NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70.1k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong Lindungi Milo

Okta pikir gak kerja dan seharian full nyantai-nyantai di rumah itu enak. Tapi ternyata tidak seenak yang dia bayangkan. Baru empat hari nganggur aja dia udah kelimpungan nyari kegiatan, apalagi kalo selamanya kayak gini. Bisa-bisa di mati bosan!.

"Van..." perempuan itu memanggil Vano yang tidur di sampingnya. Hari ini dia memang free dari semua acara makanya bisa ada di rumah seharian full. Tapi meski begitu, kerjaan Vano cuma makan, tidur, boker. Okta jadi sepet ngeliatnya.

"Hmmm" Vano cuma menjawab dengan gumaman kecil. Dia masih enggan bangun, padahal ini sudah jam 11 siang.

"Ihh Vano mahh" Okta mengguncang tubuh Vano dengan suara manja. Wajahnya cemberut, dia gak suka diabaikan.

"Apaan sih Taaa" sahut Vano dengan malas.

"Gue boring" Okta menjawab lebay. Bibirnya sengaja dia majukan beberapa senti, berlagak sok imut.

"Terus gue harus ngapain?. Salto biar lo seneng?"

Melihat Vano masih tidur terlentang dengan mata terpejam membuat Okta kesel sendiri. Perempuan itu naik dan duduk di atas perut Vano, membuat posisi mereka jadi sangat intim. Cowok itu sontak melek lebar-lebar.

"Wehh, lo gila?!. Turun woyy, badan lo berat tau gak!" Vano melotot kaget. Gabut sih gabut Ta, tapi jangan bikin orang senam jantung juga.

"Gue gabut Van" seaakan tidak mengindahkan omongan suaminya, Okta malah tengkurap diatas badan Vano yang membuat cowok itu harus nahan semriwing sendirian.

"Dimana-mana orang gabut tuh nyari kegiatan yang berfaedah, bukannya tengkurep di badan lakiknya yang lagi tidur. Sesek Ta, sumpah dah. Kasian juga anak gue kepenyet tuh kalo lo ajak tengkurep mulu"

Mau gak mau Okta jadi bangkit dari posisi tengkurapnya, tapi tetap duduk di perut Vano. Perempuan itu tersenyum miring, membuat Vano memasang muka was-was. Takut kalo akal bulusnya Okta kumat lagi.

"Napa lu senyum-senyum, sawan?"

"Gue duduk kek gini, punya lo turn on gak Van?" perempuan itu menggoda sembari menaikturunkan alisnya. Vano sontak menelan ludah kasar. Memang benar kata Rina, otak Okta memang kadang-kadang suka miring.

"Anjirrr, kalo si Bible bangun entar lo yang kewalahan" dia menyahut santai.

"Oh jadi namanya Bible" Okta mengangguk-angguk kecil. "Lucu deh namanya" dia menambahkan.

"Kenapa, lo mau liat?" giliran Vano yang menggoda. Okta sontak girik-girik ngeri.

"Ngga deh, lain kali aja"

...****************...

Perempuan dengan rambut sepunggung itu berjalan cepat keluar kamar. Padahal dia tadi niatnya cuma menggoda Vano, tapi cowok itu malah dengan santainya mau buka celana di depan dia. Buru-buru Okta keluar, sebelum matanya terkontaminasi virus merusak iman.

Dia kembali mendengus, rasa bosan kembali menghampiri. Saat perempuan itu berjalan di area ruang tengah, gonggongan Milo terdengar. Dan benar saja, tak lama anjing dengan bulu cokelat gelap itu berlari kecil menghampirinya. Okta terkekeh. Dia lupa kalo dia punya mainan.

Perempuan itu lalu mengangkat Milo ke dalam gendongannya. Anak balitanya itu mungkin kangen sama ibu angkatnya.

"Holla Milooo" Okta membawa Milo duduk di sofa. Membiarkan anjing itu berlarian dan melompat dari sofa satu ke sofa yang lain.

