NovelToon NovelToon
Cinta Yang Sederhana

Cinta Yang Sederhana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.

Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.

Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Meski berat menerima, tetapi Aditya merasa jika anak yang dikandung Claudia adalah tanggung jawabnya.

Sebesar apapun hatinya ingin menolaknya, tetapi ia tidak akan bisa mengingkari bahwa anak itu memang terbukti darah dagingnya sendiri.

Duduk berhadapan, ujung siku-sikunya ia posisikan di atas lututnya, agak condong sambil menatap perut besar wanita di depannya yang dulu pernah sangat ia cinta. Tentu, sebelum hadir sosok Nadia di hidupnya.

“Sudah berapa bulan?”

 “Ini ke 7,” jawab wanita itu.

Claudia tetaplah Claudia yang anggun, dan rupawan. Meski kini dia berubah menjadi wanita yang agak gemuk karena sedang mengandung, pipi yang tembem, pinggul yang lebar, dan kaki yang besar, tetapi yang cantik akan selalu terlihat cantik apapun wujudnya.

Meski begitu, bagi Aditya wanita itu tidak lebih daripada bagian masa lalu yang tidak akan menjadi masa depan sejak dia memutuskan hubungan dengan alasan menikah dengan pria lain.

Namun, sekarang dia kembali datang dengan alasan ada anak yang tidak berdosa yang hadir setelah perpisahan mereka.

Sudah masuk trimester tiga, itu berati janin itu akan segera lahir ke dunia.

Harusnya Aditya sedang berbangga karena tidak lama lagi dia akan menjadi seorang ayah, tetapi yang pria itu inginkan jika bayi itu harusnya lahir dari rahim Nadia, bukan wanita yang lainnya.

Mereka kini tinggal di apartemen yang dulu ditempati Aditya dan Nadia.  Sebab Claudia meminta tempat tinggal, maka Aditya memberikan tempat itu padanya.

Aditya tidak sering datang, hanya sesekali, mengikuti perasaan hati sebagai seorang manusia menengok calon anaknya. Tidak sering, paling tidak seminggu sekali.

“Sudah makan?” tanya Aditya.

Claudia menggeleng.

“Makanlah, apa tidak ada bahan makanan?”

“Ada, tapi aku tidak bisa memasak.”

“Mau makan di luar, boleh?” sambungnya.

“Makan apa? Pesan saja, nanti diantar ojol,” saran Aditya.

“Aku bosan di dalam sini, ingin keluar cari udara segar sambil makan,” kata Claudia.

Dia mungkin masih berpikir bisa seperti dulu lagi yang manja dan bisa meminta apa saja kepada Aditya saat menjadi kekasihnya, memang sifatnya yang kadang manja dan feminim tetapi pintar dan mandiri, itulah yang Aditya suka dari seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya selama belasan tahun lamanya.

Aditya mengantarkannya pergi ke restauran yang dulu biasa mereka datangi kalau sedang terdesak lapar tanpa perlu reservasi. Restauran paling fancy dan bagus di antara restauran terdekat apartemennya.

Di sini ia teringat, saat itu Nadia mengatakan jika tempat ini tidak worth it untuknya. Terlalu mahal dan tidak direkomendasikan.

Entah mengapa, setelah mendengar penilaian Nadia, dia menjadi kurang suka makan di tempat itu.

“Dulu kita sering ke sini, cheese burn cake-nya paling kita suka!”

Namun, kini semua itu terdengar biasa saja.

“Kamu mau makan apa, Adit?”

“Tidak.”

“Masa aku makan sendirian?” Claudia memanyunkan bibirnya.

Aditya hanya mengangkat bahu, tidak ada pilihan sebab dia tidak berminat makan. Aditya hanya menemani sampai Claudia menghabiskan semua makanannya.

Claudia pikir, Aditya akan seperti dulu yang suka memegang tangannya saat mereka sedang makan bersama. Kali ini dia lebih banyak menunduk dan tidak menatapnya sama sekali. Dia sibuk dengan ponselnya.

“Assalamualaikum, Sayang. Kamu lagi ngapain? Sudah pulang kerja?”

“Sudah makan, Nad?”

“Lagi ngapain, Nad?”

“Lagi sibuk?”

Dari beberapa pesan teks yang akan dia kirimkan ke satu orang, tetapi tidak ada yang dikirimkan, selesai mengetik, lantas ia menghapusnya kembali.

