salma...
Evy
Armand... Armand...
Evy
Ternyata Bian tidak seperti Jane...
Evy
Bakalan heboh nih...sudah ada Jane yang sirik... satu lagi nih si Bian..
Evy
Pak Asa kan jodoh Salma selanjutnya... jangan ngarep deh Jane...
Roestam Effendhy: pk asa harus jodohx SALMA Y
total 1 replies
Evy
Dikira jane bisa jadi teman sejati..eh..malah ketemu teman yang jago drama..
Evy
jangan sampai persahabatan yang baru terjalin hancur hanya karena menyukai pria yang sama.
Evy
Senangnya bertemu dengan teman baru yang baik dan saling mendukung tanpa ada rasa iri dan tidak julid...
Evy
Kakak ipar yang baik dan penuh perhatian..
Evy
jangan mau KTP dipakai' buat pinjam uang...rebut KTP mu Salma.. hempas kan saja suami seperti itu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!