"Mil tau gak, Mami bosen tau gak ada mainan"Okta mengeluh sembari menopang dagunya menatap Milo, agak gila memang. Tapi gapapa lah, toh Milo udah biasa liat kegilaannya.

Melihat bulu Milo yang awut-awutan, dia jadi punya ide cemerlang biar gak bosen. "Lo mau kan jadi mainan Mami?"

Milo menatapnya dengan sorot mata was-was. Dia yang tadinya aktif tiba-tiba langsung duduk tegang setelah mendengar akan dijadikan mainan.

Panik gak?.

Ya panik lah masak enggak.

"Bentar ya, tunggu disini. Mami mau ambil peralatannya dulu!!"

Melihat Okta berjalan dengan semangat ke dalam kamar, Milo cuma bisa pasrah. Anjing itu memerosotkan kepalanya ke sofa, panik. Menebak-nebak akan disulap menjadi apa oleh emak angkatnya. Tapi dia ikhlas, asal emaknya seneng, Itung-itung untuk balas budi karena sudah dirawat selama dua tahun ini.

Selang beberapa menit Okta kembali sembari membawa catokan dan pita warna pink. Telinga Milo sontak naik, jangan-jangan emaknya lupa kalo dia lakik.

"Yeyyy, kita main salon-salonan yaa. Kan rambut lo kribo, mami mau catokin biar lurus kayak masa depan mami"

Dan saat itu harkat dan martabat Milo sebagai anjing runtuh seketika saat catokan Okta mengenai bulunya.

"Ngapain lo?" suara Vano menyapa mereka saat cowok itu selesai mandi dan langsung keluar kamar karena lapar. Baru keluar tapi sudah disuguhi pemandangan tidak lazim.

"Lagi nyatokin rambutnya Milo, biar lurus kayak rambutnya Olivia Rodrigo"

Vano rasanya mau tepuk jidat, salah memang dia menikahi perempuan rada gesrek macam Okta. Anjing aja dicatokin. Jangan-jangan besok dia mau buka tempat fitnes khusus sapi karena gabut.

Melihat Vano datang, Milo sontak menatapnya dengan tatapan mengiba. Berharap bapak angkatnya itu bisa menolongnya dari siksaan Okta.

"Yang sabar ya, Mil" Vano mengelus bulu Milo yang sudah lurus karena dicatok dan langsung mendapat pukulan dari Okta.

"Ihh jangan diacak-acak!!" perempuan itu mendesis. "Berantakan kan jadinya"

Vano makin gak habis pikir. Mungkin waktu hamil dulu, Bundanya Okta ngidam es teh anget.

Memilih untuk tidak menanggapi, dia berjalan kearah dapur untuk mengambil makan. Memilih lauk yang sudah disiapkan oleh pembantu di rumahnya.

"Lagi ngapain?" Okta menyusul setelah selesai mendadani Milo menjadi waria. Vano menoleh, kemudian tersenyum sekilas.

"Mau makan, tapi gak ada kopi" sahutnya. Dia memang pencinta kopi garis keras. Tidak peduli dimana pun dia berkunjung, yang dia cari tetap kopi.

"Mau dibikinin?" Okta menawari sembari membuka kulkas untuk mencari buah mangga yang dia mau.

"Gak ngerepotin?" Vano balik bertanya.

"Ya enggak lah, kopi doang mah gampang. Tapi tolong kupasin mangganya Ya?" perempuan itu menyengir sembari menyerahkan sebuah mangga yang sudah matang kearah Vano. Vano menghela nafas kemudian menerima buah mangga dari Okta.

"Gulanya dikit aja" dia berpesan saat perempuan itu sudah mulai meracik kopi di dalam cangkir.

"Siap Pak Bos!"

Vano mengupaskan mangga yang baru dibeli pembantunya kemarin. Tidak lupa mencucikan dan memotongkannya sekalian. Dia potong berbentuk persegi supaya Okta gampang memakannya, lalu meletakkan mangga itu di sebuah mangkuk.

