Ketulusan Cinta

Khay mengantar Alex menuju beranda dan ia baru ingat untuk membicarakan mengenai sekolah Lastri.

" Pih, nanti sore aku mau bicara soal sekolah Lastri ya, tadi lupa ?" ucap Khay tersenyum.

" Okey. Lalu kamu sudah bicara dengan Ramon ?" ucap Alex menatapnya mesra

" Udah, tapi menurutnya aku mendapat rekomendasi dari perancang SCC yang pernah memakai rancangan ku. Aku ga ngerti ah " jawabnya malas dan mendapat sentilan ringan di hidungnya.

" Hemm, kapan undangannya ?, maksudku bertemu dengan Ramon.nya. atau kalian pernah bertemu dengannya ?"

" Undangannya hari Senin setelah pesta pernikahan Calista. Aku rasa kami belum pernah bertemu dan ia tidak mengenalku. Ada apa ?". Khay merasa ada sesuatu yang disembunyikan suaminya.

" Aku hanya merasa khawatir kamu dimanfaatkan oleh seseorang itu saja ." Alex terpaksa menjawab karna kalau dia diam istrinya pasti tidak menerima.

" Oh, aku mengerti , kau tidak usah khawatir !" Khay tersenyum .

" Baiklah, aku berangkat. Hati hati dirumah,kalau ada sesuatu telepon aku, jangan di diamkan saja okey ?" pesan Alex sambil mencium kening dan mata indah Khayrani.

Khayrani berjalan ke ruang bermain untuk melihat putrinya yang sedang sarapan disuapi oleh Lastri.

" Gimana Las, Alessia suka dengan makanannya ?" Khay melihat putrinya sangat aktif dan sering membuat nya khawatir.

" Suka Nyonya, seperti nya cocok dengan menu nya ?"

" Kamu tadi sudah mencicipi ?"

" Maaf Nyonya, sesuai pesan Nyonya saya harus mencicipi rasanya lebih dulu !" jawab Lastri.

" Bagus !". dan Khay mencoba rasanya dan ternyata pas.

" Buat agar makannya habis ya Las, saya keruang kerja dulu !".

" Ya Nyonya ". jawab Lastri sebelum majikannya pergi.

Khay berada diruang kerja yang disiapkan Alex untuknya dan ia menuju meja gambarnya, lalu mengambil kertas gambar dan memasangnya.

Setiap kali Khay membuat design, Khay seperti masuk ke dunia nya sendiri, semua ide akan keluar dengan sendirinya sehingga apa yang menjadi hasil design nya selalu berbeda dan tidak mempunyai ciri khas sebagai perancang.

Sudah 2 jam Khay berada diruang kerja dan ia sudah menyelesaikan tiga buah gambar. Ia sangat puas dengan hasilnya. Lalu ia keluar memanggil Jenny .

" Jen, seperti biasa tolong kamu carikan kain jenis ini ya . ini nama kain dan ukurannya " Khay meminta Jenny membelikan kain untuk rancangan nya seperti yang biasa ia lakukan saat di Malang .

Lewat makan siang Jenny baru kembali dengan membawa 6 jenis kain sesuai pesanan majikannya .

" Maaf kalau saya lama Nyonya, karna lalulintas lumayan padat " ucap Jenny saat menyerahkan kain.

" Tidak apa apa, aku tidak buru buru kok " jawab Khay sambil menerima pesanan nya .

Hari ini Khay menghabiskan waktunya untuk membuat gambar dan memotong bahan sesuai designnya . Setelah selesai ia baru sadar ternyata ia tidak memiliki mesin jahit dan tidak ada karyawan nya yang biasa membantu nya untuk menjahit.

" Dasar, kenapa aku sampai lupa, gimana ya apa aku minta tolong Jenny atau menunggu Alex pulang " ucapnya dalam hati.

" lebih baik tunggu Alex pulang sajalah, karna aku memerlukan ruangan untuk menjahit juga "ucapnya lagi .

Khay melihat putrinya sudah tertidur dan Lastri sedang membaca buku pelajaran nya dikamar Alessia.

" Las, kamu sekarang kelas IX kan ?, berarti sebentar lagi ujian. Seandainya kamu tidak bisa pindah sekolah karna jarak yang terlalu dekat dengan jadwal ujian dan memerlukan waktu untuk merubah NISN. Apa tidak masalah kamu meneruskan sekolahmu di Malang , maksud saya selesaikan sekolahmu sampai ujian dan mendapatkan ijazah di Malang dan nanti baru kembali ke Jakarta lagi ?, karna saya juga masih belum wisuda dan menerima ijazah gelar sarjana saya, bagaiman ?."

" Maaf Nyonya, sebenarnya tadi pagi saya juga mau bicara begitu, cuma saya takut Nyonya marah " jawabnya tertunduk.

" Kenapa takut, apakah saya pernah marah kalau kamu bicara jujur, saya tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi penakut " ucap Khay tegas.

" Maaf Nyonya".

" Ya sudah, saya akan bicara dengan bude Parmi nanti kalian akan tinggal dirumah lama sampai sekolah kamu selesai, dan saya akan mencari suster untuk menemani Alessia sampai sekolah mu selesai dan kembali kesini ," ucap Khay lagi dan ia langsung keluar kamar putrinya dan bertemu dengan bude Parmi .

" Maaf Nyonya, tadi Nenek telepon katanya handphone Nyonya tidak aktif " ucap bude Parmi .

" Oh, iya bude aku lupa " Khay tertawa ketika melihat handphone nya mati. Kemudian ia mencarge handphone nya .

" Jenny dimana bude ?" tanya Khay mencari Jenny.

" Di depan Nyonya " jawab bude Parmi, dan Khay minta dipanggilkan lalu memintanya untuk menemui nya di dapur.

Didapur ia melihat Achen yang sedang membuat pastri .

" Chen, kamu punya cemilan apa ?, hemm, sekalian buatkan saya salad buah ya , " ucapnya

kemudian ia duduk dikursi yang berada didapur sambil menunggu Jenny.

" Nyonya memanggil saya ?"

" he eh, Jen saya tidak tahu kalau handphone saya mati, Tuan atau anak anak ada yang telepon kamu tidak ?" tanya Khay sambil menikmati keripik bawang yang diberikan Achen.

" Tuan belum menelpon tapi anak anak seperti biasa mau laporan Nyonya ?" ucap Jenny .

" Jen, aku mo lihat cctv rumah lama ya, aku lupa instal ulang " ucap Khay dan Jenny memberikan handphone nya pada Khay dan dia sangat fokus memperhatikan layar handphonenya, lalu mengembalikannya pada Jenny .