Membaca novel ini bikin ketawa, sedih, kesal dan hareudang.
Sequel dari My Sexy Old Man, menceritakan kisah Crystal anak pertama dari Devan dan Raya.
Mempunyai Bodyguard yang sangat tampan, Hot, gagah tapi super dingin seperti balok es, tidak mudah tersentuh oleh wanita dan juga sangat misterius.
Membuat gadis bernama Crystal merasa tertantang untuk menakhlukkan Bodyguardnya yang ia anggap penyuka sesama jenis.
Tapi, apakah Crystal mampu menakhlukkan bodyguardnya yang super dingin dan misterius? Atau justru dirinya yang takhluk pada bodyguardnya itu?
Penasaran sama kisah selanjutnya?
Simak terus kelanjutannya!
Follow
IG Emak @Thalindalena
FB Emak @Thalindalena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih berbaik hati!
Mengandung kekerasan, jika tidak sanggup membaca lebih baik skip saja!
"Ampun, Pak," sahutnya ketakutan, dari atas pohon sana. Namun pria itu malah meloncat dari atas pohon hingga keluar dari pagar rumah tersebut.
Brug
"Aww," terdengar jeritan kesakitan, sepertinya pria itu terjatuh di jalan beraspal yang ada di luar pagar tersebut.
Ryan segera bertindak, ia menaiki atas pohon dan dengan gesit langsung melompat mengikuti pria tersebut. Sedangkan Devan tidak berani naik pohon, ia memilih jalur alternatif yaitu lewat pintu gerbang utama.
Pria penyusup itu langsung berlari sekuat tenaga, sembari manahan sakit di pergelangan kakinya, saat mengetahui Ryan mengejarnya.
Dor
Dor
Dor
Ryan beberapa kali melayangkan tembakan keudara, agar pria itu menyerah.
Tapi, penyusup itu tidak memperdulikan tembakan peringatan dari Ryan.
Ryan menekan tombol merah yang ada di jam tangannya, bertanda jika dirinya meminta bantuan kepada para anggotanya.
"Sial!" umpat Ryan, saat mengetahui buruannya memasuki area perkampungan yang ada di belakang komplek perumahan mewah itu.
Penyusup tersebut terus berlari, nafasnya terengah dan kakinya terasa sangat sakit sekali akibat terjatuh dari pohon tadi. Ia bersembunyi di balik tong sampah besar agar tidak terlihat dari Ryan.
*
*
*
*
"Hah ... Hah ... Sial!! Hampir saja aku tertangkap." Kemudian ia menyalakan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo, Bos! Aku hampir tertangkap," ucapnya pada seseorang di seberang sana.
"Dasar bodoh!!" umpat pria yang di seberang sana.
"Aku di buru oleh suami Nona Crystal, ternyata suaminya seorang intelejen, Aaron Ryan," ucap Penyusup tersebut.
"Aaron Ryan? Jadi gadis itu istrinya Aaron?"
"Iya, kaki ku sakit sekali. Sepertinya patah, aku sudah tidak sanggup untuk berlari lagi," ucap Penyusup tersebut.
"Tunggu disana, aku akan memerintahkan anak buahku untuk menjemputmu."
"Baik," balas Penyusup tersebut.
Tut
Penyusup itu langsung mematikan sambungan teleponnya, namun tiba-tiba nafasnya tercekat dan tubuhnya terasa kaku, ketika ia melihat moncong senjata api sudah di depan matanya.
"Bergerak sedikit, mati kau!" desis Ryan, mulai menarik pelatuk senjata apinya.
"Ampuni saya, Pak," ucapnya mengiba, dan di buat sesedih mungkin.
"Ampun? Mudah saja! Katakan siapa Bos besarmu, maka aku akan melapaskanmu tanpa syarat!" tegas Ryan, menatap tajam pria tersebut.
Penyusup itu bungkam tidak berani menjawab, karena dirinya sebelum bergabung dengan Kelompok Bosnya, ia di sumpah lebih dulu untuk tidak memberitahukan identitas Bosnya itu kepada siapapun. Jika melanggar nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya.
Sama-sama, mati bukan? Baiklah aku memilih mati di tanganmu Aaron Ryan. Batin Pria tersebut.
"Masih bungkam?" tanya Ryan, menudingkan senjata apinya tepat di kening pria tersebut.
"Sampai matipun, aku tidak akan mengatakannya!" balasnya tajam.
"Oke!" ucap Ryan, menarik pelatuk senjata apinya.
Dor
Dor
"Argghh," teriaknya kesakitan, saat kedua kakinya di tembak oleh Ryan. Darah merembes keluar dari kedua kaki itu hingga membasahi celana yang di kenakan pria tersebut.
Bau anyir darah seketika menyeruak di indra penciuman.
"Aku masih baik, bukan? Masih membiarkanmu bernafas," desis Ryan, berjongkok dan menekan luka tembak di salah satu kaki pria tersebut dengan kuat, hingga membuat pria itu memekik kesakitan. Dan darah semakin mengalir deras dari luka tembak itu, dan tangan Ryan juga sudah berlumuran darah.
"Argghhhhhh, lebih baik bunuh aku!!" teriaknya, kesakitan. Wajahnya pucat pasi, matanya memerah dan urat-urat di wajahnya tampak menonjol semua, bertanda jika pria itu sangat-sangat kesakitan.
"Jika aku tidak taat dengan hukum di negara ini, sudah ku pastikan aku akan menembak kepalamu dan mengeluarkan otakmu itu! Sekarang katakan siapa Bos besarmu!!" sentak Ryan, sangat geram dan semakin menekan luka tembak pria tersebut.
"Argghhh!! Sakit!! Sampai matipun aku tidak akan mengatakannya!"
Bersambung!
Jangan lupa dukung karya Emak, dengan cara like, vote, komentar dan kasih Gift semampunya aja, makasih semuanya❤❤❤