"Nihh, kopi spesial buat suami" Okta tersenyum lebar sembari meletakkan secangkir kopi di atas meja makan.

"Geli gue denger lo ngomong gitu" Vano bergidik ngeri. Okta kontan menyurutkan senyumannya. Emang ya, ni lakik satu gak bisa diajak romantis.

"Ihh lo kalo di drama bisa sweet banget giliran di dunia nyata kelakuannya amit-amit. Gue jamin deh kalo fans lo yang lain tau sifat asli lo kek gini pasti mereka gak jadi ngefans" perempuan itu mencerocos panjang-lebar. Sedangkan Vano cuma mengangguk takzim sambil diam-diam mencuri mangga Okta yang sudah dia potong.

"Mangga gue kok lo makan, gak boleh. Lepehin gak!!" Okta melotot.

"Bagi-bagi napa sih, lagian kan itu belinya juga pake duit gue!!" jawab Vano jengkel. Okta cemberut, merebut paksa mangkuk mangga dari hadapan Vano.

"Punya gue" kekehnya dengan bibir mencebik, Vano jadi gemes sendiri.

"Iya, iya itu mangga lo. Makan aja sono sama mangkuknya sekalian. Gue mau makan nasi aja"

Cowok itu beralih memakan nasinya yang sempat dia anggurin karena nunggu kopi. Dijam segini perut emang udah laper-lapernya, apalagi semalam dia gak sempat makan malam.

"Perasaan dari tadi pagi lo di samping gue terus, gak keliatan makan. Gapapa langsung makan buah gitu?" Vano bertanya setelah menyadari kalo Okta memang tidak meninggalkan kamar sejak tadi pagi dan bisa dipastikan kalo perempuan itu belum makan sama sekali.

Okta menggeleng, "Gak bisa makan, nanti malah eneg terus muntah. Bisanya cuma makan buah sama susu hamil doang"

"Kok lo gak ngomong sama gue?!" tukas Vano dengan kesal.

"Gimana mau ngomong, lo nya sibuk terus" perempuan itu memang sangat jago membuat Vano merasa bersalah hanya dengan gerakan sedih di wajahnya. Cowok itu menghela nafas, kenapa dia jadi gampang berempati ke perempuan sih.

"Tapi kan lo harusnya makan Ta, buah sama susu doang gak cukup. Makan sama gue aja nih, mau?"

Okta melirik sesendok soto ayam yang disuapkan Vano kepadanya. Kelihatannya enak, tapi dia takut muntah lagi.

"Mau" dia menerima suapan itu, lalu menelannya perlahan. Menunggu reaksi beberapa saat, ternyata tidak muntah. Aneh.

"Makan yang banyak, habis ini gue bikinin susu" Vano kembali menyuapkan nasi. Okta makan dengan lahap. Sekarang moodnya naik drastis, sudah lama dia gak makan dengan tenang.

"Kok lo jadi baik gini, terharu drh gue" kumat lebaynya. Sok-sokan ngelap mata padahal gak air mata sama sekali.

Vano cuma tersenyum simpul. Satu piring habis. Ini sih namanya Okta yang makan, bukan dia. Tapi yaudahlah, asal gak ada drama apapun lagi Vano ikhlas.

Sekarang tugasnya membuatkan susu untuk bumil yang lagi males gerak. Dia kembali sembari membawa segelas susu rasa vanilla di tangannya.

"Kayaknya anak lo maunya sama lo doang deh Van. Masak kalo makan disuapin lo gak muntah, giliran pas gue makan sendiri pasti langsung keluar lagi" Okta berceletuk saat Vano sudah duduk di tempat. Cowok itu terkekeh.

"Mungkin si baby pengen dimanja sama gue" Vano mengelus perut Okta, membuat perempuan itu sedikit terkesiap.

"Kok baper ya..."

...****************...

Milo yang terdzolimi

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!