Evelyn, melihat kekasihnya, Jack, tengah bercumbu dengan wanita lain, saat ia ingin menunjukkan gaun pengantin yang ia pakai. Namun, Evelyn mengabaikannya, karena ia begitu mencintai kekasihnya. Tapi, bukan berarti tidak muncul keraguan di hatinya.
Sampai, hari itu tiba, saat mereka berdiri di altar pernikahan dan siap mengucapkan janji suci, tiba-tiba tempat mereka di serang oleh orang yang dulu pernah menjadi target mereka. Dia adalah Jacob.
Dia datang untuk balas dendam atas apa yang sudah Jack lakukan padanya. Namun, Jacob justru mencari sosok berinisial L.V, sosok yang sudah mengalahkan nya beberapa tahun yang lalu.
Dan, di sinilah Evelyn menyadari, jika Jack tidak pernah mencintainya dan muncul dendam di hatinya.
Bijaklah dalam berkomentar.
Happy Reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Jacob melebarkan kedua matanya, terkejut mengetahui, siapa LV sebenarnya. Dia menatap punggung Evelyn, berharap wanita itu akan menyangkalnya. Namun, wanita itu tetap diam, berdiri membelakanginya.
"Tidak mungkin," lirih Jacob.
Rose tersenyum sinis. "Kalau kau tidak percaya, kenapa kau tidak tanyakan langsung padanya," ujarnya, menunjuk Evelyn. "Kau mungkin sudah mencari informasi tentang Evelyn, tapi, aku yakin, kau tidak menemukan latar belakangnya. Siapa dia sebelum bersama Jack," lanjutnya.
Jacob tertegun dengan kedua mata yang mulai memanas. Dia menunduk, menatap telapak tangan yang terukir inisial LV di sana.
Melihat Jacob yang terdiam, Dean mengambil inisiatif memerintah anggotanya. Apalagi, ia sangat tahu jika Jacob berambisi untuk membalas dendam pada LV.
"Tangkap mereka semua!"
Anak buah Jacob yang tersisa segera bergerak, mengelilingi Evelyn, Rose dan Jack. Namun, Rose bergerak cepat dengan melempar bom asap, yang membuat penglihatan anak buah Jacob terhalang.
Rose memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Dia menarik tangan Jack, membantunya pergi dari sana melalui jalan rahasia.
"Sial! Kejar mereka!" Perintah Dean.
Beberapa anak buahnya segera mengejar Rose dan Jack, sedangkan Dean dan dua anak buah lainnya, menodongkan senjata pada Evelyn yang masih terdiam.
"Minggir!" Perintah Evelyn.
"Maaf, nona. Kau harus ikut dengan kami," ujar Dean.
Evelyn menoleh, menatap dengan tajam, tanpa rasa takut sedikitpun. "Jangan membuat aku mengulang dua kali, Dean," ucapnya, memperingatkan. Namun, Dean tak bergeming.
Evelyn menarik nafas dalam. Lalu, berpura-pura menyerah dengan menyodorkan kedua tangannya yang mengepal. Namun, begitu salah satu anak buah Jacob mendekat, hendak mengikat tangannya, tiba-tiba wanita itu menarik senjata yang ada di tangan pria itu, dan mengarahkan tembakan ke anak buah Jacob yang lainnya.
DOR!
Dean terkejut, dia segera menekan pelatuk, menembak Evelyn. Namun, wanita itu bergerak lebih cepat dengan menjadi anak buah Jacob yang ada di tangannya sebagai tameng, sehingga peluru Dean, menembus tubuh anggotanya sendiri.
Dean kembali terkejut, dan hal kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Evelyn. Dia mendorong tubuh pria itu ke arah Dean, lalu, menunduk, mengambil belati di kakinya dan melemparnya tepat di bahu Dean, sehingga senjata pria itu terjatuh. "Argh!" Dean memekik kesakitan, saat belati itu melukai bahunya.
Dia mencabut belati tersebut, bersamaan dengan Evelyn yang berguling, mendekat dan kembali menikam paha Dean menggunakan belatinya yang lain.
"Argh!" Dean kembali berteriak, belati di tangannya pun terjatuh.
Evelyn mencabut belatinya dan hendak menikam Dean di bagian lain, namun pria itu menangkis tangan Evelyn dan menghindar dengan mundur beberapa langkah.
"Aku tidak menyangka, kau begitu hebat, nona," gumam Dean.
"Jangan salahkan aku. Aku sudah memperingatkan mu sejak awal," ucap Evelyn dingin.
Dean menarik nafas, menahan rasa sakit di kaki dan bahunya. Lalu, ia menoleh, menatap Jacob yang masih terdiam, menunduk menatap telapak tangannya.
"Tu-tuan!" Panggil Dean.
Jacob masih terdiam, mengetahui fakta yang membuat dirinya terpukul.
Evelyn melirik sekilas, lalu mengambil kesempatan untuk kabur. Namun, anak buah Jacob yang mengejar Rose dan Jack, sudah kembali. Hal itu, membuat Evelyn terpaksa menarik Dean dan menekan pisau di lehernya, menjadikan Dean sebagai sandera.
"Tuan!" Teriak mereka bersamaan, membuat Jacob tersadar.
"Dean!" Gumam Jacob, dengan kedua mata yang melebar.
"Minggir! Atau, aku akan membunuhnya!" Ancam Evelyn.
Jacob mendekat, mencoba menenangkannya. "Evelyn, lepaskan dia!"
Evelyn tersenyum sinis. "Tidak, sebelum kau membiarkan aku pergi."
Dean ingin melawan, namun tangannya di cekal kebelakang, sedangkan satunya lagi terluka.
"Tuan, jangan hiraukan aku," ucap Dean.
