NovelToon NovelToon
Ciuman Sang Mafia

Ciuman Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bakwanmanis#23

Nayla Arensia hanyalah gadis biasa di kota Valmora hingga suatu malam, dua pria berpakaian hitam datang mengetuk pintunya. Mereka bukan polisi, bukan tamu. Mereka adalah utusan Adrian Valente, bos mafia paling kejam di kota itu.

Ayah Nayla kabur membawa hutang seratus ribu euro. Sebagai gantinya, Nayla harus tinggal di rumah sang mafia... sebagai jaminan.

Namun Adrian bukan pria biasa. Tatapannya dingin, kata-katanya tajam, dan masa lalunya gelap. Tapi jauh di balik dinginnya, tersembunyi luka yang belum sembuh dan Nayla perlahan menjadi kunci untuk membuka sisi manusiawinya.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari ancaman dan rasa takut?
Atau justru Nayla akan hancur sebelum sempat menyentuh hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bakwanmanis#23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Di Antara Peluru dan Pelukan

Pagi itu, matahari enggan menampakkan sinarnya sepenuhnya. Langit kelabu, mendung menggantung seolah tahu bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Adrian berdiri di balkon lantai dua rumahnya, menatap jauh ke arah horizon, menggenggam ponselnya erat.

“Semuanya sudah siap. Mereka akan bergerak malam ini,” ucap Leon dari seberang telepon.

Adrian menutup mata sejenak, menahan napas. “Pastikan Nayla tetap aman. Gandakan jumlah penjaga di perimeter dalam, dan jangan beri tahu dia apa pun. Aku akan hadapi ini sendiri.”

“Tapi...”

“Aku tidak akan mengulanginya.”

Leon menghela napas. “Baik, Boss.”

Klik. Sambungan terputus. Adrian menyelipkan ponsel ke saku dan masuk ke dalam kamar, hanya untuk mendapati Nayla sedang duduk di ranjang dengan tatapan curiga.

“Kau mau pergi lagi?” tanyanya tanpa basa-basi.

Adrian terdiam. Ia tahu, tak bisa terus menyembunyikan segalanya dari Nayla. Wanita itu terlalu cerdas dan terlalu peka untuk dibohongi. Tapi dia juga terlalu berharga untuk dilibatkan.

“Ini hanya pertemuan biasa. Tak berbahaya,” jawabnya datar.

Nayla berdiri, mendekat. “Adrian, aku sudah tahu. Dmitri akan menyerang malam ini, kan? Aku dengar dari percakapan penjagamu.”

Wajah Adrian mengeras. “Aku akan atasi ini. Tanpa melibatkanmu.”

Nayla menggeleng pelan, matanya berkaca-kaca. “Kau bilang aku bukan boneka. Tapi kau terus memperlakukanku seperti barang yang perlu disembunyikan. Aku ingin bersamamu, dalam suka dan duka. Bahkan jika duka itu penuh peluru.”

Adrian tak menjawab. Ia hanya menarik Nayla ke dalam pelukannya dan mencium ubun-ubunnya.

“Kau tidak tahu apa yang akan terjadi malam ini, Nayla. Ini bukan perang biasa. Dmitri tidak hanya ingin merebut kekuasaan. Dia ingin aku hancur. Dan kau adalah titik terlemahku.”

“Kalau begitu, jangan biarkan aku jadi kelemahanmu. Jadikan aku kekuatanmu, Adrian.”

_______

Malam itu, langit seperti terbakar. Di gudang kosong pinggiran kota, suara mesin dan langkah kaki bersenjata mulai menggema. Adrian berdiri di tengah anak buahnya, mengenakan pakaian serba hitam dan rompi anti peluru. Di tangannya, pistol perak mengkilap senjata warisan ayahnya, simbol kekuasaan.

“Kita tidak di sini untuk mati,” ucap Adrian tegas. “Kita di sini untuk memastikan tidak ada yang berani mengusik keluarga kita lagi.”