Aditya lupa sedang memberikan waktu pada Nadia untuk berpikir, akankah wanita itu mau kembali menjalani pernikahan dengannya atau tidak.

“Dit,” panggil Claudia.

“Hm?” Aditya agak tersentak dari lamunannya kala ia memikirkan sedang apa Nadia, mengapa sama sekali tidak menghubunginya.

“Adit, cobain ini, deh. Menu baru, kamu pasti suka! Coba aaa,”  kata Claudia yang ingin menyuapkan makanan kepada Aditya. Namun, alih-alih menurut, tetapi fokus Aditya malah keluar jendela sambil menyebut satu nama, lalu berlari keluar restauran.

“Nadia?!”

.

.

“Kamu tahu kan, bahwa staf baru gak boleh izin dulu?”

Erwin mendengus di kursinya. Perihal Nadia kemarin yang meminta izin tanpa memberikan alasan yang jelas, hanya bilang ada urusan mendesak. Tentu, bagi Erwin si kepala redaksi tidak bisa menerima alasan itu mentah-mentah.

“Maaf Bang,” ucap Nadia di ruang atasannya. Dia yang dengan sangat terpaksa harus tidak masuk bekerja kemarin, berujung mendapat teguran dari Erwin.

Nadia menuduk di tempat duduknya.

“Alasannya apa? Gak mungkin sakit perut, kan, Nad?”

Nadia menggeleng. Dia bingung akan mengatakan apa pada Erwin jika yang terjadi sebenarnya adalah karena dia harus mengurus suami yang jatuh di kamar mandi.

“Ada kecelakaan kecil, Bang .... Maksudku, kejadiannya tanpa terduga."

"Kejadian apa?" tanya Erwin ingin yang detail.

"Itu ... terpeleset di kamar mandi.”

Erwin mengernyit, tangannya bertautan di atas meja menyangga dagunya.

“Siapa? Kamu? Memangnya ada memar serius?”

“Bukan ... bukan saya, tapi suami saya.”

Erwin menghela napas sejenak, ia memperhatikan Nadia sambil diam sesaat. Tidak ditemukan nada bicara yang mengandung kebohongan di sana.

“Lain kali jangan begini, Nad. Kasih alasan yang jelas. Profesional dalam bekerja itu penting, paham?”

Nadia mengangguk. Untung saja dia tidak sampai mendapatkan surat teguran yang dibayangkan. Namun, dia tetap merasa bersalah sebab disangka tak profesional, apalagi tiba-tiba izin di pagi hari tanpa alasan yang jelas, ia mengakui keteledorannya sebagai karyawan baru.

“Jadi, Fir?” Anna bertanya pada rekan kerja seruangannya.

“Jadilah, ntar sore, ya.”

“Noh si Nadia anak baru itu diajak gak?”

“Ajaklah, bocil jangan dibikin nangis. Ajak, deh. Nad, eh lo sore jangan langsung pulang ya, gue mau ada party.”

“Party apa, Kak?” Nadia yang sedang bekerja, dia berhenti mengetik, Nadia menyembulkan kepalanya lebih tinggi melewati tumpukan berkas pekerjaan hanya untuk menjawab Firda yang mengajaknya berbicara.

“Birthday gue, awas kalau lo pulang dulu, Nad!”

Acara birthday party Firda telah usai, ia menyewa satu ruangan di dalam restauran andalan yang biasa digunakan karyawan kantor berita CBB karena lokasinya yang cukup dekat.

Tin tin...

"Nadia, kita pulang dulu, ya. Lo balik sama siapa?"

"Jalan aja Kak Anna, deket kok gak sampai 10 menit."

"Serius? Mau gue anterin dulu gak lo?"

Nadia langsung melambai. "Gak, gak. Gak usah, lawan arah dong, ini kan one way. Tenang saja, Kak. Aman."

"Okey, kabarin ya. Bye, Nad."

Anna, Firda dan rekan-rekan lainnya pulang lebih dulu dengan kendaraan mereka masing-masing. Tinggal Nadia seorang diri yang akan pulang berjalan kaki, berhubung indekosnya tidak terlalu jauh dari lokasi berdirinya, dia ingin menikmati malam itu sebentar sebelum pulang.

Dia berdiri di tepian jalan. Mengecek ponselnya, melihat apakah ada pesan dari seseorang atau tidak. Sejujurnya dia menunggu ada satu pesan dari seseorang yang mulai dia rindukan kecerewetannya.

