bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Pria berjas hitam dengan tubuh tegap meskipun kelihatan sudah berumur tapi tidak mengurangi wajah tampannya ia berjalan mendekati meja Gus Zai yang terlihat duduk menunggu seseorang.
" Maaf saya sedikit terlambat"
" Bukan sedikit tapi anda terlambat 15 menit. bukankah itu sangat fatal dalam dunia bisnis.
Time ia money,saya rasa anda cukup paham"
Berneto tetap tenang berusaha tidak terpancing apapun yang dikatakan Gus zai.ia yakin laki laki yang sedang duduk didepan nya ini hanya sedikit mengetesnya.
" Silahkan duduk " ujar Gus Zai kemudian.
" Terimakasih, seperti yang anda ketahui saya berniat inves dilestoran anda karna saya lihat lestoran anda punya potensi untuk berkembang lebih dari yang Sekarang"
Meski awalnya ragu tapi setelah berneto menjelaskan semuanya mulai dari untung yang didapat oleh kedua pihak tidak ada yang akan dirugikan dari kerjasama ini .
Akhirnya Gus Zai melunak meski dari tadi ia merasa curiga dengan berneto,berneto sangat ahli dalam memainkan perannya sehingga mudah saja baginya membuat Gus Zai menyetujui kerja sama ini.
Berneto tersenyum smirt melihat mangsanya masuk dalam perangkatnya.
" Baiklah saya permisi saya masih banyak urusan"
Mereka sama sama berdiri dan berjabak tangan satu sama lain.
______
Sudah tiga hari ummi fatimah dirumah sakit Risa masih dengan setia menemaninya,ia bahkan dengan telaten merawat ummi fatimah.mulai dari membersihkan tubuh ummi Fatimah.
" Sudahlah Risa biar perawat saja yang membersihkan tubuh ummi"
" Ummi bisa diam ngak sih, jangan salahkan Risa jika air dibaskon ini tumpah ke ummi"
" Hum dasar gadis bar bar"
" Apa ?ummi mengatakan apa barusan?"
" Tidak ummi tidak mengatakan apapun"
Ummi Fatimah pun akhirnya diam dan mulai menikmati setiap sentuhan Risa yang memanjakan tubuhnya.
" Risa boleh ummi menanyakan sesuatu?"
" Ummi mau menanyakan apa?"
" Apa kamu tidak mencintai putraku!?"
Deggggg
Pertanyaan macam apa itu?
" Tidak aku tidak mencintainya"jawabnya dengan penuh penegasan agar ummi Fatimah mempercayainya.
Ummi Fatimah melihat ada ketidakjujuran Dimata Risa.
" Kamu berbohong?"
" Tidak ummi Risa tidak berbohong,lagi pula kan kemarin ummi dengar sendiri apa yang dikatakan Gus Zai,kalau dia akan melanjutkan rencana pernikahannya dengan ning Salwa"
" Bahkan mereka berencana kekairo, jadi untuk apa aku harus melukai diriku dengan mencintai putra ummi"ucapnya berusaha terlihat baik baik saja meski didalam hati berdenyut sakit.
" Ummi harusnya senang kan sebentar lagi wanita sempurna nan Solehah seperti Ning Salwa yang ummi idam idamkan menjadi menantu ummi sebentar lagi akan terwujud"
Ummi menatap Risa dengan tatapan tidak bisa di baca.
" Baiklah tidak apa,jika kamu tidak ingin jujur"
Sejenak hening Risa yang mulanya cerewet menjadi pendiam setelah mendengar pertanyaan ummi tettang perasaannya ke Gus Zai.
" Risa bisa kau ceritakan tentang masa kecilmu" ucap ummi Fatimah seaakan ingin mengulik tentang keluarga Risa,ia masih begitu penasaran tentang latar belakang menantunya itu.
Untuk sejenak tidak ada jawaban dari Risa ia masih sibuk membasuh tubuh ummi Fatimah.
"Kenapa ummi tiba tiba menanyakan tentang keluarga ku"
" Ummi mau tau aja, sedikit tentang kamu"
" Tumben ummi mau tau sesuatu tentang menantu cantikmu ini,oh aku tau ummi mulai ingin tahu ya tentang aku dengan kata lain ummi mulai perhatian kepada aku" ujarnya dengan nada sedikit mengoda.
Ummi Fatimah memutar bola matanya malas mendengar tingkat kepercayaan diri menantunya yang setinggi gunung Himalaya.
" Ya ampun kamu ini terlalu percaya diri"
Sejenak hening
" Waktu kecil hidup ku penuh kekurangan meski begitu orang tuaku sangat menyayangiku.
Hingga suatu hari papa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik hingga aku semakin dimanja apapun yang kuinginkan pasti selalu kudapatkan tapi semuanya berubah saat aku tau kalau ternyata papa......"
Risa mengantung kalimatnya, ummi Fatimah mengernyitkan dahinya.
"Kenapa berhenti aku ingin mendengarkan cerita mu tentang kedua orang tuamu?"
"Sudah selesai" ucapnya sambil mengangkat. Baskom yang berisi air hangat kedalam kamar mandi.
Risa seolah menghindari pertanyaan ummi Fatimah tentang keluarganya.
" Entah mengapa firasatku mengatakan kalau gadis itu menyembunyikan sesuatu."
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa