Hai Nama ku Azkia Andita besasal dari kampung datang ke kota untuk merubah nasib ku dan keluarga ku, Simak yuk kisah ku.
Kia.... teriak tuan muda anak majikan ku di dalam kamar nya karena aq bekerja di rumah keluarga Darren Anderson menjadi maid pribadi tuan muda di keluarga Anderson, aq menghampiri tuan muda dengan berlari secepat mungkin.
Iya tuan saya di sini, Kia masih mengatur nafasnya kala sampai di hadapan tuan muda Adrian Anderson.
Ck.. lama sekali kamu, carikan dasi yang lain, yang ini aku gak suka, sambil di lempar nya dasi itu ke arah Azkia.
"Baik tuan" Azkia pun mencari dasi lain yang cocok buat tuannya.
➖
➖
Adrian yang gelisah di ruangan tempat dia menunggu acara yg akan di selenggarakan dalam beberapa jam mendatang.
Bian apa kau sudah menemukan Siska?
Belum tuan anak buah ku sedang berpencar mencari Nona Siska.
*****
Nah loh apa yang terjadi 🤭
Yuk simak kelanjutan ceritanya 😅
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan siang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
💝.....
💝.....
💝.....
Setelah sarapan Adrian dan Bian pun bergegas berangkat ke kantor untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
Sesampainya di kantor Bian memberikan semua dokumen karyawan yang terlibat pengkhianatan, yang telah membocorkan rahasia perusahaan, dan benar saja hanya karena kepepet keuangan tanpa berpikir panjang Pak Damar tega mengkhianati perusahaan yang telah membangun karirnya dari nol.
Adrian pun langsung melaporkan urusan ini sepenuhnya ke kantor polisi, tadinya dia mau berbaik hati, tidak akan melaporkan kasus ini ke polisi, tapi Adrian urungkan itu.
Setelah masalahnya selesai, Adrian berkerja seperti biasa tanpa ada beban lagi.
Hari-hari berlalu dengan cepat, Papah dan Mamah Adrian hari ini akan pulang dengan penerbangan jadwal pagi.
"Halo Yan! Papah dan Mamah hari ini pulang dengan penerbangan jam 8 pagi, kamu bisa jemput kan?"
"Halo Pah, ah akhirnya kalian pulang juga, oke nanti Iyan yang jemput!"
"Terimakasih Nak, setelah Kita sampai kamu hars menepati janji mu, yang akan perkenalkan calon mantu Papah dan Mamah!"
"Oke siap Pah, nanti Iyan telpon siska."
"Oke, udah dulu ya, pesawat udah mau take off. "
"Iya Pah, Hati-hati ya. "
Setelah satu minggu lamanya di Lombok, Tuan Darren dan Nyonya Andini akhirnya pulang, ke kediamannya.
Saat ini mereka sedang di Bandara Udara Internasional Lombok, karena Jat Pribadi sedang dalam perbaikan terpaksa mereka naik pesawat umum dengan tiket VIP, setelah setengah jam menunggu waktu masuk pesawat akhirnya jadwal yang sudah di tentukan pun sudah waktunya.
Mereka pun masuk dalam pesawat setelah mendengar pengumuman yang menunjukkan pesawat yang akan mereka tumpangi.
2 jam lamanya penerbangan akhirnya mereka pun mendarat di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.
"Mah.. Pah.. " Adrian melambaikan tangannya untuk memudahkan mereka bertemu, Adrian tak sendiri dia selalu paket lengkap bersama Bian.
"Yan.. " Mamah Papah pun sama-sama melambangkan tangan begitu dekat, mereka pun berpelukan bergantian.
"Gimana kabarmu Yan?" tanya Papah Darren.
"Baik Pah, Papah gimana?"
"Mamah gak di tanya nih?" Mamah pun protes pada Adrian dengan air muka yang di tekuk.
"Utu.. utu.. Mamahku sayang cemberut, sini Iyan peluk, Mamah apa kabar? gimana liburan nya? udah puas belum hmm.. !"
"Ish.. kamu Yan, emang Mamah anak kecil apa!, lagian kamu kenapa yang di peluk duluan Papah kamu sih kenapa gak Mamah! huh, " Mamah Andini masih merajuk hanya karena suaminya yang duluan di sambut dan di peluk Adrian.
"Udah dong Mah jangan ke anak kecil, udah yuk kita pulang, nanti aja merajuk nya di rumah." sahut Papah Darren sambil membujuk istrinya.
