Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.
Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.
Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.
Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.
Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.
Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.
Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.
Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIHUKUM
"Mamah punya temen baru tau tadi Mamah kenalan di rumah sakit" Cerita Revina yang sedang mengendarai mobil pada Kenneth yang duduk disebelahnya
Kenneth melihat Revina sekilas, lalu kembali melihat ke arah depan.
"Namanya tante Tari, orangnya ramah, baik lagi. Oh iya tante Tari juga tinggal di perumahan kita tau cuma beda blok aja, bisa kebetulan gitu ya Ken. Mamah senang deh jadi punya teman ngobrol, tante Tari juga tadi ngajak mamah main ke rumahnya" Revina bercerita dengan antusias terlihat sangat senang.
Semenjak pindah Revina belum memiliki teman wanita seusianya yang bisa diajak bicara dengan tetangga rumahnya yang sekarang juga Revina jarang berinteraksi. Karena, dia lebih sering berdiam diri di dalam rumah makanya Revina merasa sangat senang karena dia bisa bertemu Tari yang seusia dengannya yang bisa diajaknya mengobrol.
Kenneth di sampingnya memperhatikan Revina yang bercerita dengan antusias. Tersenyum. Sudah lama Kenneth tidak melihat Mamahnya seceria ini sejak kecelakaan itu.
"Tante Tari juga punya anak perempuan tau seumuran kamu cantik lagi, sopan juga, siapa ya tadi namanya Mamah lupa lagi,"
Revina yang sedang menyetir melihat sekilas Kenneth yang duduk di sebelahnya, "Ih kamu Mamah lagi cerita malah diam aja" Ujar Revina yang tidak mendengar komentar sedikitpun keluar dari mulut Kenneth
Kenneth tertawa kecil, "Mamah bicara terus gimana Kenneth mau ngomong" Ujar Kenneth
Revina tertawa.
"Kalau gitu Mamah nanti harus sering main sama tante Tari jangan di rumah terus sendirian"
"Tenang aja nanti kalau kamu lagi gak di rumah, Mamah main ke rumah tante Tari. Mamah kan punya temen juga sekarang" Katanya. Kenneth hanya tersenyum.
***
"Menurut Ibu anaknya tante Revina ngapain medical check up ya bu?" Tanya Bulan yang duduk di sofa bersama Tari yang sedang merajut di sampingnya teringat dengan Revina
"Ya buat check kesehatan lah" Tari melihat Bulan heran
Mata Bulan tertuju ke layar TV yang sedang menayangkan film kartun. "Bulan juga tau bu!maksud Bulan biasanya kan orang medical check up gitu karena ada sakit yang serius gitu bu. Iya gak sih bu?kalau nggak malas banget medical check up kan lama"
Tangan Tari berhenti merajut dan menatap Bulan, "Kalau kamu iya malas!Seharusnya tadi kamu medical check up juga biar ketahuan semua penyakitnya. Kamu kan pola hidupnya jelek pasti banyak penyakit"
Bulan menatap Tari, "Ih Ibu doain anaknya sakit nih"
"Ya lagian kamu!"
"Medical check up itu gak cuma karena ada penyakit serius, tapi untuk kita yang gak sakit juga perlu buat mastiin tubuh kita benar-benar sehat dan gak ada penyakit" Jelas Tari pada Bulan. Mulut Bulan membentuk huruf O mendengar Tari.
"Kamu juga tumben-tumbenan ini mikirin orang lain. Baru kenal lagi, biasanya juga bodo amat. Kamu gak lagi sakitkan Lan?" Tari menatap Bulan heran
"Apasih bu!"
"Bulan kan cuma keingat aja. Lagian Ibu udah sama nih kayak teman-teman Bulan ngomongnya seolah-olah Bulan gak pernah mikirin oranglain gitu!" Bulan menatap Sari sebal
"Yahh lagian kamu gak seperti biasanya kan Ibu jadi heran. Biasanya kan kamu bodoamat anaknya, mana tadi di rumah sakit tumben juga kamu ngobrol sama orang yang gak kamu kenal" Ucap Tari, kembali melanjutkan rajutannya.
"Tante Revina duluan yang ngajak ngobrol Ibu!" Bulan mendengus sebal dan kembali melihat ke layar TV.
***
"Astaga sumpah gue lupa!" Bulan menepuk jidatnya pelan. Sari yang duduk di sampingnya menggelengkan kepala melihat kelakuan Bulan. "Gimana nih Sar?bisa dihukum gue" Rengek Bulan yang lupa mengerjakan PRnya
"Ya mau gimana lagi, lo kan udah biasa dihukum gakpapa lah dihukum sekali lagi"
"Enak aja lo!"
"SELAMAT PAGI ANAK-ANAK!!" Sapa Bu Santika guru mata pelajaran Fisika yang baru saja masuk ke dalam kelas 12-1 sambil menenteng beberapa buku ditangannya.
"SELAMAT PAGI BU!" Sapa satu kelas bersamaan
Bulan menatap Sari yang duduk di sampingnya dengan wajah memelasnya
"Apa?" Tanya Sari melihat Bulan ngeri
"Lo kan sahabat gue satu-satunya, lo gak mau dihukum bareng sama gue?"
