NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Kinan

Takdir Cinta Kinan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Apple Cherry

Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)

Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.

Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.

Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.

Takdir Cinta Kinan ~

Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

034 : Perubahan Sikap Kinan

"Assalamu'alaikum, Kinan? Wah pengantin baru kok udah masuk aja, sih? Gimana kabarnya? Masya Allah, Ki. Aku ikut bahagia, kamu menikah dengan pria yang jauh lebih baik dari dokter Hamzah, Ki," ujar dokter Mirna, dia adalah dokter anak di tempat Kinan bekerja.

Kinan terkesiap, dia tidak menyangka hari pertamanya masuk kerja akan menarik perhatian para dokter, staf rumah sakit maupun perawat dan jajarannya. Kinan tersenyum lalu menjawab salam dokter Mirna dan teman-teman seprofesinya. "Waalaikumsalaam. Alhamdulillah."

"Ki, gimana kabar dokter Hamzah? Apa dia coba usik kamu? Atau dia gak merasa bersalah? Bener-bener keterlaluan, dia itu denger-denger menghamili salah satu teman kita, bener nggak sih?" ujar Lina, dia adalah perawat juga seperti Kinan, dia persis berdiri di dekat dokter Mirna.

"Hus! Kamu jangan gitu ngomongnya. Dokter Hamzah udah nggak ada sangkut pautnya dengan Kinan. Ngapain kamu tanya ke Kinan?" sahut dokter Mirna.

"Bener tuh kata dokter Mirna, Lin." Teman dokter Mirna yang bernama Gina ikut berkomentar.

Kinan menghela napas, dia berusaha untuk tidak terpancing lalu membicarakan orang lain. "Alhamdullilah, kalau saya baik-baik saja, dokter, suster semuanya. Maaf ya saya nggak mau membahas urusan yang sudah berlalu. Semua juga tidak ada yang menyangka ini akan terjadi," jawab Kinan.

"Kamu yang sabar, ya, Ki. Tapi kamu beruntung mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik. Iya, kan?" ujar dokter Mirna lagi. Kinan hanya bisa membalas dengan senyuman, dia sendiri mulai tidak yakin dengan pernikahannya sekarang.

"Semua rencana Allah, dan kita nggak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Maaf semuanya saya masuk dulu, ya. Banyak yang harus saya kerjakan," ucap Kinan meninggalkan teman-temannya.

Dude akhirnya sampai di rumah sakit, tempat Kinan bekerja. Dia langsung mencari keberadaan Kinan, tapi dia malah berpapasan dengan dokter Angga

"Waah, Dude!"

"Dokter Angga."

Dude yang sedang buru-buru, agak menghela napas, dia akan menghabiskan waktu lama kalau mengobrol dulu. Sementara pikirannya mulai bercampur aduk sekarang. Setelah membaca pesan Selin, mendadak Dude mulai kepikiran apakah Kinan sempat membaca pesan itu semalam sehingga Kinan marah? Kesalahpahaman itu harus segera disudahi.

"Ya ampun, kamu sedang apa di sini? Mencari Kinan? Selamat ya atas pernikahan kamu dan Kinan. Saya terkejut sekali, tapi apapun itu saya doakan pernikahan kamu dan Kinan langgeng, Aamiin."

"Aamiin. Terima kasih Dokter Angga. Iya, saya mencari Kinan, apa dokter lihat?"

"Kinan tadi bertemu dengan dokter dan teman-temannya, tapi dia langsung kembali ke rutinitas kerjaan dia. Mungkin sekarang sedang di ruang rawat pasien, kalau mau bertemu, biasanya Kinan ada di kamar mawar, di sana sedang ada pasien dirawat dan Kinan yang membantu merawat."

"Terima kasih, Dokter. Nanti kita harus mengobrol lagi. Tapi sekarang saya agak terburu-buru," sahut Dude.

"Iya, baiklah."

"Saya permisi, Dok."

Dude pun pergi mencari Kinan seperti yang diarahkan Dokter Angga tadi.

Di tempatnya, Kinan sedang membantu seorang anak perempuan yang sedang dirawat di kamar mawar. Kinan membantu anak itu meminum obat dan lain-lain.

"Suster, apa suster sudah menikah?" tanya anak kecil itu.

"Hei, kenapa kamu bertanya tentang itu pada suster. Memangnya adik kecil ini sudah tahu apa itu menikah?"

Umur anak itu kira-kira enam tahun.

"Tau, aku juga mau menikah kalau aku udah besar, Suster." Cengiran anak itu membuat Kinan ikut melingkarkan lengkungan manis di bibirnya.

"Kamu masih kecil, yang terpenting sekarang kamu harus sembuh dulu, ya."

"Tapi kata mama, tidak akan ada yang mau menikahi aku nanti."

Kinan tersentak mendengar ucapan anak itu. Bagaimana bisa anak sekecil itu berkata hal yang cukup serius begitu?

"Mana mungkin mama kamu bilang begitu, sayang. Kamu pasti kurang mendengarkan kata-kata mamamu, ya." Kinan menanggapinya santai, sambil memasukkan obat ke mulut anak itu, lalu memberinya segelas air.

"Tidak, suster. Mama bilang tidak ada yang mau menikahi perempuan cacat seperti aku."