Nadia mengeklik satu profil kontak WhatApp, halaman profil yang sepi dan last seen yang terlihat aktif alias sedang online.

Meong... meong...

Seekor makhluk kecil berbaring di kakinya, menjilati sepatu Nadia.

"Eh, empus?" kata Nadia sambil berjongkok.

Anak kucing berwarna putih bersih tanpa tanda pengenal di lehernya, ini berarti kucing liar.

Namun, dia terlihat sangat polos dan bersih. Tidak tega jika Nadia mengusirnya menjauh, maka dia angkat anak kucing bermata biru itu.

"Dimana ibumu, hem?" tanya Nadia sambil mengusap kepala kucing itu.

"Mew, meong..." suaranya terdengar memelas.

"Kau tersesat? Baiklah, mungkin ibumu sedang mencarimu. Pulanglah," kata Nadia menurunkan kembali anak kucing itu. Namun, begitu ia menggeser langkah, anak kucing itu mengikutinya dan kembali berbaring menempel pada sepatu Nadia.

Nadia mengangkat anak kucing itu di depan wajahnya, mengusap kepalanya. "Benarkah kau tidak ada yang memiliki? Apa kau ingin menjadikanku babumu, Mpus? Hihi," tanya Nadia sambil tertawa.

"Baiklah Yang Mulia kalau kamu mengangkatku jadi maid untukmu. Mari kita ke rumah gubuk maid-mu ini," ajak Nadia membawa kucing itu pergi dari halaman restauran itu.

Lantas, hal yang tidak terduga terjadi ketika Nadia berbalik badan sambil membawa anak kucing itu di gendongan, ia berpapasan wajah dengan pria yang baru saja dia lihat fotonya di profil Whatsapp.

Nadia melotot, dia tidak sedang salah melihat. Pria itu sedang bersuap-suapan dengan wanita yang tengah hamil di depannya.

Nadia lekas berbalik badan, menghindar dan berjalan cepat ketika dia lihat Aditya beranjak dari kursinya.

"Nadia?!" teriak Aditya begitu keluar dari dalam restauran hanya beberapa detik setelah mereka bertatapan.

"Nadia? Aku tadi melihatnya. Nadia? Kamu di sini?" tanya pria itu berputar di depan halaman restauran.

Dia menelepon nomor Nadia, sayangnya Nadia lebih dulu mengaktifkan mode pesawat di ponselnya. Sesungguhnya dia masih di sana, bersembunyi di balik salah satu mobil pelanggan restauran.

1
Niar Zahniar
novel selalu rumit thor
darsih
Nadia ayok suami nya nyusul ke kampung
Ayu
di tunggu up nya lagi yaa

semangat /Determined/
hello shandi: Makasih, Kak Ayu🥰
total 1 replies
darsih
aditilya ada2 aja takut SM kecoa
hello shandi: Hehehe....
total 1 replies
darsih
kasihan Aditya nada
darsih
Aditya kasihan bngt
hello shandi: Hehehe. Kata Nadia : rasain deh
total 1 replies
Ayu
kalau berhenti setidaknya bikin ending yang melegakan hati yah Thor /Ok/
ayuk Up lagiih hehee
Ayu
bagus kok , terusin up nya saya tunggu
hello shandi: makasih kak😊
total 1 replies
darsih
Claudia pinter bngt kmaren aja ninggalin Adit
darsih
pasti Claudia yg dteng tuh
darsih
s Bisma eror suami istri pelukan malah ngajaknribuk SM Aditia
darsih
aduh JD penasaran siapa ya
darsih
GC juga Aditia d sofa pun jadi
hello shandi: wkwkwk 😅😅
total 1 replies
Niar Zahniar
ampun deh si aditia, , dlu elham irit bicara imi aditia ngoceh aja kerja nya
hello shandi: iya kebalikannya nih
total 1 replies
darsih
wkwkwkwwkwk
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran
Indah Lestari
jgn2 kamu bkn is3 k2 Nad...bs jadi is3 k10 atw 20....
darsih
Aditya ternyata playboy Nadia baru tau kelakuan Aditya
darsih
Nadia. masih perawan Adit JD kudu sabar
darsih
modus s Aditia 😀😀
Agnes Gulo
semangat kk utk UP, nih cerita gak kalah seru dr kisah elham dan dita 😍
hello shandi: Hehehe, okey👍🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!