"Cih, apa kau pikir, aku tidak berani membunuhmu, hah?" Evelyn menekan ujung belatinya di leher Dean, sehingga mengeluarkan darah.
"Stop! Jangan lakukan! Baiklah, kami akan membiarkanmu pergi. Tapi, sebelum itu aku ingin bicara denganmu. Empat mata. Setelah itu, aku akan membiarkanmu pergi," ucap Jacob.
"Apa kau pikir, aku percaya, hah?" Sentak Evelyn.
"Aku tidak pernah mengingkari janjiku, Eve." Jacob memberi kode pada anak buahnya untuk membuang senjata mereka. Lalu, mereka berdiri di belakang Jacob.
" Sekarang, lepaskan Dean, biarkan mereka membawa Dean ke rumah sakit. Dan, kita bicara di sini, empat mata."
Evelyn terdiam sesaat, mencoba mempertimbangkan ucapan Jacob. Dia tidak ingin percaya, karena bagaimanapun juga, Jacob adalah musuhnya. Tapi, hanya dengan ini ia bisa pergi.
Tenaganya sudah terkuras dan ia juga terluka. Jika ia memaksakan diri untuk melawan Jacob dan anak buahnya, ia tidak yakin bisa selamat.
Bagaimanapun juga, tujuan utamanya saat ini adalah membunuh Jack. Jadi, ia akan mencoba percaya padanya.
"Baiklah! Aku harap, kau menepati janji mu." Evelyn mendorong Dean, hingga tersungkur di depan Jacob.
"Kau baik-baik saja?" Jacob membantu Dean berdiri, dan melihat luka di bahu dan kaki Dean. "Bawa Dean ke Rumah sakit dan tinggalkan aku sendiri!" perintahnya.
"Tapi, tuan ... "
"CEPAT!" Bentak Jacob.
Anak buahnya segera mendekat, memapah Dean pergi. Dan, kini hanya tersisa Jacob dan Evelyn di sana.
Jacob melangkah maju, hendak mendekat. Namun, Evelyn memberi isyarat padanya untuk berhenti.
"Tetap di sana!"
Jacob terdiam, dan kembali mundur beberapa langkah.
"Sekarang, apa yang yang ingin kau katakan! Waktuku tidak banyak. Aku masih harus mengejar mereka," ucap Evelyn. "Jika, kau ingin bertanya apakah aku benar LV atau bukan? Jawabannya, Ya. Aku adalah LV."
Jacob tersenyum getir. "Jadi, kau sudah merencanakannya sejak awal?"
"Jangan salahkan aku. Aku terpaksa keadaan. Jika, aku tidak berpura-pura amnesia, kau pasti akan membunuhku," ucap Evelyn. "Bagaimanapun juga, aku harus bertahan hidup agar bisa balas dendam pada Jack."
"Lalu, bagaimana denganku?" tanya Jacob.
Evelyn menatap Jacob sesaat, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku menganggap, dendam di antara kita sudah impas."
Jacob mengepalkan tangannya erat, dan memberanikan diri mendekat dan mencengkeram kedua bahu Evelyn.
"Jac, apa yang kau lakukan?" pekik Evelyn, mencoba melepaskan diri.
"Tatap aku, Evelyn!"
Evelyn terdiam, menatap kedua mata Jacob. Ada perasaan aneh saat tatapan mereka bertemu. Namun, ia segera mengalihkan pandangannya.
"Kenapa? Kau tidak berani menatapku?"
"Jangan seperti ini, Jac! Cepat lepaskan aku!" seru Evelyn.
"Aku akan melepaskan mu, tapi kau harus menjawab pertanyaan ku." Jacob terdiam, menatap Evelyn dengan kedua mata yang mulai memanas. "Apa artinya diriku di hatimu?"
Evelyn menoleh, menatap Jacob. Untuk sesaat, ia terdiam merasakan getaran aneh di hatinya. Bayangan saat mereka bersama, kembali muncul di ingatannya, bagikan rekaman film yang terus berputar.
Namun, ia segera menepis perasaan itu dan kembali pada tujuan awal.
"Sejak awal, kita adalah musuh. Aku membohongimu, untuk bertahan hidup. Dan, apa yang terjadi di antara kita, itu tidak di sengaja."
"Tidak di sengaja?" ulang Jacob.
"Ya, aku mengerti jika saat itu kau terpengaruh obat. Jadi, aku tidak akan menyalahkan mu. Ya, anggap saja kita impas."
Jacob melepaskan cengkeramannya. "Impas?" Dia mundur dua langkah dan mengusap wajahnya kasar. "Ya, semua itu hanya kecelakaan," bisiknya.
"Jika tidak ada yang ingin kau katakan, Aku akan pergi. Setelah ini, aku harap kita tidak akan bertemu lagi." Setelah mengatakan itu, Evelyn berbalik, pergi dari sana, meninggalkan Jacob yang terdiam kaku, menatap punggungnya yang semakin menjauh.
"Kenapa? Kenapa hatiku sakit sekali?" batin Jacob.
Logikanya apa iya satu orang berperan dalam waktu bersamaan untuk menyerang dirinya sendiri? Di CCTV kan Evelyn masih di dalam kamar terluka, sedangkan saat Jacob menzoom CCTV posisi LV diluar kamar, otomatis kan ada 2 orang yang berbeda peran dalam situasi saat itu (episode 14)
Jacob kau mafia harus smart ya menjebak Rose agar tak bisa mengelak bahwa Rose adalah LV bukan Evelyn, jangan lupakan CCTV & kecurigaanmu serta logikamu Jacob 💪
cptn
Akankah Evelyn memberi minuman pada Jacob seperti pada Deby 🤔