"Iya Mah malu di sini banyak yang liatin, yuk sini sama Iyan, "
"Iya udah yuk," sambil memeluk lengan putra kesayangannya.
Akhirnya Mamah pun tak merajuk lagi, dan Papah Adrian yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
Sedangkan Bian yang sedari tadi melihat tingkah keluarga bahagia itu senyum-senyum sendiri.
Perjalanan dari Bandara ke Mansion Anderson memakan waktu 1 jam 20 menit.
Tepat jam 11.45 mereka sampai di Mansion Anderson, dan di sambut hangat oleh para pelayan di Mansion.
"Selamat siang Tuan dan Nyonya, selamat datang kembali" sambutan para pelayan.
"Siang Bi Inah dan semua, Bibi berlebihan sambutannya. "
"Tidak Nyonya Tuan, ini sambutan biasa. "
"Ya sudah Bi, apa makan siang sudah siap? saya sudah lapar nih!"
"Sudah Tuan, apa Tuan dan Nyonya mau langsung makan siang?"
"Iya Bi, tapi kita ke kamar dulu ganti baju, sekalian bersih-bersih. "
"Baik Tuan Nyonya, kalau gitu saya siap kan dulu, permisi,"
Mereka pun bubar dari pintu utama, 2 pelayan membawa koper Tuan dan Nyonya, yang lain kembali ke kerjaan masing-masing, Bi Inah dan Kia kembali ke dapur dan menyiapkan makan siang, sedangkan Adrian dan Bian menunggu di ruang santai.
Tak butuh waktu lama Tuan dan Nyonya pun keluar kamar dan menghampiri anak semata wayang nya dengan asisten sekaligus sahabatnya.
"Iyan.. Bian.. ayo kita makan siang dulu sebelum kalian kembali ke kantor!" ajakan Mamah Andini.
"Ah.. Mamah udah lagi ganti bajunya? iya Mah ayo!" Adrian pun berdiri dan mengikuti Mamah dan Papahnya di belakang, tak lupa Bian pun ikut mengekor.
Di ruang makan sudah tersedia berbagai makanan yang sebelumnya sudah di pesan kan.
"Wah.. baru lihat tampilan dan mencium aroma nya saja ini perut udah memberontak ingin cepat di isi."
"Iya Pah bikin laper nih sampai gak bisa nahan, ayo kita langsung serbu aja, Mamah udah kangen masakan Kia nih, seminggu tak bertemu makanan rumah terasa 1 abad gak makan." sahut Mamah Andini.
"Dih.. Mamah lebay banget, setelah pulang liburan tingkah Mamah ada yang aneh!" sahut Adrian.
"Ha.. ha.. ha.. Mamah mu sekarang itu manja Yan, maunya di perhatikan selalu loh, di sana saja gak mau lepas dari Papah!" tawa Papah Darren sambil menggoda Istrinya.
"Ish kalian ya, sudah-sudah kata makan saja, jangan banyak bicara."
Akhirnya mereka pun makan dengan suasana hening dengan fokus menikmati makan siang masing-masing.
Setelah selesai makan siang mereka pun pindah ke ruang santai, dengan biasa Azkia selalu menyajikan teh dan cemilan setiap keluarga Anderson berkumpul di ruang santai.
"Permisi Tuan Nyonya, teh dan cemilan nya."
"Iya Kia taruh saja di meja, terimakasih ya, "
"Sama-sama Tuan Nyonya, kalau gitu saya permisi. "
Hanya anggukan atas jawaban dari Nyonya Andini, Adrian dan Bian masih bergabung di ruang santai, karena permintaan Nyonya Andini.
"Mah.. Pah.. Iyan kembali ke kantor dulu ya, soalnya jam 2 ada Meeting bersama Tuan Hendra."
"Yaah.. ya udah deh, kamu boleh pergi Yan, padahal Mamah masih kangen sama kamu loh!"
"Kan nanti Iyan juga pulang Mah, Iyan janji langsung pulang setelah selesai jam kerja. "
"Janji ya Yan, ya udah kalau gitu Mamah tunggu kamu pulang. "
"Iya Mah, kalau gitu Iyan ke kantor lagi ya, Pah!"
"Iya hati-hati ya Bian bawa mobil nya, jangan ngebut. "
"Siap Tante Om, kalau gitu Bian juga pamit. "
"Iya Hati-hati."
Adrian dan Bian pun kembali ke kantor, untung sekarang Adrian sudah punya sekertaris baru, jadi kerjaan Bian tidak terlalu banyak, untuk urusan tentang meeting sekarang Nadia yang mengurusnya sang sekertaris.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...