"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25
"Buna tumben ke kamar Selin jam segini?" tanya nya dengan nada heran.
"Ada nak Aksa di depan, kamu janjian ya sama dia. cieee, kok Buna ga tau sih, kamu ga cerita sama Buna." goda Buna dengan tatapan menggoda putri kesayangannya itu.
"Apa!" pekik gadis itu dengan wajah kaget nya.
bahkan beberapa kali mata nya berkedip lucu, seakan tak menyangka. Apa yang di ucapkan laki laki itu tadi malam, sempat ia lupakan.
"Aksa di depan Bun?" tanya nya dengan mencoba memastikan.
"iya sayang, Buna aja kaget. Kok bisa dia tiba tiba di depan."
"Aku ga tau Bun, cowo dingin itu ga jelas."
Melihat wajah putri nya yang begitu kesal, Buna jadi teringat saat menaklukkan hati suami tercinta nya dulu mengingat hal tersebut, buna jadi senyum senyum sendirian.
"Buna ini gimana dong, Selin bingung. kok Buna, jadi senyum senyum sendiri sih."
"Ya udah kamu siap siap sana. Ayo dandan yang cantik, nanti biar buna yang minta izin sama ayah kamu yang bucin itu."
"Loh, kok Buna malah ngebolehin sih. Seharusnya buna larang dong, kan, anak Buna mau diajak jalan sama cowo. Sebelumnya juga Buna larang." gerutu nya dengan tatapan kesal.
Dengan tatapan malas nya, buna pun berdehem pelan. "Dengerin Buna ya Selina permata pangestu, kalau pergi nya sama nak Aksa, Buna percaya dia karena tampang nya aja udah kayak ceo besar, pasti dia ga akan neko neko sama kamu. Beda kalau tampang nya jamet pengkolan di depan, baru Buna ga setuju. Udah sana pergi siap siap. Buna mau temenin calon mantu dulu, cepat siap siap sana!" pekik nya dengan nada galak
wajah Selin langsung ditekuk masam, seolah dia menjadi anak tiri.
"Ga adil banget itu ibu ibu, giliran ganteng aja. Gercep banget."gerutu nya dengan pelan.
Langsung saja dia bergegas pergi ke lemari pakaian, untuk bersiap-siap pergi bersama pria menyebalkan itu.
Hemm, yakin menyebalkan, bukannya terbayang mas Aksa Mulu sel?
"Diam lu tor, jangan buka kartu!!"
Oke lanjut, dengan wajah yang sudah lebih fresh, dan jauh lebih cantik dari sebelumnya, gadis itu bersiap turun ke bawah. Dan terlihat Buna nya begitu akrab dengan pria menyebalkan itu, bahkan Buna memberikan Aksa cemilan yang banyak di meja tamu nya.
"Wow, anak Buna yang cantik Udah turun. Maafin Selin ya, nak Aksa. anak gadis Buna ini, memang kalau dandan lama bener. Ayo sini Selin, dari tadi ditungguin sama nak Aksa nya."
dengan tatapan kesal, dia berusaha keras untuk menahan dirinya agar emosi nya tidak meledak. Tapi saat bertatapan dengan pria itu, Selin seakan lupa dengan kemarahan nya tadi.
"Saya izin membawa Selin Tante, untuk menemani saya ke suatu tempat."
"Iya gpp nak Aksa. hati hati di jalan ya, jangan sampai anak gadis Buna nya lecet. harus dipulangkan dengan keadaan sehat walafiat!"
"Siap Tante, ayo." pekik nya dengan nada tegas dan berat membuat Selin mengikuti langkah nya yang panjang itu.
Setelah sampai di mobil, Aksa membukakan pintu mobil nya, dan mempersilahkan Selin masuk ke dalam.
Setelah mobil Aksa keluar dari pintu gerbang kediaman rumah nya, Buna langsung tersenyum senyum sendiri. Merasa gemas dengan kedua pasangan itu.
"Ah, sifat Aksa benar benar mirip ayah nya Selin. semoga dia benar-benar jadi calon menantu ku, biar Bu Marni and the geng kepanasan." kekeh Buna yang langsung masuk ke dalam dan mengabarkan kepada suami tercinta nya.
****
"Kita mau kemana si mas, kamu bawa aku ga jelasin dulu." pekik Selin dengan memulai percakapan nya.
"kita ke kota!" ucap nya singkat yang masih fokus dengan setir mobil nya itu.
Saat ingin bertanya lagi, selin melihat wajah pria itu tetap kelihatan datar, seolah kehadiran nya tak terlihat.
"Dasar es batu, huft, sabar Selin orang Sabar jodoh nya ceo." gumam nya dengan berusaha menghibur dirinya itu.