Sari menggeleng cepat dan langsung maju ke depan mengumpulkan PRnya karena Bu Santika sudah memerintahkan mereka untuk mengumpulkan tugas di mejanya.
Bulan mendengus kesal melihat Sari yang pergi mengumpulkan tugasnya.
"Sekarang yang tidak mengerjakan PR silahkan angkat tangan!" Perintah Bu Santika yang berdiri didepan
Bulan melihat kanan-kirinya dulu sebelum mengangkat tangan memastikan jika tidak hanya dia yang tidak mengumpulkan tugas. Bulan menghela nafasnya lega begitu melihat ada 3 orang teman sekelasnya yang mengangkat tangan mereka setelah itu Bulan juga mengangkat tangannya.
Bu Santika melihat empat orang murid yang mengangkat tangan, "Kalian sekarang pergi ke lapangan dan sapu daun-daunan yang ada disana!tadi saya lihat ada banyak daun-daunan disekitar lapangan" Perintah Bu Santika
Bulan dan ketiga murid lainnya tidak membantah dan mengambil sapu lidi dari lemari tempat mereka menyimpan alat-alat kebersihan di dalam kelas mereka, lalu permisi pergi keluar melaksanakan hukuman mereka. Tapi, sebelum beranjak dari kursinya Bulan menatap galak Sari dulu yang tersenyum meledeknya.
"Baik anak-anak sekarang kita bahas PR kalian ya. Silahkan dibuka buku besar kalian halaman 158!" Perintah bu Santika dan para muridpun mengeluarkan buku Fisika mereka dari dalam tas dan membuka halaman yang dibilang oleh bu Santika. Jam mata pelajaran fisika pun dimulai.
***
Bulan menyapu daun-daunan yang ada di lapangan sambil sesekali menggerutu kesal melihat 3 teman cowoknya Jojo, Ciko dan Lintang yang dihukum bersama dengan dirinya yang sedari tadi hanya mengobrol cekikikan.
Bulan berhenti. Menatap Jojo, Ciko dan Lintang galak dan beberapa detik kemudian dia melempar sapu lidi yang dipegangnya ke tempat mereka bertiga berdiri. Jojo, Ciko dan Lintang bersamaan melihat Bulan yang sekarang siap untuk menerkam mereka.
"Lo bertiga masih mau ngobrol??" Galaknya yang berhasil membuat Jojo, Ciko dan Lintang tidak berkutik. Seluruh teman kelasnya sudah tau jika Bulan sudah marah tidak akan ada yang berani melawannya.
Bulan maju berjalan mendekati mereka bertiga sambil marah-marah.
"Dari tadi gue nyapu lo bertiga malah ngobrol!"
"Lo pikir cuma gue yang dihukum?!"
"Sekarang gantian, lo bertiga nyapu gue duduk." Ujarnya sambil menatap galak tiga orang yang berdiri didepannya saat ini
"Yaelah Lan jangan marah-marah napa sih, ya udah lo duduk yang manis aja di sini biar kita gantian" Ujar Ciko menyuruh Bulan untuk duduk sambil mengambil sapu lidi yang mereka biarkan tergeletak. Jojo dan Lintang mulai menyapu dedaunan yang berserakan di lapangan begitu juga dengan Ciko. Sedangkan Bulan sekarang dia sedang duduk manis di tengah-tengah lapangan sambil memperhatikan ketiga temannya yang sedang menyapu dengan ogah-ogahan.
"Woi Lan ngapain lo?udah kayak mandor bangunan lagi ngawasi kuli lo" Ujar Fahri yang entah dari mana datangnya menghampiri Bulan yang sedang duduk
Bulan melihat Fahri galak, lalu mengalihkan matanya, "Ngapain sih lo?" Ketusnya
"Kenapa sih lo marah-marah?" Sindir Fahri mendengar nada sinis Bulan
Bulan hanya meliriknya galak.
"Lagi dihukum lo?" Tanya Fahri tidak memperdulikan lirikan galak Bulan
"Hm"
"Kerjaan lo perasaan dihukum terus di sekolah" Ledek Fahri menertawakan Bulan
"Udah pergi sana deh lo Ri!" Usir Bulan
"Lo sendiri ngapain?bolos?" Bulan menatap Fahri yang berdiri di samping kanannya
"Ya engga lah, gue habis dari toilet terus gak sengaja ngelihat lo, ya udah gue samperin"
"Alasan."
"Benaran woi!"
"Ya udah sana lo balik kelas!capek gue lihat muka lo terus!"
Fahri mendengus melihat Bulan yang duduk sambil mengawasi teman-temannya yang sedang menyapu.
"Enak banget ya ratu kalau dihukum sama cowok bisa santai-santai gini, cowoknya yang kerja" Ledek Fahri melihat Jojo, Ciko dan Lintang yang menyapu asal-asalan
"Cewek cantik mah bebas"
Fahri melihat Bulan malas, "Cantikkan nih lapangan dari pada muka lo!" Ejeknya sambil menarik rambut Bulan pelan dan langsung lari meninggalkannya
"FAHRI GILA!AWAS LO YA!!" Teriak Bulan kesal melihat Fahri yang sudah lari meninggalkannya.