Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.
Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Campur Aduk
Disisi lain,
"Huahhh." Zhu Lang membuka mulutnya lebar-lebar. Matanya menyipit dan jemari besar itu mulai mengucek kelopak mata kasar.
"Matahari sudah terbit. Sepertinya aku," ia menjeda, suara parau keluar dari kerongkongannya. "Aku muak berpura-pura menjadi seorang wanita! Konyol sekali."
Ia bangkit dari tempat tidur dengan gerakan berat, rambut panjang tiruan yang ia kenakan semalam jatuh kusut di bahunya. Matanya tertuju pada hanfu sutra milik mendiang paman Xian Rong yang tergantung di kursi kayu. Seolah-olah kain itu mengejeknya, mengingatkan bahwa ia bukan lagi dirinya sendiri.
Namun yang lebih menyiksa bukanlah pakaian itu, melainkan bayangan wajah sang permaisuri yang terus hadir di benaknya.
"Manusia itu, kenapa menghantui pikiranku terus menerus," gumamnya pelan. Ia menutup mata, tetapi justru makin jelas terbayang mata Xian Rong yang berbinar, bibir merah ranum, kulit seputih salju, dan senyum yang membuat seluruh ruangan seakan terang.
"Kuakui dia cantik, tapi dia standar." Ia berusaha meyakinkan dirinya. "Biasa saja, tidak ada yang istimewa." Tapi bibirnya sendiri bergetar, seperti menolak kalimat itu. "Tapi sedikit menarik."
Zhu Lang tertawa kecil, tawa yang lebih mirip ejekan terhadap dirinya sendiri. Satu langkah ia ambil, lalu menendang kursi kayu di samping ranjang.
Brakk! Kursi itu terjungkal, bunyinya memantul di ruangan kosong. Tapi rasa sesak di dadanya tetap berdiri kokoh, tidak ikut roboh.
“Bodoh. Aku musuhnya, bukan pengagumnya,” desisnya geram. Tangannya meraih kendi arak di meja. Tanpa menuang ke cawan, ia meneguk langsung. Cairan panas itu mengalir liar ke kerongkongan, sebagian menetes di dagu dan mengalir ke lehernya.
Namun, semakin ia mencoba menenggelamkan pikiran dengan arak, semakin jelas senyum Xian Rong hadir di kepalanya. Semakin tajam bayangan mata yang penuh keanggunan itu menusuk hati.
Zhu Lang menghantam meja dengan genggaman. “Perempuan itu, dia berbahaya.”
Ia menunduk, menatap permukaan arak yang tersisa di kendi. Bayangan wajahnya terpantul di sana: rambut panjang, pakaian wanita, alis tipis yang ia rias dengan tangannya sendiri. Sosok asing itu membuat darahnya mendidih.
"Menjijikkan." Ia menggeram, lalu merobek lengan hanfu dengan satu tarikan kasar. Benang-benang sutra tercabik, berhamburan di lantai. Seolah-olah jika ia merusak pakaian itu, beban peran yang ia jalani akan ikut runtuh.
Namun, bayangan itu muncul lagi. Tatapan Xian Rong ketika ia memainkan kecapi semalam—tatapan lembut namun penuh rahasia. Tatapan yang bukan ditujukan pada Kaisar, bukan pula pada para selir, tapi seolah-olah menembus dirinya yang duduk di sudut.
Zhu Lang terdiam, napasnya berat. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangan.
“Kenapa aku malah iri pada Kaisar itu?” bisiknya, suara getir bercampur marah.
Tubuhnya bergetar, antara ingin berteriak atau menangis. Ia tahu dirinya sedang terjerat pada hal yang seharusnya tidak mungkin: seorang musuh yang terpesona pada orang yang seharusnya ia tipu.
Di luar kamar, suara ayam jantan terdengar, menandakan pagi sudah benar-benar datang. Tapi bagi Zhu Lang, hari itu hanya membawa satu kenyataan baru—ia tidak hanya sedang memainkan peran, ia sedang melawan hatinya sendiri.
"Ngomong-ngomong , aku kesiangan." Gumam Zhu Lang. Entah bagaimana perasaan nya nanti jika ia melihat kaisar dan permaisuri semakin dekat----atau setidak nya mereka terlihat bersama.
***
Happy Reading ❤️
Mohon Dukungan untuk :
• Like
• Komen
• Subscribe
• Follow Penulis
Terimakasih❤️