Kinan menatap mata anak itu yang terlihat jernih, senyuman di bibirnya pun sangat ikhlas. Lalu, di saat anak yang jelas-jelas memiliki kekurangan seperti itu saja masih bisa tersenyum, kenapa sekarang Kinan malah terus mengeluh dengan keadaannya.

"Kamu nggak boleh merasa begitu ya. Allah maha baik, kamu pasti akan diberikan jodoh nanti. Yang terpenting, kamu harus sehat, setiap manusia pasti punya kekurangan. Suster juga, kekurangan suster bahkan lebih banyak dari kekurangan kamu."

Anak kecil itu masih terus tersenyum, walaupun dia menderita kelumpuhan, kakinya tidak bisa berjalan.

"Kalau begitu, suster harus bersyukur karena suster sudah menikah dan memiliki orang yang akan menjaga suster. Jangan sedih ya, karena aku melihat suster sedang bersedih," kata anak itu. Kinan langsung memeluk anak itu, dia malah menangis, tapi sebisa mungkin Kinan tidak mau memperlihatkan air matanya.

"Mata suster perih. Kamu udah minum obat, sekarang kamu tidur ya. Suster harus kembali bekerja."

"Baik suster."

Kinan tidak tahu, dia merasa sangat sedih karena ucapan gadis kecil itu, atau karena masalahnya sendiri. Seharusnya Kinan memang tidak semudah itu percaya pada orang lain selain ibunya, yang memang tulus menyayanginya. Tapi, dia malah mempercayai Dude, pria yang walau menikahinya, tapi tetap saja, mereka baru memulai untuk saling kenal satu sama lain.

Dude terengah-engah karena dia harus menaiki tangga darurat menuju ruangan mawar. Tadinya Dude ingin naik lift, tapi lift penuh dan dia harus menunggu lagi untuk lift berikutnya, sedangkan perasaan dia tidak tenang sebab sikap Kinan berubah.

"Aku harus cepat sampai ke tempat Kinan."

Dude kembali berjalan cepat, dan dia masiu harus berjalan agak jauh karena rumah sakit tempat Kinan bekerja cukup besar.

Kinan menyandarkan tubuhnya di depan pintu ruangan mawar sambil membiarkan air matanya mengalir selama keadaan sepi tidak ada orang. Sejak tadi Kinan hanya terus menahan agar tidak menangis, dan dia juga tidak mau menangis di hadapan laki-laki yang tidak memiliki perasaan khusus padanya.

"Kinan!"

Mata Kinan membulat dengan bulir air mata yang luruh membasahi pipinya. Pendengarannya jelas sekali menangkap suara seseorang memanggilnya, dan Kinan ingat itu suara Dude.

"Kinan! Akhirnya saya ketemu kamu."

Kinan mengangkat wajahnya, sayangnya Kinan tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihan nya saat itu.

"Ki, kamu nangis?"

Kinan menggeleng. "Tidak," jawabnya lalu dia menyeka air matanya, mulai memberanikan diri mengangkat wajah untuk menatap Dude. "Mas mau apa ke sini?"

Dude merasa makin tidak enak, dia berpikir Kinan pasti sangat terluka karena sikapnua. "Ki, ada yang harus saya bicarakan dengan kamu."

Kinan tersenyum. "Boleh, Mas. Kebetulan ada yang ingin aku bicarakan juga dengan Mas."

Dude lalu berusaha menyentuh tangan Kinan tapi Kinan menarik tangannya menjauh. "Sepulang aku kerja ya, Mas. Sekarang aku masih ada pekerjaan dulu. Aku permisi, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Dude meremas telapak tangannya dengan perasaan campur aduk, dia berpikir Kinan benar-benar membencinya sekarang. Tapi, dia tetap harus menjelaskan semuanya.

..._____...

Maaf baru bisa uppp yaaa 🥲 aku ada deadline novel lain. huhu. jangan lupa like dan komen ya walau cuman komen next. makasih banyak 🧡

1
Rahma Lia
Luar biasa
Andi Fitri
pembaca pada ikut dag dig dug..😁
Andi Fitri
karna karya author menarik maksx betah bacanya..🙂
Andi Fitri
dude kmu main nikah aja tpi ga menjelaskan pada kinan..apa mgkin hana adiknya dude?
Andi Fitri
ntah siapa yg benar Diana juga bersumpah atas nama Allah gtu juga dgn hamzah..
Andi Fitri
👍👍👍
Ida Rassya
Luar biasa
Afternoon Honey
ide ceritanya bagus ⭐👍
Riki Liusi
sukses selalu buat thor y..
Afrida Hasibuan
alur dan bahasa nya bagus
Ykhayza
good
Yayuk Ambon Rahayu Agustin
👍🏻🙏🏻
Sri Widjiastuti
tuh kan. klihatsn bodonya nii
Sri Widjiastuti
mikirlah kinan, seblm dude menikah si hana kan sdh sakit jiwa...
Sri Widjiastuti
untung ada dude... jd pengganti hamzahh... takdir ini bu...
Sri Widjiastuti
untung blm menikah... duhlahhh
Sri Widjiastuti
sukanya slh paham, berasumsi sendiri g jelas
Sri Widjiastuti
raihana ibu kandung nya raihan.... trus...??
Sri Widjiastuti
blm paham ni... ada akad trus kilas cerita nii
Hastono Wirjo
hati wanita sulit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!