Leon mengangguk. “Semua siap, Boss.”

Sementara itu, di tempat aman yang sudah disiapkan, Nayla duduk gelisah di antara para penjaga. Tapi hatinya menolak diam. Ia tahu, hanya menunggu bukan caranya. Cinta membuat seseorang takut kehilangan, tapi juga membuat seseorang lebih berani dari biasanya.

Dengan langkah pasti, Nayla mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang yang ia tahu bisa menembus lapisan penjagaan Adrian Reina, sepupu Adrian yang dulu pernah menjadi bagian dari kelompok, namun memilih pensiun.

“Aku tahu ini gila,” ucap Nayla cepat, “Tapi aku ingin ada di sana. Aku tak bisa hanya menunggu dalam diam.”

________

Ledakan pertama terjadi pukul 23.17. Gudang bergetar. Tembakan mulai terdengar. Perang telah dimulai.

Adrian menembak dengan akurat, seperti biasa. Tapi hatinya tak tenang. Setiap peluru yang melesat membawa bayang-bayang Nayla di benaknya. Dan ketika ia mendengar suara jeritan wanita dari arah pintu belakang ia membeku.

“NAYLA?!”

Tubuhnya bergerak sebelum otaknya sempat berpikir. Ia berlari menembus hujan peluru, menendang pintu belakang gudang dan menemukan Nayla terjatuh, wajahnya terluka ringan, Reina memegangi bahunya.

“Bodoh!” teriak Adrian sambil mengangkat tubuh Nayla. “Kenapa kau ke sini?!”

“Aku tidak bisa hanya menunggu saat kau mempertaruhkan nyawamu!” Nayla menangis.

Peluru melesat, mengenai lengan Adrian. Ia meringis, tapi tetap berdiri tegak.

Leon dan anak buah lainnya tiba, menutup mundur mereka. Reina membantu Nayla berdiri, dan mereka segera dievakuasi keluar melalui jalur bawah tanah yang sudah disiapkan untuk keadaan darurat.

Adrian menoleh ke belakang sekali lagi. Dmitri masih hidup. Tapi malam ini bukan soal menang atau kalah malam ini soal menyelamatkan satu-satunya orang yang membuatnya hidup.

_______

Beberapa jam kemudian, di ruang perawatan rahasia rumah Adrian, luka di lengan Adrian dijahit oleh dokter pribadi. Nayla duduk di sisi ranjangnya, memegang tangan pria itu erat.

“Kalau kau mati malam ini, aku akan menyusulmu,” bisik Nayla.

Adrian menggeleng lemah. “Jangan. Kau harus hidup... bahkan jika aku tak bisa.”

Nayla menunduk. Air matanya jatuh satu per satu.

Adrian mengangkat tangannya yang masih bebas, dan menyentuh pipi Nayla. “Tapi aku belum mati. Jadi... izinkan aku melamarmu dengan cara yang seharusnya.”

Nayla menatapnya, terkejut.

Adrian tersenyum lemah. “Menikahlah denganku. Sebelum dunia ini membuatku kehilanganmu.”

Nayla hanya menjawab dengan anggukan, diselingi tangis dan tawa yang tumpang tindih.

Di tengah peperangan dan darah, cinta mereka menemukan tempat untuk tumbuh. Tak sempurna, tapi nyata.

Dan seperti yang mereka tahu sejak awal dalam dunia mafia, tak ada yang abadi. Tapi untuk mereka, cukup satu hal yang tak tergantikan: satu sama lain.

1
Pa'tam
Sayangnya sudah segitu banyak bab nya tidak di kontrak. Harusnya di bab 20 sudah ajukan kontrak biar dapat bab terbaik dan dapat reward kontrak.
Pa'tam: Iya, aku juga masih perlu banyak belajar dan terus belajar.
Bolang2: siap, jangan lupa dukung novelku uhuy, masih pemula/Facepalm/
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!